Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Sempat Turun Karena Iran, Harga Minyak Masih Tembus US$ 70

Sempat Turun Karena Iran, Harga Minyak Masih Tembus US$ 70

by Didimax Team

Pada perdagangan awal pekan ini harga minyak mentah mengalami penurunan. Fokus dari para pelaku pasar minggu ini bahkan lagi-lagi pada diskusi dari pihak Iran dengan Dunia Barat.

Harga dari minyak mentah pada minggu ini bagikan masih tetap terlihat menunjukkan penguatannya. Walapun pada minggu sebelumnya harganya sendiri juga mulai menguat bahkan sekarang tembus hingga 70 USD.

Hingga saat ini, para pelaku pasar juga masih lumayan bullish serta melihat jika prospek untuk minyak mentah di masa datang. Walaupun masih terus dibayangi oleh risiko turun, tidak membuat mereka putus asa.

Dapat anda lihat harga dalam kontrak Brent sendiri mengalami penurunan sekitar 0.33% sebesar 71.65 USD per barelnya. Sedangkan kontrak West Texas Intermediate sendiri turun sedikit 0.24% yakni 69.6 USD per barel.

Prediksi yang dibuat mengatakan jika harga minyak mentah pada tahun ini akan terus berada di level kenaikan. Bahkan sejak tahun lalu survei menunjukkan harga Brent diprediksi masih sekitar 50 USD/barel.

Pada bulan Mei ini pelaku pasar sendiri masih melakukan bullish pada permintaan mintak mentah. Sehingga rata-rata kenaikan yang dialami oleh harga Brent sendiri sekitar 64.79 USD per barel.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan, dari yang sebelumnya ialah sekitar 64.71 per barelnya. Bahkan jika dibandingkan pada bulan oktober lalu, telah mengalami peningkatan 15 USD/barel, atau sekitar 30%.

Bahkan organisasi yang menaungi negara ekspor minyak (OPEC) sendiri pada tahun 2021 ini diperkirakan mengalami peningkatan. Bahkan sampai 6 juta barel setiap harinya, atau kurang lebih 6% sebelum pandemi.

 

Prediksi Minyak dari OPEC

Pada pekan lalu, harga dari minyak mentah ini, terutama pada brent mengalami kenaikan hingga 70 USD per barelnta. Hal tersebut terjadi karena permintaan minyak mentah pulih, sehingga pasokan unggul saat ini.

Meskipun sebelum masa pandemi ini berlangsung, OPEC membuat prediksi jika permintaan terhadap minyak mentah terus alami peningkatan. Sehingga tidak heran jika seluruh negara di berbagai belahan dunia memberlakukan vaksinasi.

Terutama pada negara bagian Barat yang memberikan keoptimisan jika perekonomian akan kembali pulih. Bukan hanya itu saja mengenai konsumsi minyak mentah dunia juga akan mengalami perbaikan ke arah lebih bagus.

Antara IEA atau bahkan OPEC sendiri juga membuat perkiraan apabila permintaan dari si emas hitam ini akan terus konsisten naik. Bahkan dari kuartal kedua hingga keempat akan mengalami kenaikan.

Pada tiga bulan akhir dari tahun 2021 in, diduga permintaan minyak lumayan tinggi hingga mencapai 100 per barel tiap harinya. Hal tersebut terjadi sebelum pandemi dan lebih tinggi dibandingkan prediksi IEA.

Putaran yang kelima dari perundingan nuklir antara dunia Barat dan Iran sendiri di Wina bisa menimbulkan beberapa dampak. Satu diantaranya ialah dicabutnya sanksi ekonomi pada ekspor minyak yang dilakukan Washington.

Bukan hanya itu saja, dari Uni Eropa melakukan koordinasi negosiasi untuk memastikan kesepakatannya pada pekan ini. Akan tetapi beberapa diplomat dari pihak senior yang lain membeberkan jika keputusan susah dicapai.

Iran Meningkatkan Produksi

Perkiraan analisis yang sudah dilakukan juga mengungkapan perkiraan jika Iran akan berhasil meningkatkan jumlah produksi minyak mentah. Bahkan mencapai sekitar 500 ribu hingga 1 juta bph (barel per hari).

Hal tersebut terjadi apabila sanksi ekonomi sudah dicabut, serta prospek untuk bullish minyak ini sendiri masih terjaga. Meskipun kabarnya belum mencapai kesepakatan antara negara barat dan Iran saat ini.

Para investor bagikan tetap yakin jika permintaan bahan bakar pada musim panas ini akan segera pulih. Sebab adanya program untuk vaksinasi covid-19 di negara barat memberikan banyak peluang masyarakat bepergian.

Walaupun kasus covid-19 di Asia sendiri mengalami kenaikan dan memberikan kekhawatiran sendiri bagi masyarakatnya. Setelah data mengenai inflasi di AS pada minggu lalu yang naik, memberikan prediksi minyak semakin kuat.

Jika mobilitas tetap dibatasi, maka permintaan akan pulih lebih lambat, namun dengan adanya vaksinasi tidak mungkin memberhentikan permintaan. Seperti yang disampaikan survei mengatakan harga dari si emas hitam akan terus naik.

Walaupun demikian, untuk pemulihan yang dilakukan setiap pihak lebih bervariasi atau tidak sama. Sementara pada negara bagian barat sendiri melakukan perbaikan dalam sektor perekonomiannya dulu.