Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Hambatan dalam Perdagangan Internasional pada Tahun 2022

Hambatan dalam Perdagangan Internasional pada Tahun 2022

by Didimax Team

Perdagangan internasional yang terjadi pada tahun 2022 memang tidak berjalan mulus sesuai rencana. Ada sejumlah faktor yang tentunya jadi penghambat perdagangan internasional yang mesti diketahui.
 
Jika ditelaah, perdagangan internasional ini merupakan suatu aktivitas maupun kegiatan jual beli yang dilakukan oleh dua negara atau lebih, dalam kegiatan ekonomi lebih dikenal dengan istilah international trade.
 
Transaksi perdagangan internasional ini tentu saja melibatkan banyak pihak, seperti pemerintah, perusahaan, dan bahkan individu. Ekspor dan impor merupakan bentuk perdagangan internasional yang sering terjadi.
 
Dengan adanya perdagangan internasional ini menjadi salah satu cara untuk suatu negara dapat meningkatkan perekonomiannya. Sebab, tiap negara memiliki ketergantungan pada komoditas tertentu yang hanya bisa didapatkan dari negara lain.
 
 

Inilah Faktor Penghambat Perdagangan Internasional Tahun 2022

 
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, sejumlah negara kerap aktif melakukan aktivitas perdagangan internasional di dunia. Namun tetap saja, rencana tersebut tidak bisa berjalan mulus.
 
Berikut ini sudah kami rangkum beberapa faktor dari penghambat perdagangan internasional pada tahun 2022, antara lain :
 
1. Konflik dan perang
 
Jika situasi keamanan negara tertentu tidak stabil, seperti terjadi peperangan maupun konflik, negara lainnya jelas akan takut untuk melakukan perdagangan.
 
Hal ini bisa membuat negara tersebut lebih memilih negara yang cenderung lebih aman. Perang dan konflik bisa membuat negara melakukan pemboikotan pada produk dari negara yang menyulut peperangan.
 
Dengan cara tersebut, kegiatan ekspor dan impor bakal terganggu. Seperti halnya serangan yang diluncurkan oleh Rusia ke Ukraina, sejumlah negara Eropa langsung memutus pembelian minyak mentah dari Rusia.
 
2. Setiap negara memiliki nilai mata uang yang berbeda
 
Dalam perdagangan internasional umumnya negara eksportir bakal minta pembayaran dari negara pengimpor memakai mata uang negara pengekspor. Jikalau nilai mata uang negara eksportir ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara importir, jelas sudah negara pengimpor mesti menambahkan biaya pengeluarannya.
 
Oleh sebab itulah, agar proses perdagangan internasional ini menjadi lancar dibutuhkan adanya penetapan mata uang internasional yang dapat diterima oleh semua negara.
 
3. Kebijakan pemerintah tentang perdagangan
 
Kebijakan ekonomi tiap negara sudah jelas berbeda – beda. Ada kalanya, kebijakan yang sudah dibuat justru menjadi penghambat proses perdagangan internasional.
 
Seperti contohnya adalah diberlakukan pembatasan jumlah ekspor ataupun impor. Negara yang membuat aturan membatasi impor bakal membuat negara eksportir kehilangan peluang untuk memperoleh keuntungan.
 
Selain itu pun, biaya pajak ekspor atau impor yang terlampau tinggi, berbagai surat perizinan yang sulit dibuat bisa menghambat proses perdagangan internasional.
 
Pembatasan di atas baru saja diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam kasus pembatasan ekspor minyak mentah yang digunakan sebagai bahan baku utama minyak goreng.
 
Pembatasan tersebut sengaja dilakukan karena pemerintah sedang fokus memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri yang sedang langka dan mahal.
 
4. Kebijakan lembaga ekonomi hanya mementingkan anggotanya
 
Lembaga atau organisasi perdagangan internasional, baik dalam maupun luar negeri kadang diibaratkan seperti pisau bermata dua. Bisa mendatangkan keuntungan maupun kerugian berupa hambatan.
 
Tentu saja kelompok negara yang menjadi anggota lembaga tersebut bakal mendapatkan keuntungan. Lain halnya dengan negara yang bukan merupakan anggota jelas mengalami hambatan, seperti contoh tarif pajak yang relatif lebih tinggi.
 
Dalam hal ini sudah nyata terlihat bahwa negara yang bukan menjadi anggota lembaga ekonomi tersebut justru akan mengalami hambatan, atau bahkan kerugian karena pajak yang cukup tinggi dibandingkan negara anggotanya.
 
5. Kualitas SDM yang relatif rendah
 
Kualitas produksi barang bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan SDM-nya. Bila suatu negara kaya akan hasil alam, tetapi tidak mempunyai SDM unggul dalam proses pengolahannya, maka produk yang dihasilkan hanya memiliki nilai sangat rendah.
 
Hal tersebut tentu saja bisa berdampak pada nilai jual dan akan sulit sekali bersaing dengan produk yang serupa diproduksi oleh negara maju dengan SDM yang mumpuni.
 
Itulah sederet faktor penghambat perdagangan internasional yang jelas bisa merugikan suatu negara bila salah dalam mengambil kebijakan ekonomi. Dalam hal ini pun, jika suatu negara sukses menjalankan perdagangan internasional, maka rakyat dan pendapatan negara akan berlipat ganda.