Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Harga Minyak Menurun Pasca Meningkatnya Kasus Covid-19

Harga Minyak Menurun Pasca Meningkatnya Kasus Covid-19

by Didimax Team

Sejak Covid-19 hadir banyak aspek kehidupan masyarakat yang berubah. Perubahan itu tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh belahan dunia. Salah satu perubahan yang terjadi ialah dari aspek ekonomi. Merosotnya aspek ekonomi menjadikan kehidupan lebih tidak stabil dari sebelumnya. 

Kehadiran covid-19 membuat ketidakstabilan ekonomi seperti naik turunnya harga barang sandang,pangan, papan, dan kebutuhan lainnya. Ketersediaan barang yang menurun membuat penjual menaikkan harga di pasaran. Namun ada beberapa yang produksinya memang dibatasi dan membuat harga barang tersebut jatuh. 

Salah satu kebutuhan masyarakat yang mengalami pemerosotan harga semenjak meningkatnya kasus covid-19 adalah harga minyak (bahan bakar kendaraan). Pada hari 14 Juli 2020, OPEC memutuskan untuk mengurangi produksi minyak. Pengurangan tersebut membuat harga minyak merosot jatuh. Hal ini dipengaruhi karena permintaan akan minyak melonjak naik.

Harga minyak mentah mengalami penurunan 1,5% dan minyak jenis brent 1,31%. Sebanyak 9,7 juta barel per hari (bph) produksi minyak telah dipangkas oleh OPEC. Kondisi ekonomi yang belum pulih menjadi alasan kuat mengapa OPEC mengambil tindakan tersebut. Lantas apakah dampak yang akan dialami oleh Indonesia terkait hal tersebut?
 

mo ta hinh anh

Dampak Penurunan Harga Minyak Terhadap Indonesia

Lonjakan kasus covid-19 membuat pemerintah harus membatasi hal-hal yang dapat mempercepat penyebaran infeksi virus tersebut. Hal ini membuat beberapa negara melakukan pembatalan kenormalan aktivitas bisnis. Pemicu lainnya yang menyebabkan harga minyak merosot adalah pertikaian terhadap Amerika Serikat dan Tiongkok. 

Dampak dari turunnya harga minyak di Indonesia memiliki keuntungan serta kerugian. Dari segi individu, maka masyarakat akan merasa senang karena tidak perlu mengeluarkan jumlah yang besar. Hal tersebut tentu membawa kerugian bagi negara karena penerimaan juga akan menurun.  Kemudian juga ketika harga minyak menurun maka beban pemerintah dalam subsidi BBM juga menurun. 

Ketika penerimaan juga turun maka akan mengakibatkan Indonesia mengalami resesi ekonomi. Dampaknya adalah nilai produk domestic bruto negatif, selanjutnya akan terjadi peningkatan angka pengangguran, penjualan ritel mengalami penurunan, dan kontraksi manufaktur dalam waktu yang sangat panjang. Dampak ini akan membawa ekonomi di Indonesia menjadi sulit untuk normal kembali. 

Alasan mengapa penurunan harga minyak dapat mengakibatkan resesi di Indonesia adalah karena harga minyak sering digunakan sebagai referensi harga komoditas ekspor unggulan. Ketika harga minyak turun maka pendapatan terhadap penjualan komoditas ekspor unggulan juga akan ikut turun. Padahal, ekspor unggulan adalah produk andalan dari negara Indonesia. 

Namun, beberapa keuntungan yang bisa didapat adalah pemerintah dapat memasok minyak mentah dalam jumlah yang banyak. Penurunan harga minyak dijadikan cara oleh pemerintah untuk tidak mengeluarkan uang yang banyak dalam melakukan pembelian. Minyak yang dibeli bisa dijadikan stock dan biaya impor juga akan ditekan tidak seperti biasanya. 

Penurunan harga minyak memang memiliki keuntungan dan kerugian. Ditengah kondisi kasus covid-19 yang meningkat, masyarakat dan pemerintah harus  bersinergi untuk mau bekerja sama dalam menghadapinya. Sehingga perlambatan pergerakan dan aspek ekonomi bisa dilalui bersama-sama. 

Menyikapi Penurunan Harga Minyak yang Terjadi 

Penurunan ekonomi yang sangat tajam akibat kasus covid-19 yang meningkat ditambah dengan merosotnya harga minyak tentu harus disikapi dengan bijak. Harga yang turun memang sangat membantu Indonesia dalam mengurangi beban impor minyak. Uang yang dikeluarkan untuk beban impor bisa dialokasikan ke hal-hal lainnya. 

Namun, penurunan harga minyak tersebut dapat menjadi boomerang apabila tidak disikapi dengan bijak. Salah satunya adalah masyarakat bisa menjadi lebih konsumtif terhadap penggunaan bahan bakar minyak. Tentu hal ini bisa berdampak terhadap ketersediaan minyak. Padahal OPEC telah membatasi produksi minyak.

Sikap yang konsumtif akan membuat persediaan bahan bakar minyak di Indonesia menjadi langka. Oleh karena itulah, mengapa masyarakat juga harus membatasi penggunaan bahan bakar minyak yang berlebihan. Sebaiknya untuk tidak terlalu banyak melakukan aktivitas di luar rumah yang tidak terdesak. 

Stock minyak yang langka akan sangat mengkhawatirkan negara ketika kasus covid-19 semakin melonjak. Pemulihan terhadap perekonomian juga tidak diketahui pasti akan terjadi akibat semakin meningkatnya kasus covid-19. Menyikapi dengan kesadaran masyarakat juga bisa membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah yang ada.