Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Harga Minyak Mengalami Penurunan di Tengah Ekonomi Tak Stabil

Harga Minyak Mengalami Penurunan di Tengah Ekonomi Tak Stabil

by Didimax Team

Guncangan masih terus dirasakan sampai hari ini oleh banyak negara berkembang maupun negara maju. Tampaknya ini menjadi hal yang cukup serius mengingat tanda-tanda kasus Covid-19 terus melaju. Keadaan ini sudah cukup merusak setiap ekspektasi masyarakat dari berbagai belahan dunia. 

Pergerakan ekonomi yang sebelumnya tampak bergerak stabil kini berubah menjadi pergerakan tak stabil dan dapat berubah sewaktu-waktu. Hal ini tampak pada salah satu hasil bumi yang cukup populer yaitu minyak. Negara dengan penghasil minyak terbesar pun terus merasakan guncangan ekonomi tak stabil ini. 

Berbagai spekulasi mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan kestabilan ekonomi tampaknya hanya ide semata. Ide ini belum bisa dideklarasikan akibat dari pandemi yang masih terus berlangsung bahkan menambah korban penularan di beberapa negara seperti Indonesia. 

Kekhawatiran atas hal tersebut dianggap sangat besar dan memiliki dampak cukup besar bagi harga minyak di perdagangan internasional. Setelah sebelumnya harga minyak mentah sempat menjulang naik, namun kini harga minyak mengalami penurunan sehingga membuat berbagai negara berspekulasi mengenai penyebabnya. 

 

Prospek Pemulihan Ekonomi Meredup Menekan Harga Minyak 

Penyebab dari penurunan harga minyak ini bukan hanya satu dua penyebab. Namun ada banyak sekali penyebab yang tentunya datang dari spekulasi setiap negara. Salah satu penyebabnya disebabkan karena permintaan atas minyak mentah di beberapa negara yang tidak banyak. 

Penyebab ini dianggap tidak sesuai dengan apa yang sudah diberitakan sebelumnya pada perdagangan internasional. Dimana beberapa waktu lalu sempat dikabarkan bahwa akibat badai Laura harga minyak mentah menjulang tinggi karena operasional tambang minyak di tutup di Perairan Teluk Meksiko. 

Ini menjadi perdebatan karena ternyata menurunnya harga minyak ditekan oleh berbagai prospek pemulihan ekonomi di Amerika Serikat. Hal tersebut diakibatkan semakin sedikitnya permintaan bahan bakar di negara tersebut. Adapun harga minyak Brent dibanderol sekitar $43.99 per barelnya. 

Sedangkan harga minyak WTI atau West Texas Intermediate dijual dengan harga sekitar $41.44. Banyak yang mengkhawatirkan soal gelombang kedua Covid-19 sehingga menghambat aktivitas ekonomi di negara Amerika Serikat. Padahal jika dilihat sebelumnya kepercayaan atas minyak dalam keadaan baik. 

Keadaan Ekonomi Tak Stabil Membuat Harga Minyak Ikut Tak Stabil

Selain karena prospek pemulihan ekonomi yang meredup di negara AS, ternyata keadaan ekonomi tidak stabil juga menentukan harga minyak dalam perdagangan internasional. Hal tersebut bisa terjadi akibat tidak ada satupun negara yang nekat dan membiarkan investasi pada satu mata uang dengan keadaan tidak stabil. 

Meskipun sebenarnya minyak mentah masih dianggap menjadi salah satu perdagangan dengan optimism tinggi, akan tetapi tetap saja kemungkinan naik turunnya dapat dirasakan oleh negara pembeli dan pemasok. Seperti pada 24 Agustus 2020 dikeluarkan berita bahwa berkurangnya pasokan minyak dapat meningkatkan harganya. 

Dari berbagai penyebab-penyebab yang pasti mengenai naik turunnya harga minyak tentu diikuti dari keadaan ekonomi tidak stabil akibat kasus Covid-19. Apalagi ketika diadakannya lockdown bagi beberapa negara sehingga minyak mentah tidak bisa masuk dan keluar secara mudah dari suatu negara. 

Maka pasokan minyak akan menumpuk dan membuat harga minyak menjadi rendah. Ini semua memiliki alasan cuaca dan pemasok dalam peningkatan dan penurunan harga minyak. Selain itu juga kondisi manufaktur di beberapa negara yang belum bergerak secara bebas membuat ekonomi belum bisa stabil. 

Jika negara tersebut sudah bergerak cepat dalam sektor jasanya atau PMI Manufaktur, maka akan lebih mudah menjaga kestabilan ekonomi di negara tersebut. Sehingga permintaan minyak mentah dari setiap negara juga akan bertambah dan membuat keadaan harga minyak bisa sedikit lebih stabil. 

Dari penyebab yang kedua ini, para pemerintah khususnya negara pemasok berharap agar kasus Covid-19 segera berakhir. Sehingga keinginan terbesar untuk bisa terus melakukan pengiriman minyak dapat berlangsung dengan baik dan stabil. Serta keadaan ekonomi di setiap negara juga bisa lebih stabil dibandingkan saat ini. 

Pandemi atau kasus Covid-19 ini benar-benar menguncang banyak aspek dan akan sedikit susah untuk mengembalikan keadaan menjadi seperti semula sebelum adanya virus Covid-19 ini. Para tokoh ekonom bersama pemerintah pemasok minyak terus melakukan cara terbaik menunjang keadaan harga minyak tersebut.