Kondisi dari greenback sedang mulai melemah tipis di tengah kinerja dari ekuitas global sedang mulai membaik. Imbalan hasil Treasury saat AS sendiri juga lebih lemah sebagai salah satu akibat terjadi.
Untuk aktivitas terjadi menjelang Risalah Rapat FOMC sendiri sedang menjadi perhatian khusus. Untuk pesanan barang tahan lama miliki AS juga akan segera keluar serta ditunggu oleh para investor.
Dengan langkah tersebut, maka juga akan memberikan kenaikan terhadap suku bunga deposito menjadi kisaran 2,25 %. Pembuat kebijakan ECB Finlandia, Olli Rehan juga mengatakan akan terjadi kenaikan suku bunga.
Ekspektasi Inflasi Jangka Panjang serta Kondisi Beberapa Mata Uang
Saat indeks Asia dan Eropa telah ditutup dengan berada pada zona hijau. Kemudian dari Wall Street telah menuliskan jika terdapat kenaikan menunjukkan substansial dengan penambahan terjadi di jam terakhir perdagangan.
Di samping itu, untuk imbal hasil Treasury AS telah mengalami penurunan tipis. Dengan mendapatkan imbal hasil obligasi untuk 10 tahun telah mengalami penurunan hingga sebanyak 7 bp menjadi kisaran 3,75 %.
Serta untuk penawaran 2 tahun adalah 4,51 % hampir tidak turun nilainya. Dari Pejabat Bank Sentral Eropa juga memberikan komentarnya terkait kondisi tersebut, saat media untuk wawancara pendapat.
Dikatakan jika sebagian besar dari mereka telah membuka jalan untuk kenaikan suku bunga 75 bp lagi. Kondisi ini dimungkinkan terjadi saat pertemuan di bulan Desember mendatang, namun EUR menunjukkan sedikit reaksi saja.
Robet Holzmann, selaku kepala Bank Nasional Australia juga mendukung untuk kenaikan suku bunga agresif. Saat penaikan suku bunga tersebut akan terjadi sebanyak 3 kali secara berturut-turut nantinya.
Dari pihak Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Master juga menyebutkan jika terdapat ekspektasi untuk inflasi dalam jangka panjang. Untuk inflasi tersebut dikatakan juga akan terjadi cukup kuat nantinya.
Meskipun terdapat keadaan pertumbuhan upah tertinggal di bawah inflasi di berbagai sektor. Nantinya kondisi tersebut dapat menjadikan permintaan tenaga kerja melebihi pasokan dari pekerja dimiliki.
Kemudian fokus pasar juga sedang berada saat kondisi krises energi terjadi pada Eropa. Akibat dari G7 serta UE yang masih juga membahas mengenai batasan bagi harga minyak Rusia belum selesai.
Kondisi dari EUR / USD sendiri sedang berada pada kondisi mulai melakukan pemulihan. Ada beberapa kekuatan didapatkan namun tetap masih belum bisa kembali pada level acuan mereka yaitu 1,0300.
Hal ini juga masih bertahan dengan dekatnya pada sesi akhir AS berlangsung. Pembicaraan mengenai rumor tentang Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt juga mendorong Inggris secara pribadi berhubungan dengan Uni Eropa.
Hubungan pribadi yang dibangun tersebut juga tengah menimbulkan ketegangan tersendiri. Dalam pemerintahan Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak sedang berada saat kondisi ketegangan tersendiri.
Untuk kondisi dari GBP / USD sekarang sedang menetap pada nilai 1,1880 di tengah pelemahan dolar. Nilai dari dolar sendiri sedang melemah terhadap beberapa nilai mata uang lainnya saat ini.
Saat AUD / USD juga sedang berada pada nilai 0,6640 sudah lebih tinggi sedikit saat hari Rabu kemarin. Sedangkan nilai USD / JPY berada pada kisaran nilai 141,20 masih berada di nilai tersebut sementara.
Kondisi Emas Sedang Memangkas Kenaikan
Beranjak pada nilai dari emas sedang berada pada keadaan memangkas kenaikan awal serta mengakhiri hari. Dengan terjadi sedikit perubahan menjadi berada pada nilai $ 1.738 per troy ons sekarang.
Kemudian pada harga dari minyak mentah juga sedang berada pada pergerakan tinggi. Nilai tersebut pastinya menjadi perhatian tersendiri apa lagi di tengah perbincangan sedang dilakukan terhadap hara dari minyak Rusia.
Dengan WTI diperdagangkan sekitar berada pada nilai $ 81,10 per barel. Harga tersebut dapat dikatakan sudah cukup tinggi, sehingga menjadi perhatian bagi para investor terhadap kondisi mata uang.
Fokus sekarang juga sedang bergeser pada Risalah Rapat FOMC, dengan Federal Reserve AS menaikkan suku bunga. Suku Bunga menjadi sebesar 75 bp tersebut untuk pertemuan kelima berturut-turut bulan sekarang.
Bagi pelaku pasar pastinya juga ingin mendapatkan petunjuk mengenai kondisi poros sebenarnya. Diperkirakan dengan risalah Rapat FOMC tersebut, maka pelaku pasar kemungkinan akan terburu-buru dalam membuat perkiraan.