Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Harga Minyak Turun Setelah Perundingan Damai Ukraina dan Rusia

Harga Minyak Turun Setelah Perundingan Damai Ukraina dan Rusia

by Didimax Team

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, harga minyak mengalami peningkatan harga sangat tinggi. Tercatat, harga minyak per barel ini dibanderol diatas US$ 100 per barel. Tentu saja, kenaikan harga minyak ini disebabkan karena sebagai upaya balasan Rusia terhadap Negara di Benua Eropa.

Ya, sejak invasi Rusia berlangsung, beberapa Negara di Eropa menerapkan sanksi ekonomi kepada Rusia. Sehingga, Rusia membatasi pasokan minyak ke beberapa Negara di Eropa. Akibatnya, harga minyak melambung tinggi.

Memang, sejak Invasi Rusia ke Ukraina ini membuat harga minyak melambung ke level tertinggi sejak 14 tahun yang lalu. Akan tetapi, adanya perundingan damai antara Ukraina dan Rusia ini menjadi “angin segar” untuk mempengaruhi harga minyak mentah.

Selain faktor invasi Rusia ke Ukraina, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah dunia. Tentu saja, penurunan harga ini bukan kabar yang baik. Untuk itu, ada beberapa upaya dan berbagai kebijakan khusus untuk mengembalikan harga minyak tetap stabil.

 

Faktor-Faktor Penurunan Harga Minyak Mentah Dunia

Memang, faktor utama dari penurunan harga minyak mentah dunia ini dipengaruhi oleh perundingan damai antara Ukraina dengan Rusia. Tercatat, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan 41 sen. 

Sehingga, banderol minyak mentah WTI ini dibanderol seharga US$ 96,03 per barel. Sedangkan, untuk minyak mentah jenis Brent ini mengalami penurunan harga sekitar US$ 40 per barel.

Ada berbagai faktor lainnya yang menjadi alasan mengapa harga minyak dunia mengalami penurunan. Faktor pertama, adanya rilis laporan secara berkala dari Badan Energi Internasional. Badan Energi Internasional memprediksi adanya pemangkasan permintaan minyak di tahun 2022.

Lalu, adanya tekanan dari China karena penangguhan permintaan minyak akibat varian virus corona tipe omicron juga menyebabkan penurunan harga cukup signifikan. Sebab, beberapa kota di China menerapkan kebijakan lockdown untuk mengatasi penyebaran virus corona varian omicron.

Selain itu, keputusan dari The Fed juga turut mempengaruhi harga minyak mentah dunia. Menurut para analisis informasi dunia, peningkatan harga minyak mentah dunia ini menyebabkan penurunan permintaan sebesar 1,4 juta barel.

Tentu saja bukan kabar yang baik. Sebab, penurunan permintaan minyak mentah ini juga berpengaruh perekonomian dunia. Untuk itu, adanya upaya damai antara Ukraina dengan Rusia diharapkan menjadi angin segar untuk mengembalikan nilai minyak mentah kembali stabil.

Upaya-Upaya untuk Menstabilkan Harga Minyak Mentah Dunia

Tercatat, ada berbagai upaya untuk menstabilkan harga minyak mentah dunia. Sebab, penurunan harga ini tentu saja berpengaruh pada permintaan pasar. Salah satu upaya untuk menstabilkan harga adalah adanya pernyataan dari Badan Ekonomi Internasional. 

Badan Ekonomi Internasional (IEA) menyatakan bahwa minyak dan produk rusia akan ditutup sekitar 3 juta barel per hari mulai bulan depan. Kebijakan ini langsung berdampak secara signifikan. Tercatat, harga minyak naik sekitar 4%

Badan Ekonomi Internasional menyatakan bahwa kehilangan pasokan dirasa lebih rasional jika dibandingkan mengalami penurunan permintaan 1 juta barel per hari. Oleh karena itu, keputusan untuk menutup minyak dan produk dari Rusia adalah langkah solutif untuk menstabilkan harga minyak mentah dunia.

Tercatat, benchmark minyak brent ini mengalami kenaikan sekitar 4,1% atau US$ 4 di kisaran harga US$102,02 per barel. Sedangkan, untuk minyak tipe West Texas Intermediate (WTI) ini mengalami kenaikan cukup signifikan, sekitar 4% atau US$ 3,81 di kisaran harga US$ 98,86 per barel.

Beberapa pengamat ekonomi dunia, memprediksikan bahwa harga minyak mentah jenis Brent akan mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan. Harga minyak jenis Brent diprediksi mengalami kenaikan hingga US$ 20 pada kuartal ketiga pada tahun 2022 menjadi US$ 120.

Perkiraan kenaikan harga ini tentu saja membawa “angin segar” bagi perekonomian internasional. Sebab, beberapa Negara dari Benua Eropa sangat bergantung dengan pasokan minyak dari Rusia. 

Dengan adanya kebijakan tersebut, maka permintaan terhadap minyak mentah jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) kembali stabil. Hanya saja, adanya perundingan antara Rusia dengan Ukraina juga diharapkan mampu mengatrol harga minyak mentah dunia.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, harga minyak dunia mengalami penurunan cukup signifikan. Hal ini tentu saja membuat khawatir ekonomi dunia. Tercatat, penurunan pembelian minyak mentah dunia semakin signifikan.

Oleh karena itu, Badan Ekonomi Internasional menerapkan berbagai kebijakan untuk menekan harga minyak dunia. Selain itu, Badan Ekonomi Internasional juga menerapkan pembatasan terhadap minyak dari Rusia.