Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Vaksin Corona, Obat Mujarab yang Membuat Rupiah Perkasa

Vaksin Corona, Obat Mujarab yang Membuat Rupiah Perkasa

by Didimax Team

Sudah beberapa hari ini nama rupiah menjadi perbincangan karena, tercatat menunjukkan penguatan. Tidak tajam memang, tetapi yang menarik adalah hampir di semua mata uang. Tidak hanya Dollar AS bahkan sampai di Asia dan juga Eropa sekaligus. Pemicu utamanya adalah vaksin Corona.
 
Seperti diberitakan, bahwa vaksin dari china sudah mendarat di Indonesia. Melalui kementerian kesehatan vaksin ini akan diuji coba ke beberapa relawan. Tidak hanya dari china saja, Vaksin Inggris dan korsel juga siap didatangkan agar penanganan pandemi ini segera berlalu.
 
Pada perdagangan beberapa hari ini menurut refinitiv. Rupiah mampu menguat hingga 0,54% menuju ke angka Rp14.600/US$. Sementara di akhir pedagangan pasar spot hanya turun 0,34% saja. Penguatan Rupiah ini menjadi yang terbaik disepanjang hari. Sayangnya, saham IHSG tidak beranjak walau, masih di zona hijau.
 

Optimisme dan Sentimen Positif Pasar Kepada Rupiah

 
Virus corona menjadi penyebab utama perekonomian global menjadi tidak menentu. Jurang resesi tampak menjadi ancaman nyata. Karena, kegiatan ekspor – impor harus berhenti karena efek penerapan kebijakan lock down yang membuat beberapa negara menutup dirinya. Sehingga PDB sebuah negara menjadi minus.
 
Salah satu perilaku investor dalam menentukan pergerakan sebuah mata uang adalah risiko yang akan didapatkannya, Semakin kecil risiko tersebut atau bahkan tidak ada, semakin disenangi. Seperti halnya saat ini yang dialami oleh Indonesia dan rupiah. Hadirnya vaksin membuat risiko penularan kecil.
 
Selain itu, iklim bisnis di Indonesia akan semakin sehat. Gelombang PHK bisa ditekan, daya beli masyarakat juga akan naik. Optimisme dan sentimen positif inilah yang berpengaruh besar kepada penguatan rupiah. Sesuai dengan pernyataan presiden Joko Widodo. Dimana, vaksin akan segera dilakukan uji coba.
 
Apalagi, setelah suku bunga Bank Indonesia yang diturunkan 4% dan tidak akan ada lagi penurunan suku bunga sampai akhir tahun. Kebijakan dari Gubernur BI ini dinilai sangat efektif dan menjadi keuntungan tersendiri.
 
Penurunan suku bunga ini, memicu masyarakat untuk mendapatkan kredit dari bank lebih ringan. Salah satu cara tepat untuk menekan laju inflasi dan menstabilkan nilai tukar mata uang. Tetapi, menurunkan suku bunga juga menghadirkan risiko yaitu surat berharga negara turun membuat investasi dan aliran dana tersendat.

Rupiah Masih Bisa Bergerak Lebih Jauh Lagi

 
Berikut ini datanya :
 
1. Mata Uang : USD/CNY, Kurs Terakhir : 6,9917, Perubahan : -0,10%
 
2. Mata Uang : USD/IDR, Kurs Terakhir : 14,550, Perubahan : -0.55%
 
3. Mata Uang : USD/JPY, Kurs Terakhir : 107.11, Perubahan : -0,03%
 
4. Mata Uang : USD/MYR, Kurs Terakhir : 4,250, Perubahan : 0,07%
 
5. Mata Uang : USD/SGD, Kurs Terakhir : 1,3828, Perubahan : 0,18%
 
6. Mata Uang : USD/THB, Kurs Terakhir : 31,64, Perubahan : 0,13%
 
Dari data diatas menunjukkan bahwa Rupiah masih dominan di Asia. Termasuk juga untuk Euro yang berada di level Rp16.859/EUR dan Rp18..507/GBP. Banyak yang menganggap Indonesia adalah negara pertama yang punya keberanian untuk menerapkan sistem adaptasi baru.
 
Hal ini menjadi catatan penting, karena kasus virus corona di Indonesia belum masuk ke puncaknya. Dengan beberapa penerapan protokol kesehatan. Indonesia sudah mulai membuka diri kepada negara lain terutama di bidang pariwisata. Di mana, bulan september Bali akan di buka untuk wisatawan asing.
 
Semua sentimen positif juga berlanjut dengan tidak bergemingnya rupiah karena perang dagang antara AS dan China. Padahal, beberapa negara sudah mulai bergejolak. Termasuk harga minyak mentah yang mulai menunjukkan peningkatan harga sejak hari senin kemarin.
 
Tidak hanya rupiah saja yang mengalami penguatan. Beberapa mata uang seperti Dollar Australia juga naik 0,11%. Poundsterling Inggris hanya tipis 0,1%. Hal ini menunjukkan dunia bisnis yang sempat berhenti. Akan kembali bergejolak, berita positif bagi beberapa negara yang sedang melakukannya perbaikan ekonomi.
 
Penguatan rupiah ini juga menjadi jalan bagi Indonesia agar keluar dari proyeksi resesi di kuartal II dan III. Banjirnya investor ke Indonesia, bisa menjadi senjata ampuh untuk menekan PHK yang saat ini sedang melanda sektor pariwisata dan sektor lainnya.
 
Selain itu, Indonesia tengah menyiapkan lahan sangat luas bagi Investor yang ingin membuka kantor. Regulasi yang sudah banyak dipangkas membuat kenyamanan soal perizinan tidak akan menjadi masalah lagi. Dengan begitu pengaruh kurs mata uang tentang adanya PHK bisa jadi tidak benar.
 
Penguatan Rupiah di prediksi masih terus terjadi di beberapa hari kedepan. Saat ini investor sedang menunggu bagaimana realisasi penggunaan vaksin. Walau sulit, Namun tetap optimis bila nantinya Rupiah kembali ke angka Rp 13 ribu. Atau bahkan bisa lebih turun. Ini adalah momentum paling tetap, agar harganya kembali lebih murah dari tahun ke tahun bahkan bisa jadi angkanya Rp 10.000,-.