Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Kurs Rupiah kembali Menguat, Nyaris Tembus Rp 17.000

Kurs Rupiah kembali Menguat, Nyaris Tembus Rp 17.000

by Didimax Team

Sirkulasi mata uang rupiah kian mengkhawatirkan seiring tertekannya oleh wabah virus corona yang belum diketahui kapan berakhirnya.  Bagaimana tidak, rupiah kembali menguat dan nyaris tembus Rp 17.000. Level tertinggi dalam dekade terakhir dan dalam seminggu terakhir. Tercatat hingga hari ini rupiah bertengger di posisi 0,83% atau berada di level Rp 16.170 per dollar Amerika. 

Selaras dengan kurs rupiah, kurs tengah Jisdor atau Bank Indonesia juga menunjukkan peningkatan dengan posisi Rp 16.230 per dollar Amerika atau setara 0,60%. Kondisi demikian memaksa pemerintah dan Bank Indonesia harus cepat melakukan tindakan. Pasalnya kondisi demikian bisa membuat panik masyarakat yang kini masih resah dengan adanya wabah virus corona.

Dampak menguatnya rupiah ini begitu berpengaruh pada sektor industri yang memanfaatkan bahan baku impor seperti industri tekstil dan farmasi. Pasalnya bukannya untung besar yang bakal mereka terima namun, justru bayang-bayang kerugianlah yang akan mereka hadapi. Jika penguatan ini terus berlanjut, tentu sektor industri tersebut bisa jadi akan gulung tikar. 

 

Stabilkan Kurs Rupiah, Pemerintah Gelontorkan Sejumlah Stimulus

Demi menekan terus menguatnya kurs rupiah terhadap dollar maka pemerintah bersama Bank Indonesia mengambil langkah pasti dengan menggelontorkan sejumlah stimulus. Diantara stimulus tersebut adalah dengan menguatkan langkah menghadapi virus corona yang hingga kini sudah ada hasil positifnya. Setidaknya ada beberapa kebijakan yang diambil guna menekan laju merebaknya virus corona di sejumlah daerah. 

Selain itu, stimulus fiskal juga diberlakukan baik oleh pemerintah Indonesia dan stance dovish Bank Dunia. Triple Intervention juga mulai dilakukan oleh BI yang membuat kurs rupiah semakin membaik meski hasilnya belum terlalu banyak berubah. Setidaknya ada pergerakan yang mengarah ke area positif. 

Hasil semakin signifikan ketika pemerintah Indonesia mengambil kebijakan yang cukup membuat masyarakat sedikit tenang. Diantaranya adalah kebijakan adanya kompensasi bagi pekerja yang terkena PHK, adanya penundaan pembayaran kredit rumah dan kendaraan menjadi stimulus tambahan yang membuat rupiah kondisinya membaik. Sementara itu, dari segi eksternal, stimulus tersebut muncul berkat dollar AS yang melemah.

Diketahui dollar Amerika kian melemah bahkan tak berdaya ketika melawan Yen dan Euro. Tercatat hingga kemarin (27/3) dollar Amerika turun di kisaran 109,42 per Yen Jepang. Sementara melawan Euro dollar juga kewalahan dengan kurs Euro mencapai level 1,1025 terhadap dollar Amerika atau setara 1,40%. 

Cadangan Devisa Dianggap Cukup untuk Tekan Kurs Rupiah

Tren penguatan rupiah agaknya akan terus berlanjut hingga pandemi virus corona berakhir. Pasalnya wabah virus corona tidak hanya memporak-poranda perekonomian Indonesia namun, juga semua negara di dunia. Paling nyata adalah menguatnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika. Meski begitu, upaya demi upaya terus dilakukan agar kurs rupiah kembali normal.

Sepanjang 3 bulan berjalan di tahun 2020 ini, rupiah telah merosot tajam dengan mencapai prosentase 15%. Maka dari itu, gubernur Bank Indonesia mengambil langkah strategis diantaranya membuat beberapa kebijakan. Bahkan Perry Warijiyo selaku gubernur BI menngungkapkan bahwa hingga kini cadangan devisa negara dianggap cukup untuk membuat rupiah kembali stabil. 

Diantara kebijakan yang telah disinggung adalah triple intervention kemungkinan besar juga akan ditopang secara keseluruhan oleh cadangan devisa. Triple intervention sendiri merupakan sebuah kebijakan dimana dilakukan sebuah intervensi baik di pasar spot, DNDF hingga pembelian surat berharga negara dari investor asing. 

Tidak hanya triple intervention, kebijakan lain pun jika memungkinkan juga akan diambil sebagai upaya lanjut menstabilkan rupiah ini hingga pandemi berakhir. BI sendiri mengklaim jika cadangan devisa ini juga bisa menopang tidak hanya dari sektor internal namun juga sektor eksternal. Bahkan mampu mentabilkan sistem keuangan negara yang tentunya juga tergoncang. 

Tercatat hingga akhir bulan Februari cadangan devisa Indonesia sebanyak USD 130,4 miliar atau menurun dengan selisih USD 1,3 miliar dari bulan Januari. Jumlah tersebut setara dengan pembiayaan utang luar negeri selama 7,4 bukan serta pembiayaan impor selama 7,7 bulan. Jika tren positif terus berlangsung bukan tak mungkin kurs rupiah akan terus membaik hingga awal bulan April mendatang.