Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Kasus Corona Bayangi Optimisme The Fed Buat Dolar AS Melemah

Kasus Corona Bayangi Optimisme The Fed Buat Dolar AS Melemah

by Didimax Team

Nasib mata uang Amerika Serikat sampai saat ini menjadi pusat perhatian perekonomian dunia. Mengalami pasang surut selama beberapa bulan ternyata tidak membuat pemerintah AS berdiam diri tanpa mengerahkan segala usahanya. 

Berbagai latar belakang dan faktor yang akhirnya menyebabkan naik turun pada harga mata uang AS tersebut. Belakangan, kebijakan dari The Fed disebut-sebut sebagai salah satu faktor ketidakstabilan Dolar Amerik Serikat ini. 

Bahkan beberapa hari di Minggu ini, tampak bahwa Dolar AS mengalami pelemahan terhadap beberapa mata uang mayor. Hal tersebut terlihat menjelang pengumuman dari para pembuat kebijakan The Fed. 

Dibalik kebijakan tersebut, ternyata kasus corona yang terus tinggi membayangi optimisme dari The Fed. Sampai saat ini kasus corona sampai dengan varian terbarunya sangat menguncang perekonomian dunia. 

 

Dolar AS Melemah Terhadap Sebagian Mata Uang Mayor

Setelah sempat sebelumnya mengalami penurunan angka penyebaran covid-19 karena banyak masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi, ternyata belakangan muncul varian baru bernama virus delta. 

Inilah yang akhirnya membuat perdagangan internasional terus mengalami naik turun atau tidak stabil. Pekan ini, kebijakan dari The Fed diekspektasikan akan memiliki pandangan yang lebih hawkish meski dibayang-bayangi kasus corona. 

Pada Selasa 27 Juli 2021, terpantau bahwa Dolar Amerika Serikat mengalami pelemahan terhadap sebagian besar mata uang mayor. Hal tersebut diakibatkan sinyalir para investor untuk melakukan profit-taking di posisi Long Dolar. 

Kegiatan ini dilakukan para investor menjelang pengumuman dari The Fed yang akan dilakukan pada pekan ini. Saat ini indeks Dolar (DXY) berada di posisi kisaran harga 92.59, yang berarti mengalami pelemahan sebesar 0.03 persen dari level Open harian. 

Melemahnya mata uang Amerika Serikat ini paling tampak tertekan pada pergerakan USD/CAD di tengah reli harga minyak selama satu pekan terakhir. Selain itu, kondisi yang tidak jauh berbeda juga terlihat pada pergerakan Dolar AS terhadap mata uang Euro. 

Dari pasangan ini tampak terjadi pelemahan sedikit yang diperdagangkan pada harga kisaran 1.1806 dan berarti Euro mengalami penguatan sebesar 0.04 persen. Pasangan GBP/USD juga mengalami penguatan dengan hara 1.3825 di hari sebelumnya. 

Kebijakan the Fed Akan Menahan Sinyal Tapering

Sebenarnya, meski tampak sedang melemah namun posisi mata uang Amerika Serikat ini masih tampak lebih stabil di level tinggi. Analis dari CBA atau Commonwealth Bank of Australia melihat masih ada peluang untuk Dolar AS menguat lebih besar di minggu ini. 

Hal tersebut didorong oleh proyeksi dari pasar terhadap The Fed agar segera bergerak selangkah lebih menuju tapering. Ahli strategi dari CBA juga tampak memberikan respon atas pelemahan yang terjadi dengan Dolar AS tersebut. 

Dimana ia Joseph Capurso sebagai ahli strategi CBA tersebut menyatakan bahwa mereka tidak mengharapkan FOMC akan menghilangkan kata substantial dari pernyataan sebelumnya. Adanya kemajuan yang lebih lanjut pada substantial dalam panduan kebijakan moneter mengenai kondisi saat ini diperlukan pasar tenaga kerja. 

Aktivitas tersebut diminta dilakukan sebelum menghapus dukungan moneter atau yang disebut dengan tapering. Adanya penghapusan kata “Substantial” akan menandakan sikap optimis dari FOMC dan hal ini disebutkan juga oleh ahli strategi dari CBA tersebut. 

Meski ini disampaikan, namun nampaknya para pembuat kebijakan The Fed ditakutkan akan menahan sinyal tapering. Hal tersebut sehubungan dengan kenaikan dari kasus corona di Amerika Serikat baru-baru ini. 

Kebijakan-kebijakan yang dibuat ini tentu melihat adanya kekhawatiran dari pelaku pasar karena cukup beralasan. Melihat bahwa kasus penyebaran virus corona varian terbaru di banyak negara dapat menyebabkan gagal pada pemulihan ekonomi secara global. 

Alasan tersebut sudah cukup kuat untuk menahan adanya sinyal tapering yang diwacanakan akan dilakukan pada pertengahan tahun ini sejak lama. Akan tetapi saat ini mungkin menunda tapering menjadi langkah paling tepat. 

Tampak di Amerika Serikat sendiri, lebih dari 35,000 kasus positif Covid-19 dalam satu hari. Angka ini tidak main-main apalagi sebelumnya sempat berhasil menekan angka pada kisaran 7,000 per harinya. 

Oleh karena itu, kasus penyebaran Covid-19 varian Delta ini harus segera ditangani dengan menahan beberapa penguatan bagi mata uang seperti Dolar AS demi memulihkan ekonomi secara global.