Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Harga Minyak Meningkat Akibat Persediaan Minyak di AS Menyusut

Harga Minyak Meningkat Akibat Persediaan Minyak di AS Menyusut

by Didimax Team

Berita terbaru seputar Amerika Serikat yang kunjung memberikan kabar kurang sedap selama sepekan ini ternyata berasal dari persediaan minyak terlihat menyusut. Disebutkan bahwa faktor penyusutan stok minyak di AS karena aktivitas ekonomi selama musim panas. 

Data menyebutkan bahwa penyusutan minyak di Amerika Serikat ini cukup signifikan dalam perhitungan minggu lalu. Sehingga hal tersebut menyebabkan dan mendorong kondisi harga minyak mentah yang meningkat. 

Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga pada minyak mentah dunia juga karena kasus penyebaran covid-19. Dimana beberapa waktu lalu tampak terjadi lonjakan cukup besar dan serius dari varian terbaru covid-19. 

Saat berita diturunkan, penguatan pada harga minyak tersebut dikhawatirkan terus berlangsung sampai beberapa faktor di atas dapat diselesaikan. Sejak beberapa bulan lalu, tampaknya berita mengenai harga minyak tidak cukup besar. 

 

Harga Minyak Menguat, Syok Stok di AS

Kondisi Amerika Serikat selama beberapa waktu ini memang sangat terguncang karena beberapa hal. Setelah, diguncang akibat laporan dari data PMI yang sebabkan mata uang AS tersebut mengalami pelemahan, kini diguncang akibat stok minyaknya. 

Diketahui bahwa minyak mentah masih menjadi bahan bakar bagi transportasi dan bidang lainnya di banyak negara. Oleh karena itu, ketika persediaan minyak menyusut maka bisa menimbulkan masalah baru yang cukup luas. 

Pada hari Rabu, 28 Juli 2021 terpantau bahwa harga minyak mengalami penguatan di perdagangan Asia. Hal tersebut dilaporkan karena adanya aktivitas penyusutan dari stok minyak Amerika Serikat. 

Saat berita tersebut diturunkan, maka harga minyak Brent dapat dilihat berada pada posisi sekitar $74.82 per barelnya. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi penguatan sebesar 0.24 persen secara hariannya. 

Selain itu, minyak WTI atau West Texas Intermediate juga mengalami penguatan dengan harga $72.31 per barelnya, maka disimpulkan mengalami penguatan sebesar 0.29 persen dari harga Open harian. 

Adapun penyusutan stok minyak mentah yang dialami Amerika Serikat yaitu sebanyak 4/728 juta barel. Jika dibandingkan dengan forecast penyusutan sebesar 3.433 juta barel maka penyusutan minyak lebih dalam. 

Penguatan Harga Minyak Mentah Akibat Kasus Covid-19

Sementara persediaan dari bensin Amerika Serikat juga tengah turun sebesar 6.23 juta barel pada pekan lalu. Dari laporan sejak bulan Maret, maka ini menjadi penyusutan terbesar pada stok bahan bakar kendaraan bermotor di Amerika Serikat. 

Disebutkan bahwa pasokan minyak saat ini memang semakin ketat mengingat adanya aktivitas ekonomi di AS pada beberapa waktu terakhir. Aktivitas ekonomi di banyak negara yang tampak semakin pulih dari pandemi akan menjadi salah satu katalis pendukung kondisi tersebut. 

Hingga kini, masalah covid-19 masih terus membayangi berbagai negara di seluruh dunia karena adanya kebangkitan dari varian baru. Kabarnya bahwa covid-19 varian Delta ini dapat mengancam permintaan minyak dunia. 

Karena adanya kebijakan pembatasan yang diberlakukan guna pemulihan ekonomi secara global dianggap cukup berisiko di beberapa negara. Namun, disamping rasa khawatir mengenai virus Corona varian terbaru tersebut, ada kabar dari OPEC+. 

Langkah dari organisasi tersebut disebutkan dapat meningkatkan kembali produksi dari minyak di awal bulan Agustus. Tujuannya untuk meredam lonjakan dari harga minyak jika hal tersebut dirasa memungkinkan. 

Akan tetapi, sebelum berita ini benar-benar dilakukan maka bisa terjadi kemungkinan lain yaitu OPEC+ akan melakukan intervensi lanjutan jika terjadi penurunan yang tajam pada permintaan minyak dunia. 

Meski langkah tersebut sudah diwacanakan bahkan banyak negara yang mengharapkan segera dilakukan, namun masalah covid-19 tampaknya masih menjadi bayang-bayang besar penguatan harga minyak mentah tersebut. 

Hingga kini, dapat dilihat bahwa secara garis besar, prospek dari harga minyak akan diperkirakan masih mengalami tren bullish ke depannya. Berbagai analis mulai menganalisa harga dari minyak mentah selama terjadi bullish tersebut. 

Adapun salah satu perkiraan harga yang disebutkan pada penguatan harga minyak tersebut yaitu $60 per barelnya. Bahkan harga ini disebut akan mengalami kestabilan hingga sampai pada akhir tahun mendatang. 

Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat yang mengalami penyusutan mungkin juga akan terjadi di beberapa negara bagian lainnya. Sehingga langkah untuk melakukan persediaan stok minyak sangat besar diharapkan oleh perekonomian secara global.