Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Korsel Resesi, Rupiah Malah Melesat Tajam

Korsel Resesi, Rupiah Malah Melesat Tajam

by Didimax Team

Bila membaca berita perdagangan beberapa hari terakhir. Kata resesi masih menjadi topik utama yang kian hangat dibicarakan. Negara yang diyakini punya perekonomian kuat dan baik, akhirnya masuk jurang resesi. Setelah Singapura, sekarang ada Korea Selatan yang mengumumkan berita ini secara resmi.

Pada dua kuartal tahun 2020, perekonomian Korsel turun dari minus 1,3% menjadi minus 3,3%. Pabrik yang ada di Korsel hampir semua tutup dan tidak berproduksi. Secara tidak langsung mempengaruhi ekspor negeri Ginseng ini. Tercatat turun tajam hingga 40%. Menjadi yang terburuk sejak tahun 1963.

Walau begitu, untuk roda perekonomian masyarakat sendiri masih berjalan baik. Bahkan tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,4%. Hal ini disebabkan pemerintah Korsel memberikan stimulus kepada warganya agar roda perekonomian dalam negeri tetap jalan. Sehingga, kontraksinya tidak terlalu terasa.

 

Penyebab Korea Resesi

Berita yang cukup mengejutkan sebenarnya, kalau Korsel mengalami resesi. Karena, negeri ginseng ini merupakan 5 besar negara dengan perekonomian terkuat di dunia. Tetapi, Virus Corona telah menggerus kenyataan tersebut. Sektor ekspor yang menjadi andalan utama, harus berhenti seketika dalam waktu lama.

Kebijakan lock down dari sejumlah negara termasuk Korsel sendiri menjadi kebijakan yang bisa dikatakan blunder. Beberapa pabrik dikabarkan tutup karena takut akan terpapar virus. Dengan keadaan seperti, para investor juga serempak mencabut penanaman modal di negara ini. Angka turunnya cukup fantastis 2,9%.

Sebenarnya, Korsel adalah satu dari sekian banyak negara yang sudah menguji vaksin corona. Hal ini ditunjukkan dari penguatan mata uang won mereka yang selalu mampu mengungguli Dollar AS. Tetapi, dampak PHK yang terjadi di depan mata, membuat negara ini kehilangan hak ekspor mereka.

Won Masih Tanggung di Hadapan Dollar, Tetapi tidak didepan Rupiah

Sepekan ini, Rupiah hampir menjadi trending topic di berbagai perdagangan. Sentimen positif yang terus berhembus ke Indonesia. Membuat investor mulai menanamkan modal di sini. Penyebab Rupiah perkasa dan mampu melibas semua mata uang negara lain adalah. Jaminan investasi yang nyaman.

Walaupun, PSBB yang dicanangkan Presiden Joko Widodo masih diterapkan di sejumlah kota. Tetapi, banyak investor merasa iklim bisnis RI cocok dikala pandemi seperti ini. Selanjutnya, Perlemahan Dollar yang terus meningkat dari hari ke hari semakin terlihat saja. Sebab inilah yang membuat won selalu tidak bisa mengunggulinya.

Perang dagang AS dan China juga jadi faktor lainnya. Mengapa saat ini won sulit mengungguli Dollar AS. Dampak perang kedua negara tersebut memang terasa sampai ke RI. Tetapi, tidak menimbulkan efek yang sangat besar. Seperti, yang dirasakan oleh Australia sebentar lagi mengikuti jejak negara lain.

Alasan terakhir adalah produksi ekspor Korea Selatan yang berbeda dengan Indonesia. Sebagian besar RI merupakan bahan mentah yang mampu dijadikan energi. Semua negara membutuhkannya. Sementara korsel hanya beberapa saja bahan mentah energi, selebihnya elektronik, kain tenun dan karet sintetis.

Korea Resesi, Nasib Rupiah Jadi Untung atau Buntung?

Prediksi mengejutkan datang dari sumber Aviliani yang konon, meramalkan Rupiah akan menjadi mata uang terkuat di dunia. Seiring berjalannya kondisi pandemi yang tidak menentu. Hal ini bukan tanpa sebab. Karena ekspor Ri masih tetap berjalan dengan baik. Walau, ada sedikit pemangkasan produksi.

Walaupun, Indonesia mengalami resesi. Kondisinya tidak akan separah Korsel. Karena, resesi yang terjadi hanya kurangnya belanja anggaran pemerintah. Banyak investor yang tidak akan ragu menanamkan modal. Apalagi, presiden Jokowi membuka seluas-luasnya negara asing untuk berinvestasi.

Bukan tidak mungkin, Indonesia bisa mengambil sekitar 2% dari investasi yang hilang dari korsel yang mencapai 4% kehilangan di periode yang sama tahun lalu. Di tengah pandemi seperti saat ini. Kondisi RI cenderung lebih stabil dan risiko kerugian tidak akan terlalu besar.

Selanjutnya, Ri juga bisa mengambil alih industri otomotif yang juga menjadi komoditi ekspor Korsel. Mengingat, otomotif Indonesia sedang tumbuh ke arah yang positif. Walaupun, pergerakannya sangat lamban. Namun, dengan momen seperti ini bukan tidak mungkin industri tersebut bisa jadi komoditi ekspor baru.

Korea selatan memang resesi namun, won tetap berjaya karena pelemahan Dollar AS yang teramat dalam. Hal ini menjadi angin segar untuk perdagangan RI sebenarnya. Peluang yang cukup baik, mengembangkan ekspor dan menghentikan impor perlahan-lahan. Sehingga, menjadi keuntungan yang sangat besar.