Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Kabar IHSG Terkini Setelah Menguat 3 Hari Berturut-Turut

Kabar IHSG Terkini Setelah Menguat 3 Hari Berturut-Turut

by Didimax Team

Pada perdagangan keempat di minggu ini, pasar keuangan Indonesia tercatat mengalami penguatan. Dari pengamatan perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 0,14%, dengan imbal hasil (yield) obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia dengan lama tenor 10 tahun justru mengalami penurunan 3,3 basis poin (bps), sedangkan nilai rupiah terapresiasi 0,4% di pasaran berusaha menyaingi dolar AS.

Informasi penting untuk publik bahwa pergerakan yield obligasi kini berbanding terbalik dengan harganya sendiri. Yaitu saat yield turun, sehingga harga sedang naik. Kondisi kebalikannya adalah ketika yield naik maka harga mengalami penurunan. Apresiasi dari IHSG pada event perdagangan kemarin merupakan salah satu penanda sebagai bentuk apresiasi ketiga yang terjadi secara berurutan.

Pada pedagangan kemarin, IHSG mengumumkan hasil kerjanya yang menyimpulkan bahwa  bursa saham secara keseluruhan mampu berjalan selaras di kawasan Asia pada zona hijau. Hingga pada akhir perdagangan, indeks Nikkei tercatat 2,38%, sementara indeks Shanghai mengalami kenaikan 1,72%, untuk indeks Hang Seng mampu naik 2,64%, dan indeks Straits Times anjlok 0,98%, serta indeks Kospi mampu meningkat di angka 2,88%.

 

 

Saham Amerika Menguat

Pada bursa saham Benua Kuning mengikuti jalan Wall Street dengan pungkasan gemilang yang menguat pada perdagangan hari Rabu lalu. Pada penutupan perdagangan tersebut, indeks Dow Jones mampu merangkak naik hingga 1,68%, dan untuk indeks S&P 500 mengalami penguatan sebesar 1,13%, sementara indeks Nasdaq Composite mampu mencetak nilai 0,43%.

Info Forex Factory, berdarkan penerbitan data ekonomi AS yang cukup gemilang menjadi salah satu hal yang menyebabkan terjadinya aksi beli di bursa saham Amerika. Minggu ini, Manufacturing PMI Amerikan bulan Januari 2020 tipe Institute for Supply Management (ISM) diberitakan berada pada level 50,9, pada konsensus dengan angka 48,5.

Dari informasi yang diperoleh, pencapaian angka di atas 50 memiliki arti aktivitas manufaktur mendata ekspansi apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sedangkan perolehan angka di bawah 50 menggambarkan terjadinya kontraksi. Ekspansi yang dilakukan oleh manufaktur Amerika pada bulan lalu diterangai menjadi ekspansi pertama yang dilakukan selama enam bulan. 

Pembukaan Lapangan Kerja

Selanjutnya mengenai penciptaan lapangan kerja untuk bulan Januari 2020 yaitu berasal dari non sektor pertanian versi Automatic Data Processing (ADP) telah dirilis setidaknya terdapat sebanyak 291.000, yang dinaungi oleh Dow Jones sebanyak 150.000. Pembukakan lapangan kerja ini dinilai jauh lebih tinggi jika dibanding pencapaian pada bulan Desember yaitu hanya tercatat sebanyak 199.000.

Dari laman CNBC International, pembukaan lapangan kerja dengan jumlah mencapai 291.000 pada bulan lalu adalah prestasi paling gemilang dari bulan Mei tahun 2015. Services PMI menjelaskan lebih mendalam pada periode Januari 2020 versi ISM diinformasikan berada pada level 55,5, di atas konsensus yang mencapai 55,1 berdasarkan informasi Forex Factory.

Data tersebut sudah resmi dirilis dan menjadi berita yang cukup menyenangkan mengenai data ekonomi serta memberikan harapan jika perekonomian Amerika akan mengalami peningkatan yang lebih baik pada tahun 2020 ini. Minggu lalu telah dibacakan informasi mengenai angka pertumbuhan ekonomi Amerika pada periode kuarta IV tahun 2019 yang berada pada level 2,1%. Hal tersebut tentu sesuai dengan konsesnsus yang dinaungi oleh Dow Jones.

Secara keseluruhan pada tahun 2019 lalu, perekonomian Amerika mengalami pertumbuhan yang tidak begitu besar dengan angka pencapaian sebesar 2,3%. Hal tersebut menjadi pertanda bahwa laju pertumbuhan paling lemah selam tiga tahun. Guna mengetahuinya, di tahun 2017 perekonomian Amerika mampu berkembang dianka 2,4%, kemudian disusul kenaikan menjadi 2,9% di tahun 2018.

Pertumbuhan ekonomi ini belum mampu melebihi target yang telah ditentukan oleh pemerintah Amerika dan Presiden Donald Trump. Setelah secara resmi menghemat besaran pajak korporasi serta individu di tahun 201, Gedung Putih merencanakan pertumbuhan ekonomi paling tidak dapat mencapai level 3%. 

Amerika merupakan negara yang tercatat sebagai negara dengan nilai perekonomian paling besar di dunia, dan juga mitra dagang terpenting bagi berbagai seluruh negara didunia. Adapun laju perekonomian Amerika mampu lebih kencang, maka hal tersebut juga akan berpengaruh pada kondisi ekonomi global lebih baik.