Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Klaim Pengangguran AS Meningkat, Dollar AS Tertekan

Klaim Pengangguran AS Meningkat, Dollar AS Tertekan

by Didimax Team

Kabar tentang pergerakan nilai dari mata uang dalam pergerakan forex memang menarik untuk disimak. Apalagi bagi Anda yang berperan sebagai investor dan trader, bahkan sangat penting untuk selalu mengamati pergerakan nilai dari mata uang yang Anda investasikan sehingga bisa meminimalkan kesalahan yang terjadi.

Salah satu mata uang yang senantiasa menjadi perbincangan adalah mata uang dari Amerika Serikat (AS), yaitu dollar. Saat ini, dollar AS berada dalam posisi defensif terhadap sebagian besar mata uang sehingga membuat khawatir bagi masyarakat dan juga investor atau trader yang bermain dengan dollar AS.

mo ta hinh anh

Manfaat Terbesar dari Penurunan Dolar

Beberapa hari ini, telah muncul klaim pengangguran AS dan penurunan imbal hasil Treasury yang menahan greenback akibat daya tarik berkurang. Kondisi ini menyebabkan dollar AS berda dalam posisi defensif terhadap kebanyakan mata uang. Tidak heran jika banyak mata uang yang mendapatkan manfaat dari penurunan dolar. 

Salah satunya adalah mata uang Euro yang mendapatkan manfaat terbesar dari penurunan dolar akhir-akhir ini. Penurunan dolar AS tentu dapat meningkatkan nilai mata uang Euro dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para investor hingga para trader. Para pelaku pasar pun bersiap untuk data manufaktur zona euro.

Keraguan tentang kondisi bisa pulih dengan cepat akibat pandemi corona dan ketidakpercayaan jika ekonomi terbesar dunia ini bisa bangkit kembali ini terjadi karena pejabat Fred yang memperingatkan bahwa pemulihan dalam perekrutan mulai melambat. Alhasil, klaim pengangguran mingguan AS diperkirakan akan terus bertambah, bahkan lebih besar.

Kekhawatiran tentang Ekonomi AS

Pandemi covid-19 yang terjadi hampir di seluruh penjuru dunia ini ternyata juga memberikan dampak begitu besar terhadap negara Amerika Serikat. Bahkan, perekonomian AS pun mengalami perubahan yang cukup signifikan hingga membuat pihak terkait pun mengalami kekhawatiran. Apalagi dengan kelebihan pasokan dolar yang terlanjur beredar.

Pelonggaran kuantitatif besar-besaran yang dilakukan Fed dapat membebani mata uang AS. Apalagi dengan seluruh QE dan penurunan imbal hasil AS yang sebenarnya menunjukkan bahwa sentimen untuk dolar sedang melemah. Apabila hal ini terus terjadi maka AS bisa mengalami kesulitan lebih besar dalam sektor ekonomi.

Kondisi ini telah dimanfaatkan oleh Eropa dalam menaikkan nilai mata uangnya, yaitu euro. Berbeda dengan kondisi ekonomi AS yang sedang berada di dalam kekhawatiran, Eropa justru menempatkan penghentian yang kuat dan meningkatkan kepercayaan pada zona euro hingga obligasi euro.

Klaim Pengangguran AS

Kondisi ekonomi AS yang mengkhawatirkan ini tidak bisa terlepas dari klaim pengangguran masyarakat AS. Hal ini dapat dilihat dari jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran. Jumlah tidak terduga pun kembali muncul, bahkan bisa mencapai 1 juta pada minggu ini. 

Angka ini menunjukkan bahwa telah terjadi kemunduran pasar kerja AS yang dilumpuhkan akibat pandemi virus corona yang sedang melanda berbagai negara. Banyak kegiatan ekonomi yang terpaksa harus berhenti sehingga banyak pula orang Amerika yang tidak bisa melakukan pekerjaannya dan menjadi pengangguran.

Setelah risalah dovish dari pertemuan terbaru Fed menjadi salah satu penyebab mengapa sentimen untuk dolar terpukul. Ternyata, bukan hanya klaim pengangguran AS terus mengalami peningkatan yang menjadi penyebab melemahnya nilai dolar AS, tapi masih banyak alasan lainnya, termasuk risalah dovish tersebut.

Alasan Pergerakan Mata Uang Tertahan

Selama perdagangan Asia, pergerakan mata uang bisa tertahan karena data ekonomi utama masih kurang dan gesekan antara Amerika Serikat vs China yang mengkhawatirkan. Perilisan data manufaktur untuk zona euro dan Jerman sebagai ekonomi terbesar di Eropa sangatlah dinantikan oleh para pelaku pasar di euro.

Dari beberapa data menunjukkan bahwa euro akan terus menguat. Salah satu alasannya karena pemerintah Eropa yang mengambil tindakan tegas terhadap langkah-langkah stimulus. Tindakan pemerintah inilah yang akan mendukung pertumbuhan euro terus menuju peningkatan, di samping nilai dolar AS terus mengalami penurunan.

Sedangkan, Partai Demokrat AS dan Republik masih belum mencapai kesepakatan terhadap stimulus ekonomi tambahan. Kondisi ini ternyata ikut berpengaruh terhadap peningkatan nilai euro yang makin menguat dibanding dolar. Apabila kesepakatan tidak kunjung ditemukan, bisa jadi dolar AS akan terus melemah di hadapan euro. 

Di tengah pandemi covid-19 yang sedang melanda dunia ini, ternyata memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian di Amerika Serikat. Kondisi ini ditambah dengan berbagai hal yang membuat dolar AS terus melemah dan mengalami penurunan dibanding mata uang lain, khususnya euro.