Berbagai kejadian yang terjadi di berbagai pelosok negeri, ternyata mampu membuat mata uang Dolar AS terombang-ambing. Dolar memang mengalami penguatan jika dibandingkan dengan mata uang yang berimbal tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan havens Dolar justru kalah saing dalam perdagangan awal di Eropa.
Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, salah satunya karena terus berlanjutnya penerbangan yang berlangsung selama satu minggu menuju tempat yang aman di pasar dunia. Semalam, greenback memang sempat mencapai titip pucuk baru dalam 10 tahun terhadap Dolar Australia. Tentu saja ini merupaan sebuah pencapaian yang baik.
Selain itu, untuk pertama kalinya sejak Oktober Dolar juga berhasil menembus 1,60 ketika melawan kiwi. Namun kenaikan mata uang ini jika disandingkan dengan mata uang Eropa masih terbatas. Jika dibandingkan dengan Euro, Dolar berhasil mempertahankan dirinya dalam nilai kurang lebih $1,1000 sedangkan penurunan Sterlingnya hanya sebesar 0,2% menjadi $ 1,2864.
Tentu saja ini membuat hilangnya kekuatan pada safe havens seperti Yen Jepang dan Franch Swiss. Pound mendapat dukungan dari data yang lebih kuat pada bulan Februari, yang merupakan kepercayaan para konsumennya. Ia juga mendapatkan kenaikan paling cepat dalam basis tahunan sejak Agustus 2018.
Perundingan Kesepakatan Perdagangan Bebas
Baru-baru ini data terlihat lebih konsisten dengan frekuensi yang tinggi. kenaikan ini terjadi sejak bulan Desember lalu. Sayangnya, keadaan dunia yang sedang kurang baik dan sikap menantang pemerintah baru bersinggungan dengan Uni Eropa yang saat ini tengah memulai perundingan mengenai kesepakatan perdagangan.
Kesepakatan ini membahas mengenai perdagangan bebas. Semua hal terjadi ini mungkin bisa mengakibatkan pemotongan suku bunga dalam jangka pendek yang dilakukan oleh Bank of England. Petunjuk yang lebih masuk akal dapat dilihat dari pidato yang diberikan oleh seorang kepala ekonom Bank of England, yaitu Andrew Haldane.
Untuk saat ini, pasar dengan gesit menetapkan harga yang lebih dilonggarkan dari Federal Reserve untuk beberapa bula ke depan. Imbal hasil 2 tahun yang peka pada Fed mengalami penurunan 1% di awal perdagangan Eropa. Sedangkan imbal hasil 10 tahun justru mengalami kejatuhan yang lebih rendah yaitu menjadi 1,19%.
USD VS JPY Naik ke 108,00
Bukan hanya dengan Uni Eropa, Dolar juga mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik jika disandingkan dengan mata uang JPY. Untuk saat ini, Yen Jepang dikabarkan tengah melemah. Hal ini memiliki kemungkinan akan memberikan dampak pada USD/JPY yang membaik, dengan bantuan dari pasar Asia yang memulihkan kekuatan yang sempat hilang.
Perlu diketahui jika sebelumnya saham utama Asia mengalami penurunan hingga lebih dari 1%, namun sekarang keadaan ini telah kembali baik-baik saja. Shanghai Composite untuk saat ini diperdagangkan dengan tingkat yang lebih tinggi, yakni 1,45% lebih tinggi. Sedangkan untuk Nikkel Jepang dan Kospi Korea Selatan masing-masing menambahkan 0,6%.
Meskipun bergerak dengan menyamping, kontrak S&P 500 tetap bergerak meskipun telah mengalami penurunan 1,3% pada awal Asia. Ekuitas baru berubah arah setelah Haruhiko, seorang gubernur Bank of Japan mengatakan jika bank sentral tengah memantau situasi keuangan dengan ketat. Selain itu, likuiditas yang cukup juga tersedia untuk memastikan keuangan tetap stabil.
USD/JPY dikabarkan akan mulai pulih dari keberadaannya yang rendah, yaitu sesi di 107,25 bersama dengan saham. Selain itu juga akan mencetak sesi tertinggi pada 108,04 dengan sesegera mungkin. Pasangan mata uang USD/JPY untuk saat ini akan diperdangkan pada kisaran 108,00.
Indeks manajer pembelian manufaktur Caixin China (IMP), berorientasi ekspor dengan ukuran kecil dan sedang, kini menempati posisi di 40. Hal ini cukup menunjukan adanya kontraksi dalam kejadian tersebut. Hal ini membuat pasar berharap jika IMP bisa mencatat posisi di 45,7 setelah dilakukan prediksi 51,7 pada bulan Januari lalu.
Akibat minat jual yen yang menguat, berefek baik pada pasangan USD/JPY di Eropa. Hal ini karena adanya komentar Kuroda yang nampak mendukung jika terjadi risiko sambil berharap jika bank sentral akan memberikan pelonggaran. Misalya Fed Reserve atau Fed diperkiarkan akan memangkas suku bunga senilai 25 basis poin pada bulan Maret.