Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Minggu yang Cukup Stabil untuk Rupiah, Bagaimana Pekan Depan?

Minggu yang Cukup Stabil untuk Rupiah, Bagaimana Pekan Depan?

by Didimax Team

Harga Rupiah ke USD pada pekan lalu ditutup kokoh di angka 14.385 per dollar. Artinya, ini adalah angka yang cukup dinamis dan kebijakan BI terbukti dapat meningkatkan suku bunga rupiah juga. Tetapi, rupiah berpotensi akan turun di pekan ini karena kebijakan baru AS.

Bank sentral Indonesia mulai berhasil membuat sesi pasar Asia lebih kuat dan pergerakan di beberapa minggu ini mulai lebih basis dan tidak bergerak fluktuatif yang berbahaya. Bahkan, BI ingin kalau likuiditas Rupiah bisa membuat basis sebagai ekonomi terkuat di ASEAN.

Pertukaran nilai USD dan IDR bisa dihubungkan dengan kebijakan FED yang secara stabil mengangkat nilai rata-rata di pasar yang lebih luas. Federal Open Market Committee melihat kalau kebijakan monetary AS dan Indonesia memiliki potensi mengalahkan sinyal global.

Mengesampingkan fakta yang terjadi di keuangan global dengan US yang makin menguat, kini tantangan yang ada saat ini adalah mengharapkan pembeli melakukan lebih banyak transaksi di keuangan global dengan rupiah. Ini bertujuan agar demand rupiah besar dan kuat. 

 

Pergerakan Dinamis Rupiah Pada Pekan Ini

Melihat kondisi ekonomi Indonesia di tengah persebaran Covid-19 varian Omicron yang semakin mengerikan, maka banyak yang memprediksi kalau nilai tukar IDR ke USD anjlok dalam waktu dekat. Apalagi jika menggunakan indikator analisis periodik jangka pendek.

Tetapi nyatanya, Rupiah ditutup cukup stabil di akhir pekan ini dan banyak juga indeks saham yang mengalami peningkatan level pendek. Aliran modal asing yang masuk ke Indonesia juga memang lebih sedikit. Tetapi aliran ini cukup strategis mendongkrak pasar Rupiah.

Selain itu, hasil survei dari tim pemantauan harga pada Minggu ke-4 bulan Januari 2022, perkembangan harga pada bulan ini cukup terkendali. Nilai inflasi pada bulan ni sebesar 0,5% setelah sebelumnya, di tahun 2021, Indonesia mampu menekan nilai inflasi ke 2,15%.

Tetapi ini belum cukup karena Bank Indonesia kini akan semakin gencar dalam memonitor pergerakan keluar masuk Rupiah karena jika terlalu banyak dicetak, maka level stabilitas akan menurun. Padahal target utama BI adalah membuat rupiah berjalan stabil di kondisi ini.

Covid varian Omicron membuat banyak yang meragukan sistem makro ekonomi dan sistem keuangan secara global. Tetapi semua berharap kalau kebijakan yang akan diambil nantinya bisa menopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri dengan koordinasi antar otoritas.

Sepanjang pekan ini, Rupiah kembali bisa mencatatkan koreksi. Ini lebih baik dari catatan mata uang luar negeri yang gagal bertahan dari perkasanya dolar AS. Secara point to point, Rupiah terkoreksi 0,35%, ditutup stagnan di harga 14.358 per USD dilansir dari Refinitiv.

Di awal pekan ke-3 Januari 2022, Rupiah mulai di harga 14.335 dan mulai menurun nilainya 3 hari kemudian hingga menyentuh 14.350. Dan pada akhir pekan, nilainya menyentuh 14.385. tetapi ini bukan angka yang buruk, mengingat banyak yang kesulitan menghadapi dollar.

Rupiah Berpotensi Menurun Awal Pekan Ini

Tetapi di awal pekan ini sekaligus penghujung bulan Januari 2022, nilai tukar Rupiah tampak akan melemah. Kurs rupiah memang sempat menguat, tetapi jika melihat kebijakan baru AS untuk pasar forex, nilai Rupiah bisa kembali terganggu dan harus kehilangan nilai lagi.

Menurut Bloomberg dan salah satu ahli Ekonomi Indonesia, ekuitas dan realisasi investasi Indonesia sepanjang 2021 mampu melebihi target pemerintah di awal tahun hingga 100%. Ini yang membuat banyak atensi ke pasar Indonesia juga di awal tahun 2022, di Januari.

Sehingga jika nilai Rupiah yang masih terkendala faktor teknikal untuk penguatan, maka bisa saja investor dan banyak penanam modal yang akan menarik dananya di pasar Indonesia. Jadi, Rupiah berpotensi besar akan kembali menurun setidaknya hingga Senin 31 Januari.

Belum lagi data tenaga kerja AS yang telah meningkat hingga 7%, ini membuat ekonomi AS akan semakin kuat dan ditambah dengan FED yang menaikkan suku bunga acuan. Jika saat ini Rupiah tiba di nilai 14.385, maka di pekan depan, Rupiah diproyeksikan akan di 14.450.

Nilai Rupiah harus kembali bergerak positif agar banyak investor yang menanam modal di pasar Indonesia. Kebijakan AS mungkin sangat ketat dan membuat dollar semakin perkasa. Tetapi dengan adanya BI, maka nilai rupiah bisa saja bergerak lebih tinggi dari perkiraan.