Sudah bukan rahasia lagi harga minyak mentah mengalami kenaikan maupun penurunan yang dipengaruhi oleh jumlah permintaan dan ketersediannya. Tidak hanya itu, naik turunnya harga minyak dunia juga dipengaruhi oleh laju pertumbuhan ekonomi beberapa negara. Saat ini, harga minyak mentah dunia mengalami penurunan hinggai bawah $50 per barel.
Penurunan harga minyak tentu saja memengaruhi kondisi ekonomi negara-negara penghasil minyak, baik yang tergabung dalam OPEC maupun negara non OPEC. Bahkan, harga minyak juga memengaruhi nilai dolar Amerika. Berikut uraian terkait penurunan harga minyak mental dan pengaruhnya terhadap OPEC.
Minyak Mentah Turun Akibat Virus Corona
Di sesi Asia, harga minyak mentah Amerika Serikat kembali mengalami penurunan menjadi $50 per barel. Meski begitu, pasar tetap merasakan kekhawatiran terkait permintaan Cina maupun secara global sebagai efek virus corona. Terlebih lagi, saat ini investor sedang berargumen untuk masalah pengurangan produksi dari produsen tradisional.
Cerita tentang virus corona sendiri telah mendominasi dan memengaruhi semua pasar. Virus ini telah menewaskan banyak orang di Tiongkok, hingga kini telah mencapai 908 orang dan merupakan jumlah tertinggi sejak mengalami penyebaran di bulan Desember. Jumlah korban tewas akibat virus corona sendiri telah menyamai wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi pada tahun 2002/3. Sementara untuk korban yang terinfeksi virus corona mencapai 40.444 orang.
Untuk menyelidiki penularan yang terjadi, WHO (World Health Organization) pun mengirimkan tim ahli ke Beijing. Beberapa wilayah di China pun diisolasi sehingga banyak maskapai yang melakukan pembatalan penerbangan ke negara tersebut. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya jumlah permintaan bahan bakar pesawat yang memberi pengaruh signifikan pada harga minyak mentah.
Di China, harga gerbang pabrik sangat lemah pada bulan Januari lalu. Sementara itu harga konsumen mengalami peningkatan, terutama biaya makanan. Di sisi lain, harga emas sempat tergelincir namun kembali naik melalui Asia Pasifik sore sehingga masih dalam posisi stabil.
Kondisi di atas sepertinya mendukung konter-siklus aset surga meskipun Dolar Amerika Serikat lebih kuat setelah data payroll AS menguat minggu lalu. Penguatan data payroll tersebut juga mampu membuat emas dalam mata uang Dolar menjadi tidak menarik bagi sebagian orang.
Benarkah OPEC Mendominasi Perdagangan Minyak?
Penurunan harga minyak yang terjadi selala beberapa hari membuat kelompok JTC (Join Technical Committee) meminta dilakukannya penurunan produksi minyak oleh OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) beserta sekutunya. Kelompok tersebut meminta dilakukannya pemotongan produksi minyak sebanyak 600.000 barel setiap hari dari pasokan global.
Mengingat China sebagai salah satu negara dengan konsumen minyak tinggi sedang mengalami krisis akibat virus corona, OPEC pun berencana mengurangi produksi minyak tersebut dari kuartal I hingga kuartal II tahun 2020. Namun, untuk melakukannya pihak OPEC memerlukan persetujuan dari para sekutu yang juga berperan besar dalam produksi dan perdagangan minyak mentah.
Sebagai sekutu utama OPEC, Rusia menyatakan bahwa pihaknya membutuhkan waktu lebih untuk mempertimbangkan rekomendasi kelompok teknisi OPEC. Bahkan, Menteri Energi Rusia Alexander Novak memberikan pernyataan bahwa negaranya membutuhkan waktu lebih banyak untuk memahami kondisi saat ini dimana permintaan minyak masih solid sedangkan pertumbuhan produksi minyak AS mengalami perlambatan.
Berdasarkan rekam jejak harga minyak mentah harian dapat dilihat bahwasanya sejak akhir Januari harga memiliki rentang yang cukup luas dan terlihat tetap. Perdagangan di dalamnya pun merupakan bentuk perlambatan signifikan terkait turunnya harga yang terjadi pada tahun ini. Sebagian besar penurunan tersebut secara fundamental didasarkan pada harapan pasar terhadap OPEC untuk melakukan pengurangan produksi.
Dari grafik harga minyak mentah juga dapat diketahui bahwasanya batas bawah kisaran telah berhasil selamat dari tes lainnya. Meski begitu, harga minyak diharapkan akan mengalami peningkatan dan kembali ke puncaknya dengan harga $52,25. Tanda kenaikan tersebut pun sudah mulai terlihat sehingga ada kemungkinan terjadi dalam waktu dekat.
Sedangkan untuk harga emas telah mengalami peningkatan secara tentatif, kisaran jangka pendek yang kurang disukai pasar sejak sebulan lalu. Melihat hal tersebut, tidak mengherankan apabila pasar mengalami sedikit kebimbangan saat ini dan saling mengirimkan sinyal bertentangan. Tren bullish emas ini sepertinya menunjukkan adanya kesiapan untuk menembus resistensi yang dibentuk tren kenaikan sebelumnya.