Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Laporan Kegagalan Tes Obat Covid-19 Menjadikan Bursa Asia Melemah

Laporan Kegagalan Tes Obat Covid-19 Menjadikan Bursa Asia Melemah

by Didimax Team

Bursa saham Asia pada Jumat (24/4/2020) mengalami pelemahan. Salah satu penyebabnya adalah peringatan dari analis mengenai pemulihan ekonomi global yang perlu waktu lebih lama akibat terjangan pandemik Covid-19. Hal ini merupakan sentimen negatif setelah munculnya sebuah laporan mengenai uji coba pertama obat Covid-19 gagal dilakukan oleh Gilead Sciences.

Laporan ini muncul akibat ketidaksengajaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan laporan mengenai rendesivir obat Gilead tidak berpengaruh dalam memperbaiki kondisi pasien Covid-19. Namun Gilead memberikan pernyataan bahwa penelitian tersebut diberhentikan akibat jumlah pendaftarnya yang sedikit. Sehingga kesimpulan berbentuk statistik pun belum bisa dilakukan akibat kurangnya data penelitian.

 

Penurunan Bursa Saham di Beberapa Negara Asia

Bursa saham Jepang berada di zona merah pada perdagangan akhir pekan (24/4/2020). Indeks Nikkei 225 turun 0,86% menjadi 19.262. Selain itu indeks Topix juga merosot 0,33% sehingga menjadi 1.421,29. Saham Tokyo Electron yang turun 3,1%, Canon turun 1,3%, serta Disco Corp melemah 4,9% merupakan pendorong turunnya indeks Nikkei 225.

Bursa saham Cina juga ditutup dengan penurunan. Indeks Shanghai Composite merosot sebesar 1,06% menjadi 2.808,53. Selain itu Shenzhen juga anjlok sebesar 1,48% menjadi 1.736,93. Pasar saham Hongkong pun tidak dapat menghindar dari pelemahan bursa ke angka 23.831,33 dengan penurunan sebesar 0,61% pada penutupan perdagangan lalu.

Penurunan bursa saham di negara Asia lainnya terjadi di Korea Selatan. Penurunan terjadi pada indeks Kospi yang di tutup dengan angka pelemahan 1,34% dan menjadi berada di level 1.889,02. Kosdaw juga mengalami pelemahan menyelesaikan perdangannya. Penurunan adalah sebesar 1,68 persen dan menjadikannya berada di level 632,96.

Bursa saham Indonesia pun tidak terhindari dari penurunan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan sebesar 2,12% atau 97,49 poin menjadi 4.496,06. Transaksi terbesar yang tercatat adalah sebesar Rp6,23 triliun. Terdapat 276 saham di tanah air yang mengalami penurunan. Sedangkan 111 saham naik dan 136 saham tetap di level stagnan.

Penurunan bursa saham ini tidak terlepas dari sentimen negatif akibat persebaran Covid-19 secara global yang belum mereda, serta banyaknya pasien positif dan jumlah korban jiwa yang semakin bertambah. Hugh Young, Direktur Pelaksana Wilayah Asia Pasifik dari Aberdeen Standard Investments memberi pernyataan bahwa perhitungan risiko saat ini belum dilakukan secara akurat.

Sebelumnya Bursa Asia Sudah Meningkat Karena Penguatan Harga Minyak, Begitu Pula dengan IHSG

Sebelum terjadi penurunan pada Jumat (24/4/2020), bursa saham Asia sempat mengalami penguatan pada hari Kamis (23//4/2020). Hal tersebut bisa dicapai karena harga minyak mentah yang kembali naik. Sebelumnya harga minyak mentah WTI mencapai zona minus akibat rendahnya permintaan pasar. Kebijakan lockdown di berbagai negara tentu berimbas ke rendahnya sektor transportasi.

Saat beberapa kebijakan diambil berbagai negara yang bergabung di OPEC+ untuk meningkatkan harga minyak dilakukan, maka bursa saham Asia pun turut meningkat. Pada Kamis (23/4/2020) menunjukkan peningkatan indeks saham Jepang. Yaitu dari Nikkei 225 yang naik 0,88% dan Topix yang meningkat sebesar 0,7%. Berikut pula Kospi Korea Selatan meningkat 0,55%.

Seperti bursa regional, IHSG juga turut menguat pada Kamis (23/4/2020). Menurut RTI pada pukul 09.22 WIB indeksnya naik sebesar 1,17% menjadi 4.618,153. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah 192 saham yang naik. Sedangkan saham stagnan sebanyak 112 dan yang turun ada 78. Nilai transaksi maksimalnya adalah sebesar Rp1,23 triliun. 

Menurut Edwin Sebayang, analis MNC Sekuritas, terdapat dua faktor yang mendorong munculnya sentimen positif terhadap IHSG pada Kamis lalu. Faktor pertama adalah indeks Dow Jones yang turun dalam dua hari kembali rebound. Penurunan sebesar 5,11% atau 1223 poin berhasil naik 1,99% akibat adanya stimulus $500 miliar dolar Amerika Serikat.

Faktor kedua tentunya dipicu adanya rebound harga minyak mentah WTI sebesar 9,01%. Kemudian kenaikan harga komoditas seperti emas yang naik 2,03% serta EIDO 3,10% juga menjadikan bursa Asia dan IHSG naik. Namun kenaikan bursa saham Asia termasuk IHSG tidak bertahan lama akibat kembali munculnya sentimen negatif mengenai kegagalan obat Covid-19.