Harga minyak terus mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan tersebut membuat harga minyak sampai ke titik terendah. Ini sudah terjadi sejak akhir Maret dan terus berlangsung hingga sekarang.
Ada banyak hal yang menyebabkan penurunan tersebut terjadi. Salah satu alasan penurunannya karena data ekonomi yang terus melemah dari China. Ini memang di luar ekspektasi di mana kebanyakan orang mengharapkan data ekonomi China terus membaik.
Belum lagi ada ekspektasi kenaikan suku bunga dari Federal Reserve. Ada banyak orang yang sudah memprediksi poin kenaikan suku bunga yang akan diambil. Hal ini memang tidak bisa dihindari mengingat kenaikan suku bunga ini harus dilakukan untuk menekan inflasi.
Bukan hanya Federal Reserve, kenaikan suku bunga juga akan diambil oleh ECB atau Bank Sentral Eropa. Bank Sentral Eropa sendiri akan mengambil keputusannya di minggu ini. Hal lain yang memperburuk penurunannya adalah optimisme pasokan minyak itu sendiri.
Minyak mentah brent sendiri mengalami penurunan sekitar 3,04 persen. Dengan penurunan tersebut, harga minyak berkurang sekitar 2,41 dollar AS. Hal tersebut membuat harga per barelnya berada di angka 76,9 dollar AS per barel.
Tidak hanya minyak mentah brent, penurunan juga terjadi untuk minyak mentah WTI atau West Texas Intermediate. Penurunannya sendiri berada di kisaran 3,29 persen. Presentase ini membuat penurunannya mencapai 2,49 dollar menjadi 73,17 dollar AS.
Produksi Minyak OPEC Turun di Bulan April
Produksi minyak OPEC mengalami penurunan di bulan April. Namun ada situasi unik yang terjadi di pasar. Jika sebelumnya pasar selalu memerhatikan hal semacam ini dengan teliti, ada situasi di mana penurunan yang sekarang terjadi seakan diabaikan.
Ada banyak hal yang menyebabkan pengabaian tersebut. Salah satunya karena beberapa negara yang terkena sanksi melanjutkan produksi untuk minyak mentah mereka. Contoh negaranya sendiri seperti Rusia dan Ira.
Iran sendiri terkenal karena produksi minyaknya yang sangat tinggi. Negara tersebut bisa memproduksi minyak hingga 3 juta barel per hari. Ini sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh menteri perminyakannya di hari Selasa.
Informasi mengenai hal ini bisa langsung dilihari lewat situs web kementrian perminyakan Iran yaitu Shana. Presentase tersebut sebenarnya meningkat. Itu karena, angkanya jauh lebih kecil beberapa tahun ke belakang.
Sebagai contoh, Iran memompa rata-rata 2,4 juta barel per hari. Angka tersebut merupakan produksi yang dilakukan pada tahun 2021. Perlu diingat, Iran sendiri memang sudah ada di bawah sanksi AS sejak tahun 2018 lalu.
Belum terlihat tanda-tanda bahwa sanksi tersebut akan mengalami pencabutan. Itu karena situasi politik di AS sendiri sama sekali belum membaik.
Data aktivitas manufaktur di China sendiri sebelumnya sudah dirilis. Perilisan tersebut dilakukan di hari Minggu dan menyebabkan tekanan pada harga minyak. Dengan adanya penurunan tersebut, minyak mengalami penurunan secara tidak terduga di bulan April.
Ini sebenarnya wajar mengingat sendiri merupakan salah satu importir minyak mentah paling besar yang ada di dunia.
Prospek Ekonomi Dunia Belum Membaik
Ada satu hal yang bisa menyebabkan harga minyak ini membaik. Hal tersebut adalah prospek ekonomi dunia yang mengalami perbaikan. Namun masalahnya, kondisi semacam ini belum terlihat tanda-tandanya.
Itu karena, prospek ekonomi dunia masih nampak suram di beberapa belahan dunia. Hal ini tidak dilebih-lebihkan mengingat banyak analis setuju dengan kondisi tersebut. Pelaku pasar sendiri terus memerhatikan arah pasar saat ini.
Bisa dikatakan, pasar masih terus memantau ekspektasi kenaikan suku bunga dari bank sentral. Nantinya ini bisa membantu menghindari perlambatan yang terjadi pada pertumbuhan ekonomi dan membuat permintaan energi kembali meningkat.
ECB sendiri diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga. Ini akan dilakukan saat pertemuan regulernya dilakukan. Tentu pertemuan tersebut akan membahas tentang kebijakan. Pertemuannya sendiri dilakukan pada hari Kamis.
Ada sebuah pendapat terkait hal ini yang dirilis pada hari Senin lalu. Pendapat tersebut membahas stok minyak mentah yang dimiliki AS. Banyak pihak yakin stok minyak mentah ini akan terus menurun dalam beberapa minggu ke depan.
Itu memang perlu dilakukan jika melihat situasi terbaru di hari ini. Nantinya penurunan stok bisa membuat harga minyak kembali ke arah yang lebih baik.