Hari-hari penting menuju Brexit telah berakhir. Hal ini terlihat pada terselenggaranya pertemuan terakhir penentuan hubungan masa depan milik London dan Brussels yang tengah berlangsung. Berdasarkan laporan yang ada, Uni Eropa berencana membuat regulasi penghapusan konsesi untuk sektor perdagangan dan keuangan bagi Kota London dalam pasar regulasi Instrumen Keuangan.
Seperti yang kita tahu London adalah kota berpengaruh di dunia. Kota ini menjadi salah satu dari deretan kota pusat keuangan terkemuka yang ada di dunia. Berita ini adalah berita yang paling baru setelah terjadinya pemisahan saluran saat menentukan prinsip dasar antara kedua belah pihak pada hari Senin (3/2) kemarin.
Sementara itu, inggris telah meninggalkan Uni Eropa secara resmi. Hal ini terlihat dengan Inggris yang mempertahankan hak beserta kewajibannya dengan periode transisi yang berakhir pada akhir tahun ini. Padahal, negosiasi secara resmi baru akan digelar pada bulan Maret mendatang, namun berbagai dampak berita yang ada justru akan semakin memberatkan pound.
Adanya kekhawatiran Brexit ini belum berpengaruh sepanjang minggu – data pengangkatan sterling pada waktu ke waktu. Angka terkini hanya berasal dari setor jasa bulan Januari yakni Indeks Pembelian Manajer akhir. Data ini mengirim GBP/USD menjadi lebih tinggi dengan adanya peningkatan menuju 53,9 poin yang dicapai dalam waktu singkat.
Kekuatan Dolar Amerika Serikat
Kekuatan dolar Amerika Serikat sudah tak perlu diragukan lagi. Kekuatan ini mendominasi di berbagai macam sektor perekonomian dunia. Kekuatan dolar Amerika Serikat bisa dilihat pada data Amerika Serikat yang selalu mengungguli data Inggris di sektor jasa meskipun tanpa adanya Brexit.
Data IMP Non manufaktur yang ada mengalahkan ekspektasi selama ini dengan poin 55,5. Data ini juga didukung dengan adanya laporan ketenagakerjaan ADP yang semakin menggerus proyeksi. Level peningkatan yang terjadi tertulis sebanyak 291.000 pekerjaan di sektor swasta selama bulan Januari.
Data yang sangat menggembirakan ini semakin mempertahankan penawaran pembelian dolar menjelang pengumuman laporan Non-Farm Payrolls yang begitu penting pada hari Jumat (7/2). Hal ini sangat berhubungan dengan wabah virus corona. Di mana Greenback mendapatkan manfaat hasil Treasury dengan poin yang lebih tinggi.
Manfaat yang didapat juga didorong dengan jumlah kasus corona yang terus meningkat, angka kematian yang semakin bertambah, harapan penanggulangan, hingga penyembuhan yang mendapatkan dukungan pasar global. Dukungan tersebut berdampak untuk masuk ke aliran ekuitas serta keluar dari obligasi dengan tujuan dapat meningkatkan imbal hasil.
China juga memiliki kontribusi yang besar kepada para investor. Hal ini terlihat pada kesepakatan China untuk mengurangi tarif barang impor Amerika Serikat mulai 14 Februari nanti. Langkah ini ternyata selaras dengan pembuatan kesepakatan perdagangan Fase satu dengan tujuan untuk menambah optimisme.
Analisis Secara Teknis GBP/USD
Analisis teknis GBP/USD bisa dilihat pada titik-titik teknis yang ada. Cable telah mengalami penolakan di pertemuan Simple Moving Average dari 50, 100, hingga 200. Hal ini terlihat pada grafik selama 4 jam serta bergumul dengan adanya momentum penurunan meskipun belum terdapat data Brexit.
Di sisi lain, Relative Strength Index masih menjaga jarak aman mulai level 30 sehingga bisa dikatakan masih sangat jauh dari kondisi oversold. Data ini bisa ditarik kesimpulan di mana penjual masih tetap memegang kendali. Sehingga bisa dikatakan penjual memiliki respon siap siaga terhadap data ini.
Dukungan masih tetap menunggu di angka 1.2940 di paling yang dijadwalkan awal minggu ini. Angka ini disusul dengan 1,29 yang tetap menjadi support di bulan Desember dan kemudian disusul dengan angka 1,2875 dan 1,2820. Sementara itu, resistance tetap menunggu di angka 1,3010 yang masih memisahkan perkiraan pada beberapa hari terakhir.
Data tersebut juga diperkuat dengan munculnya angka 1,3050 dalam keadaan SMA 50 dan 100 yang mengalami pertemuan. Angka selanjutnya adalah 1,3075 dan juga 1,3110. Analisis GBP/USD ini diharapkan akan terus menuju kestabilan hingga tercapai kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa seiring dengan rencana amandemen terhadap MIFID II.
Rencana amandemen MIFID II ini memiliki dampak yang begitu terasa terhadap perekonomian dunia. Pasalnya, regulasi MIFID II melibatkan beberapa tokoh sentral perekonomian. Sehingga berita ini diturunkan masih diharapkan tercapainya keseimbangan terhadap Brexit yang ada untuk terus menstabilkan perekonomian dunia.