Minyak merupakan salah satu komoditas yang penting dalam pasar perdagangan kelas dunia. Hal ini karena banyak sekali aktivitas manusia yang bergantung pada kebutuhan akan bahan bakar. Ketika keberadaan komoditas ini menjadi langka maka otomatis harga akan melambung naik. Hal ini tentu juga tidak menjadi kabar baik karena akan menghambat beberapa aktivitas manusia di berbagai belahan dunia.
Namun, ketika harga minyak juga mengalami pelemahan maka hal tersebut juga bisa berdampak pada pasar saham terkait komoditas tersebut. Investor akan merasakan kepanikan terhadap turunnya harga barang tersebut. Fluktuasi yang terjadi terhadap komoditas minyak akan mempengaruhi geopolitik dan juga perdangan pasar di dunia.
Sejak Jumat, 04 September 2020 beberapa berita lokal maupun dunia mengabarkan bahwa harga minyak mengalami penurunan mingguan terbesar. Hal ini didukung dari data valid yang memberikan informasi bahwa minyak mentah berjangka WTI (West Texas Intermediate) di Amerika Serikat mengalami persentase penurunan sebanyak 0,9%.
Harga bahan bakar mentah tersebut menjadi $41,02 / barel. Penurunan ini dikhawatirkan berlanjut hingga mencapai angka $40,21 / barel. Hal ini dapat terjadi karena, Amerika Serikat sebagai konsumen minyak terbesar di dunia mengalami penurunan permintaan terhadap barang tersebut. Kemudian pasokan minyak mentah juga masuk dalam kategori cukup.
Kedua hal ini disebabkan karena terjadinya pelemahan dolar. Mengakibatkan Amerika Serikat menjadi lebih membatasi penggunaannya semenjak kasus Covid-19 merambah di berbagai dunia. Apabila harga minyak terus mengalami penurunan, bagaimanakah reaksi dunia terhadap kondisi ini?
Reaksi Dunia Terhadap Anjloknya Harga Minyak
Penurunan harga ini tentu sangat berpengaruh dan juga dipengaruhi oleh konsumen minyak terbesar di dunia. Amerika Serikat sebagai peringkat pertama konsumen terhadap bahan bakar di dunia akan merasakan dampaknya. Ketika harga minyak anjlok, maka kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi semakin besar.
Semenjak kasus Covid-19 mewabah di Amerika Serikat maka kondisi ekonomi nya mengalami pelemahan yang luar biasa. Usaha mengembalikan kondisi ekonomi tersebut akan berjalan lambat akibat permintaan yang juga menurun. Harga minyak ini juga dipengaruhi oleh data yang menunjukkan jumlah pekerjaan di Amerika Serikat menurun.
Dilansir dari beberapa media, Amerika Sudah mengalami pemotongan penggunaan minyak mentah sejak beberapa bulan lalu. Persediaan akan komoditas ini juga menjadi terbatas. Hal ini dilakukan karena mobilitas warga Amerika Serikat menunjukkan penurunan akibat terhambatnya aktivitas sebagai dampak dari Covid-19.
Selanjutnya, konsumen minyak mentah terbesar di dunia adalah China. Penurunan harga ini juga dipengaruhi oleh permintaan China yang menunjukkan perlambatan. Hal ini dipercaya karena kasus Covid-19 yang masih mewabah. Dalam rangka mengembalikan kondisi ekonomi, maka pembatasan pengkonsumsian minyak juga dilakukan.
Selanjutnya, ketika harga minyak turun dampaknya ke Indonesia adalah bisa membeli bahan bakar dengan harga yang murah. Hal ini bisa dimanfaatkan sebagai solusi untuk stock minyak mentah dan bisa digunakan dikemudian hari. Turunnya harga minyak juga menjadi kabar baik bagi masyarakat dalam menghemat pengeluaran.
Dampak Turunnya Minyak Bagi Para Investor dan Produsen
Austria sebagai negara produsen minyak mentah yang tergabung dalam OPEC akan mengalami kerugian ketika harga mengalami penurunan yang melesat. Hal ini akan menjadi kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi dari negara tersebut. Ketika stock yang sudah tersedia sudah tidak sebanding dengan permintaan pasar yang ada.
Dampak tersebut juga akan dirasakan oleh investor yang berkecimpung dalam minyak mentah. Walau, sejak kasus Covid-19 ini sudah merambah masuk banyak komoditas di dunia pasar perdagangan mengalami kekhawatiran. Tingkat pengangguran yang jumlahnya semakin bertambahpun dapat menjadi salah satu faktor.
Investor harus berhati-hati dalam melakukan penanaman saham agar tidak mengalami kerugian yang besar. Harus selalu aktif dalam melihat perubahan data mengenai komoditas di pasar perdagangan. Melihat beberapa prediksi yang realistis dilihat dari data di kondisi sebenarnya.
Di situasi sulit sejak terjadinya kasus Covid-19 ini maka usaha yang dapat dilakukan adalah untuk segera merealisasikan vaksin terhadap virus tersebut. Hal ini menjadi jalan utama agar seluruh aktivitas yang sudah sempat terhambat menjadi normal kembali. Banyak hal yang terdampak dan paling besar adalah pada pasar perdagangan dunia.