Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Lowongan Pekerjaan Sedikit, Dollar Australia Semakin Tertekan

Lowongan Pekerjaan Sedikit, Dollar Australia Semakin Tertekan

by Didimax Team

Pada hari ini (Kamis,15/Oktober) Biro Statistik Australia telah mempublikasi data Employment Change. Hasilnya adalah terjadi kemerosotan sebanyak 29.5k pada bulan September. Data tersebut sebenarnya lebih baik dari prediksi forecast ekonom untuk penurunan 35k. Akan tetapi angka ketenagakerjaan Australia kini anjlok dari pencapaian 111k di bulan Agustus.

Pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai memang memberikan dampak besar terhadap banyak sektor, salah satunya melemahkan perekonomian sehingga membuat lapangan kerja semakin sedikit. Di Australia sendiri, penurunan lapangan kerja paling signifikan terjadi pada kategori part time employment.

Di Australia sendiri tercatat pekerjaan paruh waktu merosot dari 74.8k menjadi 9.4k pada bulan September ini. Sedangkan untuk kategori full-time employment juga mengalami penurunan dari 36.2k menjadi 20.1k. Merosotnya lapangan pekerjaan ini berdampak pada semakin melemahnya Dollar Australia setelah sempat babak belur karena terdampak ketidakjelasan stimulus AS.

Data pengangguran juga dilaporkan mengalami peningkatan dari 6.8 persen menjadi 6.9 persen pada bulan September ini. Walaupun mengalami penurunan, akan tetapi angka tersebut masih lebih bagus dibandingkan dengan ekspetasi ekonom yang memprediksi tingkat pengangguran meningkat menjadi 7.1 persen. Data ini cukup menjadi indikasi bahwa pemulihan ekonomi Australia tengah tersendat pada akhir kuartal ketiga.

 

Suku Bunga Kembali Dipangkas, AUD/USD Semakin Babak Belur

Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil dan ditambah data ketenagakerjaan yang cukup mengecewakan, berita buruk juga masih menyelimuti Australia. Pagi ini, Gubernur RBA, Philip Lowe menyatakan bahwa akan memangkas kembali suku bunga sebanyak 10 basis dari 0.25 persen menjadi 1.5 persen dimulai pada pertengahan bulan depan.

Saat ini bergerakan pair AUD/USD berada di kisaran 0.7316 atau melemah 0.35 persen dari harga pembukaan harian. Kondisi ini membuat Dollar Australia kian terpuruk sehingga rencana untuk memperbaiki perekonomian juga kian sulit. Ditambah lagi status stimulus AS yang juga tidak kunjung selesai dan menemui titik temu, juga semakin membuat Dollar Australia semakin babak belur.

Kondisi sulit ini masih ditambah dengan pernyataan Lowe yang menyatakan bahwa skenaria untuk kenaikan suku bunga tidak akan dilakukan setidaknya selama 3 tahun mendatang. Keputusan ini berarti bahwa RBA tidak akan melakukan kenaikan suku bunga sampai tahun 2023 mendatang. Hal ini bertujuan untuk mendukung dalam upaya pemulihan ekonomi Australia selama masa pandemic COVID-19 ini.

Kondisi sulit selama masa pandemic COVID-19 memang membuat Australia cukup kewalahan. Selama beberapa bulan terakhir, AUD/USD terus bergejolak walaupun sempat menguat beberapa waktu lalu. Maka dari itu, kepastian stimulus AS harus segera di lakukan agar bisa memperbaiki perekonomian banyak negara termasuk Australia.

Analisis Teknikal Trading AUD/USD Hari Ini

Saat ini AUD/USD tengah tertekan di area support. Sedangkan indicator stochastic masih cenderung bearish di time frame H1. Untuk strategi trading AUD/USD hari ini, trader bisa melakukan sell jika telah ada konfirmasi sinyal bearish di area 0.71568 – 0.71743. Pada posisi ini potensi target di kisaran 0.71459 – 0.71283. Selanjutnya, sell juga bisa dilakukan jika support 0.7128 tembus dengan valid sehingga memiliki potensi targer di kisaran 0.71107 – 0.70998.

Untuk buy, trader bisa melakukan jika ada konfirmasi sinyal bullish sebelum support 0.71283 telah tembus. Posisi ini memiliki potensi target di kisaran 0.71568 – 0.71743. Selain itu, buy juga bisa dilakukan jika resistance 0.71743 tembus dengan valid sehingga memiliki potensi target di kisaran 0.71852 – 0.72028.

Saat ini aksi jual dollar Australia banyak dilakukan karena terpicu dengan pengumuman bank sentral Australia (RBA) yang mengisyaratkan akan merealisasikan pemangkasan suku bunga bulan depan. Untuk menghindari kerugian terlalu besar, banyak nasabah yang memilih melepas dollar mereka saat ini sebelum kebijakan tersebut benar-benar dilakukan.

Di tengah kondisi pandemic COVID-19 yang tak kunjung menemui titik akhir ini, banyak negara mulai mengalami kesulitan. Salah satunya adalah Australia yang saat ini tengah mengalami penurunan ketersediaan lowongan kerja akibat melemahnya keuangan perusahaan. Kondisi bahkan semakin memburuk dengan keputusan Philip Lowe untuk memangkas suku bunga selama 3 tahun mendatang dalam upaya memperbaiki perekonomian negara.