Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Euro Menguat Menjelang Pertemuan ECB, Namun Dollar AS Melemah

Euro Menguat Menjelang Pertemuan ECB, Namun Dollar AS Melemah

by Didimax Team

Perdagangan Eropa kemarin menjadi saksi atas turunnya nilai dolar AS dan secara berlawanan Euro menguat terhadap greenback. Hal ini terjadi pada beberapa waktu sebelum adanya pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa. Namun, di tengah terpaan keadaan ekonomi dan prospek ke depannya yang semakin menantang, ECB diperkirakan mampu bertahan.

Pertahanan ECB ini fokus pada bagian kebijakan moneter yang kian tidak berubah-ubah, dilansir pada beberapa hari lalu oleh analis di Barclays. Keadaan Indeks Euro terhadap Dollar saat ini berada di posisi naik 0,2% pada angka 1,1829. Angka ini diperkirakan akan terus melonjak sampai dengan angka $ 1.18500. 

Sementara itu, mata uang negara lainnya ternyata sedang di posisi rendah, turun sebanyak 0,2% pada angka 93,090. Angka ini memang berbanding terbalik dengan nilai Euro/USD saat ini. Tetapi, dibandingkan keduanya memang Euro lebih unggul yang juga dibantu dengan adanya laporan Bloomberg News yang menyatakan bahwa pejabat ECB tumbuh lebih baik dalam prospek ekonomi blok kedepannya. 

Tetapi, sayangnya posisi EUR/USD masih saja berada jauh di bawah level 1,20 dimana terjadi pada beberapa waktu lalu. Posisi ini berhasil terjadi sebelum adanya komentar ekonom Bank Sentral Eropa Philip yang menyatakan pembahasan mengenai nilai tukar “penting” bagi kebijakan moneter yang berpengaruh pada tingkatan dunia. 

 

Pengaruh Kenaikan Euro Terhadap Perubahan Kebijakan Suku Bunga

Lane menyatakan pendapatnya bahwa suku bunga tidak akan terjadi perubahan meski keadaan Euro naik pada posisi yang cukup baik sekarang ini. Semua ini kemudian mendorong para trader untuk mengikuti rapat ECB dengan cermat dan akan menyampaikan pendapatnya dengan tepat. 

Di sisi lain, pernyataan Lane tadi ternyata menjadi bukti yang kuat bahwasanya para pejabat merasa tidak nyaman dengan apresiasi Euro yang hampir 6% terhadap dolar dari level yang menunjukkan angka paling rendah dari Juni kemarin. 

Seiring berjalannya waktu, adanya laporan lain yang menyatakan bahwa ECB hendak memasukkan kalimat tentang nilai tukar ke dalam pernyataan pengantar di awal konferensi pers beberapa waktu lalu. Fakta lain juga menunjukkan bahwa ECB saat ini berada di bawah tekanan setelah satu kejadian beberapa saat lalu.

Kejadian tersebut ialah dimana harga konsumen zona Euro ternyata sudah berubah menjadi negatif pada bulan Agustus lalu. Hal ini terjadi pertama kali sepanjang sejarah setelah tahun 2015 lalu. Tambahan bahwasanya Federal Reserve AS berhasil merubah strategi kebijakan moneter mereka yang sedemikian itu dengan tujuan utama yakni melemahkan keadaan dollar. 

ECB Akan Mempertahankan Kebijakan Moneternya 

Meski prospek ekonomi saat ini cukup menantang, ternyata ECB diisukan akan terus konsisten dengan kebijakan ekonomi moneter yang dipegangnya. Hal ini disampaikan langsung oleh analis di Barclays pada catatan penelitian. Meskipun begitu, kejadian ini dipercaya cenderung menunjukkan nada lebih berbunyi dovish yang mengarah pada usaha menurunkan nilai EUR. 

Namun, fakta lain tidaklah sama pada posisi GBP/USD dimana beberapa waktu lalu sempat naik sebanyak 0,2%. Kenaikan pada angka ini kemudian membuat posisi kedua pasangan mata uang berada di posisi 1,3022. Keadaan ini lebih baik karena dipercaya mampu pulih dari penurunan level terendah yang empat terjadi selama enam minggu dari angka sebelumnya $ 1,2839. 

Kesimpulannya, saat ini posisi EUR/GBP juga sudah dinyatakan naik sebanyak 0,1% di posisinya sudah berada di angka 0,9085. Posisi ini diketahui menjadi yang paling tinggi selama sudah lebih dari dua bulan kebelakang, terhitung 6 minggu. Keadaan ini pastinya akan memberikan pengaruh atau dampak terhadap mata uang lain yang bergantung pada EUR atau GBP. 

Uni Eropa saat ini sedang fokus menyusun strategi untuk mempelajari tindakan hukum yang bisa diambil terhadap suatu negara. Tindakan ini berkaitan dengan kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu yang diakibatkan oleh perdana Menteri Boris Johnson yang ternyata melanggar “Perjanjian Penarikan. 

Perjanjian ini dianggap penting oleh pihak Uni Eropa karena membahas dasar hubungan perdagangan di masa depan antara kedua pihak. Untuk menjaga-jaga agar sesuatu hal buruk tidak akan terjadi di masa yang akan datang hingga bisa merugikan banyak kalangan. 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama