Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Krisis Ukraina Semakin Memanas, Kini Harga Emas Menurun

Krisis Ukraina Semakin Memanas, Kini Harga Emas Menurun

by Didimax Team

Dalam sembilan bulan terakhir, harga emas bisa mencapai hingga level paling tinggi. Namun, adanya krisis Ukraina ini membuat harganya menurun. Hal ini dikarenakan investor menunggu adanya perkembangan dari krisis tersebut. 

Jika kondisi ini terus menerus terjadi tentu akan berdampak buruk terhadap perkembangan harga emas di seluruh dunia. Apalagi krisis yang berlangsung semakin hari terus memanas. 

Menurut direktur perdagangan logam David Meger mengatakan bahwa perdagangan emas sangat didukung pada lingkungan tersebut karena permainan safe-heaven tradisionalnya. Namun, tekanan inflasi sangat mempengaruhi kinerjanya dalam beberapa minggu terakhir. 

Hal ini terjadi pada tren sideways ke tren lain yang lebih tinggi. Bahkan, dengan adanya kenaikan suku bunga juga mungkin belum bisa menutupi dari tren tersebut. 

 

Investor Masih Menunggu Perkembangan dari Kasus Ukraina

Menurut informasi dari CNBC, di pasar spot harga emas mengalami penurunan hingga 0,2 persen. Harganya USD 1.902,71 per ounce setelah sebelumnya mencapai tingkat tertinggi USD 1.913,89 sejak tanggal  1 Juni. 

Di sisi lain, emas berjangka Amerika Serikat harganya 0,4 persen lebih tinggi, yaitu USD 1.907,40 per ounce. Indeks utama Wall Street mengalami kemerosotan akibat dari kerasnya sanksi Barat terhadap Rusia. 

Hal ini berkaitan dengan konfliknya bersama Ukraina sehingga membuat para investor merasa gelisah. Sementara itu, harga minyak justru mencapai level tertinggi terhitung mulai tahun 2014. 

Presiden Joe Biden akan menjauhkan Rusia dari pemakaian barang-barang hasil produksi Amerika baik berteknologi tinggi maupun rendah. Peraturan itu dibuat apabila pihak Moskow terus melakukan penyerangan lebih lanjut terhadap Ukraina. 

Saat ini presiden Amerika Serikat tersebut telah menandatangani perintah eksekutif. Perintah tersebut berisi larangan adanya investasi maupun perdagangan antara warga Amerika Serikat dengan 2 wilayah yang berpisah dari Ukraina.  

Kini investor terus menunggu bagaimana perkembangan dari krisis Ukraina. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat beserta sekutunya di Eropa akan memberikan sanksi baru kepada Rusia.

Sanksi diberikan karena pengakuan Presiden Vladimir Putin terhadap 2 wilayah yang telah memisahkan diri dari Ukraina timur. Selain itu, presiden Vladimir Putin memberikan perintah untuk mengerahkan pasukan di wilayah tersebut. 

Angkatan darat Rusia diminta oleh presiden Vladimir Putin meluncurkan Moskow sebagai salah satu bentuk penjagaan perdamaian di kedua wilayah itu. Pihak Barat khawatir dengan kondisi saat ini karena bisa menimbulkan perang besar.

Emas Dianggap menjadi Lindung Nilai 

Imbal dari hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat dalam 10 tahun yang sudah menjadi acuan kini tergelincir akibat krisis ini. Selain itu, sebagai akibat dari kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed).

Akhirnya semakin menjauh dari puncak lebih dari 2 tahun dan telah dicapai minggu lalu. Pejabat Fed menyatakan setuju bahwa inflasi bisa memperketat cengkeramanya pada lapangan pekerjaan dan ekonomi yang kuat.

Oleh karena itu, saat ini memang menjadi waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga. Namun, semua keputusan yang dibuat tergantung analisis inflasi pada setiap pertemuan beserta data lainnya. 

Kini, emas merupakan lindung nilai terhadap adanya resiko geopolitik sekaligus inflasi. Akan tetapi, suku bunga yang terus dinaikkan oleh Federal Reserve justru membuat daya tarik terhadap emas meredup. 

Selain itu, pemberlakuan suku bunga yang tinggi juga memperbesar peluang kerugian. Tingkat kerugian semakin tinggi karena emas tidak dapat memberikan imbal hasil. 

Hasil analisa menyebutkan adanya keterkaitan antara kemunduran emas dengan berbagai aksi untuk mengambil keuntungan. Hal ini diungkapkan oleh Ole Hansen, seorang analis Saxo Bank.

Ole Hansen menyebutkan bahwa pada kondisi seperti ini resiko premi biasanya akan meningkat dan dimasukkan pada harga emas. Berbeda dengan harga perak yang justru melonjak hingga 1,1 persen.

Harga terkini dari perak menjadi USD 24,19 per ounce, padahal dalam sebulan ini pernah menduduki level tertinggi yaitu di USD 24,35. Hal yang sama terjadi juga pada paladium.

Paladium turun sebanyak 0,8 persen sehingga harganya USD 2.368,84. Sebelumnya harga tertinggi mencapai USD 2.433 sejak 31 Januari. Sedangkan, platinum mengalami kenaikan 0,1 persen sehingga menjadi USD 1.975,09 per ounce. 

Pengaruh krisis Ukraina sangat besar terhadap harga emas. Tidak heran para investor gelisah dengan kondisi tersebut. Jika terus terjadi peningkatan suku bunga maka daya tarik investor terhadap emas akan berkurang. 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama