Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Menguatnya Dolar Akibat Data Pekerja Swasta

Menguatnya Dolar Akibat Data Pekerja Swasta

by Didimax Team

Dolar adalah salah satu mata uang yang nilainya terus mengalami peningkatan di segala kondisi. Hal ini terbukti dengan semakin menguatnya dolar terhadap safe haven dan juga mata uang swiss franc di tengah-tengah kasus corona virus. Hal ini dikarenakan peningkatan risk appetite terkait kejadian ditemukannya pengobatan virus corona.

Meningkatnya USD juga tak semata-mata karena virus corona belaka karena terdapat sumbangsih nyata peningkatan jumlah pekerja swasta di bulan januari yang telah melampaui perkiraan pasar. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan keuangan dan ekonomi Amerika Serikat sangat stabil, sehingga memungkinkan adanya pemangkasan suku bunga yang begitu kecil.

Pasar global saat ini memang begitu fokus pada wabah corona yang sampai kini memakan hingga 490 korban jiwa yang berpusat di Wuhan dan menyebar ke kota atau bahkan Negara lainnya. Korban jiwa ini menyebar dengan cepat ke kota besar lainnya sebagai akibat migrasi manusia yang berasal dari Wuhan.

Di sisi lain, yen dan juga swiss franc menemukan obat yang bisa mengobati pasien corona virus di Universitas China. Hal ini juga senada dengan peneliti Inggris yang juga telah menemukan terobosan yang begitu signifikan terkait vaksin untuk pengobatan corona virus.

Data pekerja swasta Amerika Serikat yang meningkat mencapai 291.000 selama bulan Januari memberikan dampak yang bagus yakni sentiment risk-on yang kemudian membaik. Data ini menurut ADP National Employment Report telah melebihi ekspektasi. Di mana indeks tersebut berada di atas angka 156.000.

Pertumbuhan pekerja swasta tersebut terbilang sebagai pertumbuhan tertinggi yang terhitung sejak Mei 2015. Manfaat lain dari peningkatan ini juga menambah aktivitas sektor AS serta permintaan investasi yang masuk. Sehingga bisa disimpulkan Indeks Institute for Supply Management (ISM) meningkat menjadi 55,5 yang merupakan puncak level tertinggi sejak Agustus tahun lalu.

 

Pelemahan Yen dan Swiss Franc Terhadap Dolar Amerika Serikat

Pelemahan mata uang yen dan juga swiss franc terhadap dolar Amerika Serikat telah memasuki sesi yang ke empat. Pelaku pasar global saat ini masih berada di mode risk-on yang disebabkan karena upaya yang dilakukan pemerintah China dalam mengatasi wabah corona virus serta mengatasi keterlambatan ekonomi.

Pelemahan mata uang safe-haven ini dipicu oleh adanya optimisme yang tinggi jika pemerintah China mampu mengatasi wabah virus corona sendiri. Pelemahan mata uang ini juga terlihat dari dolar Australia yang juga menguat. Hal ini ditandai dengan adanya penyuntikan dana ratusan milyar oleh bank central China ke sistem keuangan pekan ini.

Kebijakan yang Digunakan

Kebijakan yang digunakan untuk sistem ini adalah dengan memangkas tariff impor barang yang berasal dari Amerika Serikat. Hal ini dilakukan menyusul dengan adanya kesepakatan penandatangan dengan Amerika Serikat tahap 1 antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Seperti yang diungkapkan oleh Xi Jinping, Presiden China yang mengatakan kepada Raja Salman melalui sambungan teleponnya atas hasil positif pencegahan dan pengobatan virus corona di Wuhan. Kantor berita resmi China juga melaporkan bahwa telah menggelontorkan sejumlah dana ratusan milyar untuk meredam dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh corona virus.

Tercatat hingga saat ini Corona virus telah memakan korban jiwa sebanyak 563. Di sisi lain, lebih dari 28.000 orang telah dinyatakan terinfeksi corona virus. Reuters, juga melaporkan bahwa ada 260 kasus baru yang tersebar di 31 negara dan juga kawasan luar daratan China.

Hingga berita ini diturunkan, yen melemah hingga level terendah selama dua pekan terhadap dolar Amerika Serikat. Sedangkan mata uang Swiss Franc, melemah menuju ke level terendah selama lebih dari sepekan. Penguatan mata uang Amerika Serikat ini bisa dilihat dari banyaknya investor yang masuk serta peningkatan asset Amerika Serikat. 

Data yang ada menyebutkan bahwa USD menguat hingga 0,5% jika dibandingkan dengan yen menuju angka 109.542 dan menguat sebanyak 0.3% terhadap Swiss Franc ke angka 0.97040. Menguatnya dolar Amerika Serikat ini bisa dipicu oleh beberapa faktor yang mendominasi seperti peningkatan data pekerja hingga dampak corona virus yang mendunia.