Diketahui melalui sumber akurat bahwasanya dolar AS menguat beberapa waktu ini. Hal ini terjadi karena data-data ekonomi AS menunjukkan perkembangan yang positif. Meski di tengah kemerosotan kegiatan ekonomi yang terjadi di China akibat virus yang menyerang, ternyata tidak selamanya menjadi efek buruk bagi nilai mata uang USD.
Faktornya, karena saat ini ternyata belum ditemukannya obat untuk mengatasi virus ini yang berdampak langsung pada minat risiko pasar. Kemarin, menjadi babak baru bagi sejarah perkembangan dolar AS yang sempat bullish. Merespon dari data ekonomi AS yang diterbitkan malam sebelumnya, hal ini dikarenakan rilisnya data ADP dan PMI.
Keadaan bullish pada istilah perdagangan dikenal dengan pengertian kenaikan yang terjadi saat banteng memainkan peran. Pengertian ini diambil dari kata Bull yang berarti banteng. Maka, kondisi perdagangan saham atau forex pada saat mengalami kenaikan maka pada saat itulah banteng tersebut memainkan perannya. Istilah atau sebutan full dikenal dengan Bullish market.
Nilai Indeks Dolar AS (DXY) 2020
Level tertinggi tahun lalu untuk nilai Indeks Dolar AS ialah pada 2 Desember 2019 yang tercatat bertahan pada angka 98.26 yang naik sebanyak 0.33 persen. Untuk posisi ADP Employment Change sempat tumbuh hingga tembusan angka 291.000 pada Januari lalu. Angka ini juga dinilai cukup melesat perkembangannya, jika dibandingkan dengan bulan Desember tahun lalu yang hanya 199.000.
Catatan dari Mei 2015 yang mana empat tahun silam, perolehan sekarang ini memang menjadi sejarah baru bagi USA. Dimana menjadi perolehan yang tertinggi dan mampu mematahkan ekspektasi dari para pakar dan pelaku pasar. Dimana, mereka sempat memperkirakan bahwa akan terjadi penurunan Indeks Dolar AS (DXY), hingga menempati posisi 156.000.
Hal ini terjadi pastinya karena ada beberapa faktor dari sektor penyedia jasa yang mendukungnya. Hingga sampai sekarang terjadi peningkatan besar, beberapa faktor utama ialah karena pihak AS sempat merekrut sekitar kurang lebih 273.000 pekerja. Data ADP Employment Change yang menempati posisi yang memperlihatkan prospek gemilang ini memang memberikan dampak baik untuk hal lain kedepannya.
Seperti yang terjadi hari ini, Jumat, bahwa data Non Farm Payroll (NFP) Amerikat Serikat akan dirilis. Setelah dirilisnya data ini, para investor menaruh harapan yang besar untuk perkembangan dunia perdagangan kedepannya. Mereka juga berharap agar kekuatan ekonomi Amerika Serikat masih pada posisi baiknya, meski terancam buruk atas keadaan ekonomi global yang terjadi akibat melambatnya ekonomi China akibat virus Corona.
Perbandingan Posisi PMI Manufaktur dan PMI Jasa ISM
Automatic Data Processing, Inc memiliki kewenangan untuk membuat data Ketenagakerjaan AS versi ADP Non-Farm Employment Change. Dimana, menurut data yang sudah disusun ini telah ditetapkan hasil riset dari tenaga kerja di luar sektor pertanian. Data berikutnya yang juga akan dirilis yaitu data PMI Non Manufaktur AS dari ISM.
Menurut laporan, bahwa posisinya saat ini naik 55.5 persen yang naik dari posisi sebelumnya yang berada di angka 54.9. Namun, angka ini jika dibandingkan dengan PMI Jasa ISM memang kalah saing, karena posisi PMI Jasa ISM diketahui cukup stabil dalam proses ekspansinya.
Bahkan, posisi PMI ISM Manufaktur AS pada Januari 2020 dilaporkan terjadi lonjakan. Meski sekarang posisi ekonomi sedang berbelok atau turun, Amerika Serikat ternyata masih mampu bertahan dengan menunjukkan ketangguhannya dalam waktu yang lama.
Penemuan Vaksin Corona Lemahkan Mata Uang Safe Haven
Sudah berlalu hampir dua bulan lamanya, isu virus Corona ternyata masih menjadi sorotan dunia di pasar. Meski banyak rilis data-data ekonomi lain yang juga mengalami naik-turun, namun tetap saja isu virus ini berdampak paling besar pada keadaan ekonomi. Secara langsung, Yen dan Franc Swiss diketahui kian melemah, ketika salah satu Universitas yang ada di China memprediksikan bisa membuat vaksin untuk membasmi virus ini.
Tetapi, di sisi lain berdasarkan laporan yang diterima dari Inggris melaporkan bahwa peneliti ahli dari sana telah menemukan bakal vaksin virus ini juga. Untuk kondisi USD/JPY dilaporkan berada di angka 109.80 untuk diperdagangkan. Angka ini berhasil dicapai setelah terjadi bullish 1.3 persen dalam tiga sesi perdagangan sebelumnya secara berurutan.