Krisis yang terjadi akibat perselisihan antara Ukraina dan Rusia masih terus berlanjut serta memberikan dampak yang cukup besar diberbagai sektor. Tidak hanya antara kedua Negara saja, melainkan juga global, salah satunya terhadap Indonesia dan nilai emas.
Saat ini emas naik ke level tertingginya sejak pertengahan Maret, hal ini tidak lain disebabkan oleh krisis Ukraina dan Rusia yang semakin memperburuk sentiment risiko, serta mendorong investor beralih ke logam kuning tersebut.
Emas semakin menguat hingga setengah persen dari perdagangan sebelumnya, tidak hanya emas spot, kenaikan juga terjadi pada emas berjangka. Selain kenaikan emas cukup signifikan, krisis dua Negara ini juga berimbas pada Indonesia.
Berbeda dengan ekspor Indonesia ke China yang telah mendapat perizinan GACC, ekspor Indonesia ke Rusia dan Ukraina mengalami penurunan yang sangat besar. Nilai ekspor RI ke Ukraina dan Rusia anjlok hingga 88,1 juta US Dolar.
Penurunan ini merupakan penurunan yang terbesar dari catatan nilai ekspor RI—Ukraina dan Rusia pada tahun-tahun sebelumnya. Akibat perang yang masih berlangsung, selama bulan Maret 2022, ekspor barang RI mengalami penurunan .
Akibat perang yang masih berlangsung, penurunan ini masuk ke dalam 5 besar Negara tujuan ekspor yang mengalami penurunan terdalam. Penurunan ini tentu mengganggu surplus Negara dan justru mengalami defisit.
Dipicu Krisis Ukraina, Emas Sentuh Level Tertinggi Lebih dari 1 Bulan
Konflik yang masih belum berujung antara kedua Negara membuat harga emas naik ke level tertinggi sejak pertengahan Maret dalam perdagangan Asia Senin ini. Krisis yang memperburuk sentiment risiko dan mendorong investor beralih ke logam kuning.
Kenaikan terjadi pada emas spot dan berjangka, emas spot menguat sebesar 0,5% diperdagangan menjadi 1.984,68 US Dolar per ounce nya. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertingi sejak 14 Maret lalu.
Selain emas spot, emas berjangka Amerika Serikat juga naik sebesar 0,7% menjadi 1.987,70 US Dolar per ouncenya. Ilya Spivak seorang ahli strategi mata uang di DailyFX memperingatkan likuiditas tipis yang mungkin dapat mendorong aksi harga berlebihan.
Dalam situasi yang seperti ini, emas dinilai sebagai penyimpan nilai yang sangat aman selama masa krisis politik dan ekonomi. Di tengah krisis Ukraina dan melonjaknya inflasi, emas membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
Pada hari senin, kenaikan emas dengan imbal hasil nol, imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun menguat ke level tertinggi. Sedangkan tes lain level 2.000 US Dolar kemungkinan merupakan jalur dengan resistensi paling rendah untuk emas.
Logam mulia lainnya di pasar spot juga mengalami pergerakan, perak naik sebesar 0,7% menjadi 25,87 USD per ounce, platinum naik sebesar 1,2% menjadi 1.001,57 USD, palladium naik 1,6% menjadi 2.406,85 USD.
Ekspor RI Ke Rusia dan Ukraina Anjlok
Krisis juga mempengaruhi Ekspor Indonesia, kinerja ekspor barang Indonesia anjlok selama bulan Maret 2022 akibat perang berkepanjangan kedua Negara.
Menurut kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan “penurunan ekspor ini kalau dikaitkan dengan konflik dan berbagai fenomena sebelumnya ini terlihat ekspor ke Rusia dan Ukraina mengalami penurunan.”
Nilai ekspor ke Rusia turun sebesar 88,1 juta USD, penurunan ini merupakan yang terbesar, disebabkan oleh turunnya ekspor minyak hewan nabati kode HS 15 dan mesin serta peralatan elektrik HS 85.
Bagi Indonesia, penurunan ekspor ke Ukraina merupakan penurunan terbesar kelima setelah Rusia, Turki, Bulgaria, dan Mauritina. Selain itu BPS juga mencatat total penurunan ekspor ke Ukraina sepanjang Maret 2022 mencapai 23,3 juta Dolar AS.
Komoditas yang paling memicu penurunan ekspor yaitu lemak dan minyak hewan atau nabati HS 15 serta kertas karto dan barang daripada HS 48. Sedangkan neraca dangan sepanjang bulan Maret 2022 maupun kuartal I 2022 dengan kedua Negara itu kini mengalami defisit.
Total ekspor Indonesia ke Rusia pada Maret 2022 hanya 67,5 juta US Dolar, jauh lebih kecil dari total nilai impornya yang membengkak menjadi 257,0 juta US Dolar. Dengan ini Indonesia mencatatkan defisit sebesar 189,5 Juta US Dolar.
Krisis yang terjadi antara Ukraina dan Rusia turut membawa dampak bagi semua sektor di beberapa Negara. Salah satunya juga berimbas pada nilai ekspor Indonesia terhadap kedua Negara yang masih berkonflik ini.