Baru-baru ini publik tengah digegerkan dengan adanya berita virus corona yang menyebar di Wuhan. Kondisi ini menjadi alarm seluruh negara di dunia untuk selalu waspada akan adanya penularan virus tersebut. Diberitakan bahwa hingga saat ini belum ada vaksin yang dapat menyembuhkan seranga virus corona.
Untuk itu seluruh masyarakat hendaknya selalu waspada. Untuk menghindari terserang virus corona, maka setiap orang diwajibkan untuk selalu menjaga kebersihan. Selalu rajin untuk mencuci tangan dan hindari konsumsi berbagai makanan yang berasal dari hewan-hewan buas. Menurut berita yang bereda makanan tersebut ditengarai sebagai sumber dari virus corona.
Terlepas dari virus corona, rupanya kegiatan ekonomi dunia turut dipengaruhi olah kejadian tersebut. Hingga kini telah dilaporkan bahwa harga minyak semakin melonjak meskipun isu corona semakin merebak ke seluruh penjuru dunia. Kenaikan tersebut juga secara langsung didukung oleh negara pengekspor minyak OPEC.
Harga Minyak Dunia Terkini
Munculnya fenomena virus corona rupanya justru membuat harga minyak menjadi semakin mahal. Hal ini juga disambut baik oleh OPEC yang menilai kenaikan tersebut akan dijadikan sebagai pemangkasan biaya produksi guna mencegah potensi lonjakan harga minyak secara global. Berita ini juga telah diketahui oleh seluruh negara penghasil minyak dunia.
Berdasarkan Bloomberg yang pada hari ini menyatakan bahwa harga minyak Brent mengalami kenaikan sebesar 2,45% untuk kontrak pada bulan april 2020 ke level US$ 55,28 per barel. Sementara minyak jenis West Texas Intermediate atau WTI naik sebesar 0.61% menjadi US$ 51,06 tiap barelnya untuk kontrak Maret tahun ini.
Akibat adanya virus corona tersebut setidaknya telah menelan korban hingga 500 warga. Kondisi ini rupanya sangat membebani aktivitas ekonomi dunia serta berpengaruh pada permintaan minyak. Untuk perusahaan minyak yang berasal dari Tiongkok yaitu Sinopec juga berencana untuk memangkas produksi minyak dikarenakan permintaan minyak mengalami penurunan akibat virus tersebut.
Berita terkini yang dilaporkan dari surat kabar Tiongkok menyebutkan bahwa tim peneliti dari Universitas Zhejiang sedang mengembangkan penelitian guna menemukan vaksin serta obat yang paling tepat untuk virus corona. Ditengarai terdapat dua jenis obat yang bisa digunakan untuk menghambat virus tersebut.
Obat itu adalah Abidol serta Darunavir. Namun dari surat kabar Sky News menyebutkan bahwa para ilmuwan asal Inggris kini tengah membuat terobosan agar dapat menemukan vaksin. Mereka menerapkan strategi baru yaitu mengurangi waktu pengembangan vaksin normal hanya dengan 14 hari saja dari waktu normal dua atau tiga tahun.
Prediksi Permintaan Minyak di Tiongkok
Capital Economics yang merupakan salah satu konsultan ekonomi memprediksikan bahwa konsumsi minyak di Tiongkok akan mengalami penurunan sebesar 10%. Penurunan tersebut diperkirakan akan terjadi pada kuarta pertama pada tahun 2020. Seperti yang dikutip dari keterangan Capital Economics “hal ini berdasarkan dengan perkiraan bahwa ekonomi Tiongkok pencapaiannya hanya sebesar 3% pada kuartal I tahun ini”.
Respon berbeda rupanya diberikan oleh Rusia, bahwa mereka tidak mendukung adanya pemangkasan biaya produksi yang lebih besar. Hal ini tentu bertentangan dengan langkah yang diambil OPEC dimana mereka dan para sekutu memberikan dukungan penuh serta membicarakan secara mendalam mengenai dampak corona pada minyak dunia.
Ditengah pengembangan vaksin virus corona, harga minyak semakin naik. Hal ini juga berpengaruh pada negara yang mengekspor minyak ke luar negeri. Kenaikan tersebut tidak bisa dipastikan akan berlangsung selama berapa periode karena situasi ekonomi dunia saat ini berubah total akibat adanya serangan virus corona.
Kesepakatan yang telah dibicarakan oleh OPEC dan para sekutu mendukung adanya pemangkasan biaya produksi. Dengan begitu publik mengharapkan hal tersebut mampu menekan harga minyak agar tidak membebani masyarakat dunia. Konsentrasi dunia saat ini tengah terpaku pada penanganan virus corona, sehingga diharapkan kerja sama seluruh negara di dunia.
Terutama para ilmuwan guna menemukan obat atau vaksin yang bisa membunuh virus tersebut. Jika nantinya vaksin yang kini tengah dikembangkan oleh ilmuwan Inggris dan Tiongkok berhasil maka akan memberikan sejarah baru bagi dunia internasional dalam penanganan virus yang mematikan tersebut.