USD kini diketahui bergerak menguat terhadap mata uang utama tepat setelah diadakannya tinjauan kebijakan optimis dari Federal Reserve AS. Pada pembahasan kebijakan yang berisi tentang pemulihan ekonomi ini juga diiringi dengan adanya penentuan mengenai komitmen untuk terus memberikan toleransi terhadap tingkat inflasi.
Pada hari ini, diketahui indeks dolar AS sudah naik mencapai 0,37% sehingga menjadi 93,468. Data ini dikeluarkan langsung secara resmi dari pihak yang terkait, sehingga datanya bisa menjadi patokan. Di sisi lain, EUR/USD ternyata turun sebanyak 0,39% menjadi 1,1768. GBP/USD juga akhirnya melemah pada angka 0,32% berada di posisi 1,2924.
Pasangan mata uang JPY/USD ternyata juga ikut naik sebanyak 0,12% hingga mencapai angka 105,07. Mata uang Rupiah ternyata turun tipis yang mana 0,07% sehingga saat ini angkanya berada di 14.838 per dolar AS. Nilai ini masih termasuk dalam kategori aman meski keadaan ekonomi dunia sedang seperti ini.
Pengakuan Fed Terhadap Posisi Suku Bunga Acuan
Pada penyampaiannya beberapa waktu lalu, Fed menyampaikan bahwa akan berjanji akan mempertahankan suku bunga acuan yang sudah mendekat 0%. Mengikuti dari posisi ini, untuk pasar tenaga kerja ternyata sudah mencapai tingkat lapangan kerja tertinggi, dengan posisi inflasi yang ternyata sudah mencapai batas 2%.
Pihak Fed juga mengharapkan agar pertumbuhan ekonomi di negara manapun tetap membaik akibat dari pandemi yang melanda dalam jangka waktu yang sudah cukup panjang hingga sekarang. Greenback sendiri awalnya sudah jatuh setelah Fed mengeluarkan pengumumannya.
Melihat dari data penjualan ritel Amerika Serikat yang ternyata menurun dari prediksi sebelumnya, berhasil kembali ke arah positif setelah Jerome Powell mengeluarkan statementnya tentang prospek ekonomi. Bank of Japan kemudian langsung mengeluarkan keputusan bahwa akan menyelesaikan pertemuan pertamanya setelah Shinzo Abe menjanjikan satu hal.
Dirinya mengaku bahwa akan melanjutkan program Abenomics dengan tujuan memulihkan sektor pekerjaan. Hal ini disampaikan langsung di acara dimana perdana menteri baru Jepang resmi terpilih. Para pelaku pasar akhirnya menanggapi hal ini dan mereka ingin fokusnya hanya pada pernyataan yang dikeluarkan oleh Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengenai kebijakan moneter.
Data Retail Sales AS Mengecewakan, Bagaimana Fokus Pasar?
Biro Sensus di AS memberikan laporannya kemarin, bahwasanya penjualan ritel (retail sales) berbasis bulanan pada periode bulan lalu naik sebanyak 0,6% month of month. Angka ini ternyata meleset dari perkiraan awal yang akan naik sebanyak 1,1% karena bulan sebelumnya data menunjukkan adanya penurunan.
Untuk laporan Core Retail Sales yang tidak termasuk penjualan automobile dan otomotif ternyata juga sudah berada di angka 0,7% yang lebih kecil sebesar 1 persen dari perkiraan. Untuk data CRS sebelumnya itu ternyata sempat naik sebesar 1,3%. Semua data yang mempengaruhi dolar AS ini ternyata tidak berdampak terlalu buruk terhadap USD.
Karena, nilai dolar sendiri ternyata masih stabil berdasarkan data yang dirilis di tengah sikap wait dan see pelaku pasar kemarin. Kejadian tepatnya itu menjelang rilis notulen atas hasil pertemuan atau rapat kebijakan dari The Fed pada dini hari. Indeks Dolar ternyata juga mewakili kekuatan USD terhadap mata uang lainnya yang menjadi pasangan.
Nasib Rupiah dan Mata Uang Lainnya
Nilai tukar Rupiah di pasar saat ini ternyata masih cukup perkasa dibandingkan dengan beberapa waktu lalu. Kali ini, spot Rupiah dibuka di level Rp 14.795 per USD. Akhirnya, Rupiah menguat di angka 0,32% dibandingkan dengan penutupan di hari sebelumnya. Pagi ini, dikabarkan juga bahwasanya Rupiah menjadi mata uang dengan penguatan terbesar.
Hingga pagi tadi, mayoritas mata uang Asia sayangnya berada di zona merah setelah indeks USD menguat. Yuan China juga melemah sebesar 0,25% terhadap the greenback, disusul Ringgit Malaysia yang terkikis sebesar 0,23% dan juga dolar Singapura dan Bath Thailand yang sama-sama koreksi di 0,22%.
Sementara itu, posisi Yen Jepang ternyata sudah terdepresiasi 0,16% serta Peso Filipina juga turun sebesar 0,13%. Di sisi lain, Won Korea Selatan akhirnya melemah 0,05% terhadap dolar Amerika Serikat. Namun, dolar Hong Kong dan dolar Taiwan ternyata berada di posisi yang sama dengan Rupiah yang berada di zona hijau.