Logam mulia berupa emas adalah pilihan tepat untuk investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Keunggulan emas yang ditetapkan sebagai safe haven, mempunyai risiko yang lebih kecil mengalami kerugian. Instrumen lain yang bisa dijadikan alternatif adalah kepingan Dinar dan Dirham.
Sejak dahulu, Dinar dan Dirham dijadikan sebagai pembayaran yang sah. Keduanya juga digunakan sebagai alat perdagangan dunia sesuai dengan syariah islam dan paling stabil soal harganya. Untuk nilainya sendiri 1 Koin Dirham merupakan emas murni asli, beratnya 1 mitsqal atau setara dengan1/7 troy ounce.
Sedangkan, 1 koin dirham mengandung perak murni dengan berat 1/10 troy ounce. Kedua koin ini bisa digunakan untuk semua jenis pembayaran. Baik zakat, investasi, atau juga simpanan serta mahar. Di Indonesia sendiri, 1 koin Dinar memiliki berat 4,25 gram ukuran 22 karat dan juga bersertifikat.
Desain koin Dinar sendiri cukup unik dengan gambar masjidil haram dan dua kalimat syahadat di belakang. Sedangkan, untuk koin Dirham juga dihiasi masjd Al-Aqsha beratnya mencapai 2,95 gram. Di pasar global dunia, kedua koin mempunyai nilai investasi yang tinggi. Sayangnya, beberapa pengusaha Indonesia belum mengenalnya.
Kelebihan dan Kekurangan Investasi Koin Dirham dan Dinar
Kedua koin ini mempunyai kadar tingkat emas murni yang sah dan diakui oleh dunia. Memang kalau di Indonesia pembayaran menggunakan koin ini belum begitu familiar. Tetapi, bila digunakan di negara Timur Tengah yang berbasis islam. Seperti, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, dan Bahrain.
Koin ini bisa ditukarkan dengan uang. Sistem penjualannya pun mudah. Tinggal dihitungkan saja dengan harga emas dunia. Memiliki koin ini ke negara Timur Tengah khususnya kota Dubai saat penting. Karena, saat menukarkan uang tidak akan terkena kurs. Seperti, yang terjadi di mata uang.
Beberapa investor ada yang menggunakannya sebagai safe haven. Karena, koin ini dinilai mampu menekan laju pertumbuhan ekonomi yang melambat. Harganya mengikuti harga pasar emas dunia saat ini. Koinnya yang kecil membuatnya mudah disimpan serta tidak akan ada yang menipu dan bisa dijual sewaktu-waktu.
Sayangnya, di Indonesia sendiri pemilikan koin Dirham dan Dinar disamakan dengan pemilikan perhiasan. Jadi, akan dikenakan pajak 10% yang membuat harganya jauh lebih mahal untuk membeli dan jauh lebih murah untuk menjual. Untuk harganya sendiri juga berbeda dengan emas batangan.
Bila menjualnya kembali perhitungannya akan sama dengan berat kandungan emas yang ada didalamnya. Padahal, untuk membuat kepingan koin ini memiliki biaya produksi yang tidak murah. Ukiran masjid dan kalimat syahadatnya mempunyai nilai yang cukup tinggi dan dibebankan pada pembeli.
Faktor yang Menyebabkan Harga Koin Dinar dan Dirham Naik atau Turun
Saat ini harga 1 koin Dinar saat ini berada di level Rp3.671.073. Atau turun Rp19.467. Sedangkan untuk kadar emas yang mencapai 99,99% juga ikut turun. Dari Rp4.000.000 menjadi Rp3.990.750. Penurunan ini memang terjadi karena beberapa faktor. Hanya saja salah satunya adalah harga emas dunia.
Tetapi, dalam kasus Dinar hari ini, faktor lain yang mempengaruhi adalah kurs rupiah yang sempat melemah. Karena situasi yang tidak menentu, serta perlemahan Dollar yang membuat Rupiah terkena imbasnya. Walaupun, saat ini Rupiah sedang perkasa. Tetap, saja tidak bisa mengembalikan harga koin.
Permintaan pasar Indonesia yang belum terlalu kuat seperti di Timur Tengah sepertinya mempengaruhi penurunan koin ini. Pada penutupan perdagangan kemarin. Dinar dan Dirham tidak beranjak. Padahal, Emas masih melesat dengan nilai yang cukup tinggi. Berbanding terbalik dengan Perak. Bahan untuk pembuatan koin Dirham ini justru naik.
Walaupun, angkanya tidak terlalu fantastis. Namun, cukup untuk investasi. Perhiasan berupa perak saat ini memang sedang menjadi tren. Saat harga emas yang sudah tak terkendali, investasi perak bisa menjadi solusi. Hanya saja, harga jual tidak terlalu fantastis. Tetapi, bisa dijadikan safe haven bagi kalangan menengah.
Untuk harga penutupan perdagangan dengan kadar 99,5%. Dijual dengan harga Rp89.915. Keduanya memang memiliki perbedaan yang sangat jauh. Tetapi, tidak ada salahnya bila memiliki keduanya. Bisa dijadikan aset jangka panjang yang nilainya akan lebih fantastis daripada sekarang.
Koin Dinar dan Dirham di Indonesia masih terbilang langka. Sehingga, saat harga emas atau perak bergejolak. Keduanya juga akan ikut, faktor lainnya juga berpengaruh dari kondisi rupiah. Bila tidak menentu, maka kontraksi harganya juga tertekan begitu dalam. Tetapi, bisa jadi alternatif dari investasi logam mulia.