Wabah corona yang melanda dunia mengakibatkan sejumlah negara melakukan lockdown terutama negara-negara Eropa seperti Amerika, Inggris dan lain sebagainya. Keputusan untuk lockdown tersebut sengaja diambil guna mencegah penyebaran virus yang semakin merebak hingga memakan korban yang mencapai puluhan ribu orang.
Hingga kini dilaporkan bahwa korban penderita virus corona serta korban meninggal paling tinggi masih diduduki oleh Amerika. Pemerintah telah mengambil langkah tegas guna memutus penyebaran virus terebut. Rupanya wabah ini tidak begitu berpengaruh pada nilai mata uang Euro. Dimana sebagaian besar nilai tukar mata uang mereka masing stabil.
Bahkan justru cenderung menduduki posisi paling atas melampaui ekspektasi mata uang negara lainnya. Termasuk mata uang rupiah yang dibantai hingga ke titik paling rendah, bahkan sempat menduduki sebagai mata uang paling rendah di Asia. Menguatnya nilai mata uang Euro berdampak pada harga-harga barang didunia seperti harga minyak dan juga emas.
Nilai Tukar Euro Lesu
Mata uang dolar Amerika rupanya kini menjadi raja dan menduduki posisi paling tinggi didunia. Hal ini membuat mata uang lain seperti rupiah masih tampak lesu untuk melawannya. Tercatat hingga Rabu kemarin pada sesi perdagangan Eropa nilai tukar masih melemah. Meskipun rencana untuk membuka lockdown di negara Eropa telah akan segera dibuka.
Keputusan tersebut diambil setelah karantina wilayah yang dilakukan selama beberapa pekan akibat penyebaran virus corona. Hal ini sengaja akan diberlakukan karena melihat kondisi di Eropa sendiri penyebaran virus corona kini sudah melemah. Dibalik pandemi corona yang melanda belahan bumi Eropa rupanya mata uang negara tersebut terus Berjaya.
Bahkan rupiah sendiri merasa kewalahan untuk bisa melawannya karena euro mampu menguat dengan tajam dan pesat. Dari informasi yang diperoleh Refinitiv, tepatnya pukul 14:10 WIB, euro ditransaksikan dengan berada di level US$ 1,0863, mengalami penguatan tipis sebesar 0,05% pada pasar spot. Kemudian ditandingkan dengan rupiah, euro justru menguat 0,78% hingga mencapai level Rp 16.848,51/EUR.
Pembukaan lockdown di negara-negara Eropa kini mulai menggerakan kembali roda perekonomian yang sempat terhenti. Dari informasi yang beredar negara Italia akan mulai membuka lockdown pada 4 Mei nanti. Pembukaan tersebut akan dilakukan dengan cara bertahap. Namun seluruh warga masyarakat telah resmi diziinkan untuk beraktifitas mulai pekan lalu dengan cara terbatas.
Angin Segar untuk Perekonomian
Pembukaan lockdown yang akan dilakukan oleh negara-negara Eropa tentu menjadi kabar yang menyenangkan khususnya untuk sektor ekonomi. Pasalnya selama masa karantina seluruh kegiatan yang ada dinegara tersebut dihentikan secara serentak dan tidak ada aktifitas warga. Termasuk tidak ada kegiatan ekonomi yang berjalan.
Meskipun sudah mulai dibuka, kabar dibukanya karantina tersebut belum berimbas baik pada harga minyak mentah. Bahkan dari laporan WTI, harga minyak mentah pada Senin kemarin telah resmi ditutup dengan harga minus akibat harga anjlok jauh. Kontrak minyak WTI mengalami minus pada kontrak yang tercatat bulan Mei.
Sehingga pada saat ini yang tercatat aktif ialah kontrak bulan Juni. Pada Senin kemarin, perdagangan WTI diakhir dengan perolehan harga minyak mentah berada pada level US$ 20,43/barel. Kisaran tersebut menggambarkan betapa ambles harga minyak dunia saat ini. Hingga banyak negara penghasil minyak yang mengalami kerugian tidak sedikit.
Hingga siang ini, dilaporkan dari WTI harga minyak juga belum bergairah. Terhitung setidaknya amblesnya minyak mentah mencapai 7% atau berada pada kisaran harga US$ 10/barel. Selama ini harga minyak mentah selalu menjadi salah satu acuan untuk efektifitas ekonomi dunia. Hal ini disebabkan dari perputaran roda ekonomi yang lancar maka akan membuat permintaan akan minyak juga meningkat.
Lain halnya jika perputaran roda ekonomi yang berjalan lambat maka permintaan minyak pun juga akan semakin rendah. Tidak heran jika harga minyak semakin ambrol serta mengakibatkan pelaku pasar menjadi semakin memburuk.
Akan tetapi keputusan dibukanya lockdwon ini akan memberikan angin segar dan menjadi berita bagus. Diharapkan dengan kondisi baru dan roda perekonomian mulai berjalan maka akan membuat harga minyak cenderung lebih stabil dari kondisi sebelumnya.