Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Pasca The Fed Minutes, Dollar AS Mengalami Rebound

Pasca The Fed Minutes, Dollar AS Mengalami Rebound

by Didimax Team

Pertemuan Fed Minutes atau Federal Reserve AS sangatlah dinanti oleh para pelaku pasar karena hasil pertemuan tersebut akan berpengaruh terhadap nasib dolar AS dan mata uang yang lainnya. Bagi Anda yang terjun di bidang perdagangan ini tentu juga sudah tidak sabar untuk menantikan hasil pertemuan. 

Bulan lalu, hasil minutes dari pertemuan tersebut pun berhasil menaikkan dollar Amerika Serikat. Meskipun ada kenaikan yang terlihat setelah pertemuan Fed, tapi banyak ahli yang masih memprediksi jika dolar tetap akan melemah. Mereka juga menganggap jika penurunan Aussie hanyalah lubang jangka pendek untuk tren yang lebih tinggi.

Senada dengan nasib dolar AS yang sering mengalami penurunan, dolar Australia ternyata juga kembali jatuh di bawah $ 0.7200 dan terakhir berada dalam angka $ 0.7186, bahkan masih berpotensi untuk tetap turun hingga angka $ 0.71300 an. Lantas, bagaimana nasib dolar AS setelah pertemuan Fed.

 

Hasil Minutes Pertemuan Fed

Selama ini, dolar AS terus mengalami penurunan hingga dimanfaatkan oleh beberapa mata uang di negara lain. Tapi, kenaikan nilai dolar sempat terjadi setelah hasil minutes dari pertemuan Federal Reserve AS telah dilakukan. Pertemuan ini mampu memberikan beberapa petunjuk tentang pergeseran yang lebih dovish untuk musim gugur. 

Bukan hanya dolar AS yang sempat mengalami kenaikan, tapi Greenback juga menempatkan lonjakan besar dari sebelumnya. Suatu data menunjukkan bahwa Greenback telah mencapai angka 93,159 terhadap mata uang utama dan berada di atas level terendah, yaitu sekitar 1%. Hal ini membuat keuntungan sebelumnya dari perusahaan besar lain terhapus.

Target Inflasi Rata-rata

Banyak spekulasi yang beredar mengenai pertemuan Fed sebelumnya. Spekulasi tersebut mengatakan jika target inflasi rata-rata telah diadopsi oleh Fed dan mereka berusaha mendorong inflasi di atas 2% selama bertahun-tahun yang biasanya berada di bawah angka tersebut. Hal ini berguna sebagai bagian dari tinjauan kebijakan lebih luas. 

Sayangnya, risalah dari pertemuan tersebut tidak begitu jelas, apalagi tentang sejumlah anggota Fed yang ingin membantu pembuatan pernyataan yang direvisi mengenai strategi kebijakannya di titik tertentu. Rincian rencana dan waktu pun tidak diberikan sehingga bisa saja menyulitkan kondisi perekonomian saat akibat pandemi covid-19. 

Euro yang Paling Menguat

Kondisi dolar yang melemah membuat beberapa mata uang mendapat keuntungan dari hal ini, khususnya euro. Euro yang tampak menguat pun ternyata sempat mengalami penurunan 0,7% untuk diperdagangkan kembali di bawah angka $ 1,19, bahkan pernah mencapai $ 1,1841. Sedangkan, pound dikembalikan ke angka $ 1,3103.

Para pelaku pasar, khususnya pedagang berharap jika hasil ini mampu memperkuat konsensus dengan jelas di the Fed untuk serangkaian perubahan kunci. Namun, diperkirakan jika ada sedikit konsensus dalam kolektif Fed untuk mengadopsi rezim penargetan inflasi yang sudah diposisikan banyak orang.

Cara untuk Mendorong Pemulihan dan Investasi

Ekonomi As dan skeptis tentang pembatasan imbal hasil obligasi pemerintah terlihat semakin suram melalui risalah yang telah dirilis. Padahal, langkah ini bisa berguna sebagai cara untuk mendorong pemulihan dan investasi yang mengarah pada aksi jual sederhana Treasury. Diperlukan katalis atau notulensi katalis untuk mendorong dolar.

Meskipun begitu, nilai dolar masih saja diprediksi akan melemah pada waktu tertentu. Apabila hal ini benar-benar terjadi dan dolar AS terus mengalami penurunan, pada akhinya China lah yang akan menjadi pemimpin ekonomi dunia karena China justru sedang dalam masa pemulihan dengan harapan baru.

Simposium Virtual Jackson Hole

Sekarang ini, fokus the Fed telah bergeser pada apakah lebih banyak yang terungkap pada simposium virtual Jackson Hole yang akan diadakan pada tanggal 27-28 Agustus atau diundur ke bulan berikutnya, yaitu bulan September. Hasil simposium ini sangatlah ditunggu oleh para pelaku pasar untuk menetapkan langkah berikutnya. 

Para investor memprediksi jika China mampu mempertahankan suku bunga acuan pinjamannya dengan stabil. Dengan begitu, angka klaim pengangguran mingguan AS dapat menurun lebih jauh dan bisa berkurang mencapai angka kurang dari 1 juta orang. Selain itu, pasar akan menunggu indeks bisnis Philadelphia Fed dengan hati-hati. 

Setelah pertemuan Federal Reserve AS ternyata belum cukup untuk memberikan keyakinan bahwa dolar AS akan kembali bangkit. Hasil pertemuan tersebut hanya memberikan sedikit dampak terhadap perekonomian AS dan pergerakan nilai dolar AS. Meskipun begitu, informasi ini bisa menjadi pertimbangan sebelum para pelaku pasar mengambil langkah. 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama