Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Ekspor Jepang Masih Negatif, Yen Menguat Terhadap Mata Uang Apa Saja?

Ekspor Jepang Masih Negatif, Yen Menguat Terhadap Mata Uang Apa Saja?

by Didimax Team

Yen menjadi salah satu mata uang yang nilainya tidak mudah menurun karena faktor ekonomi tertentu. Seperti baru-baru ini terjadi ialah nilai Yen masih kuat meski ekspor Jepang tidak stabil saat ini. Kemarin, Biro Statistik Jepang telah mempublikasikan daga ekspor yang memang berada di zona negatif. 

Diketahui bahwa angka ekspor Jepang pada Agustus kemarin berada di angka 14.8% secara tahunan. Meski masih terkontraksi, ekspor tersebut menunjukkan pemulihan jika dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya. Bahkan, angka tersebut ternyata unggul dari ekspektasi yang diberikan para ekonom di angka 16.1%. 

Melemahnya pengiriman barang ke Amerika Serikat dan beberapa negara di Asia lainnya ternyata menjadi faktor utama menurunnya nilai ekspor. Di tengah pandemi sekarang ini, banyak negara yang ternyata membatasi penerimaan barang di negara tujuan dengan alasan berjaga-jaga. 

Seperti diketahui bahwa AS merupakan pasar utama Jepang dan kawasan Asia juga berkontribusi sangat besar terhadap total ekspor Jepang. Persentase ekspor Jepang ke AS diketahui turun sebanyak 21.3% dari tahun sebelumnya. Yang paling tampak jelas barang yang kurang diminati sekarang ialah suku cadang dan mesin konstruksi. 

Sedangkan persentase ekspor ke sia diketahui merosot hanya 7.8% dan terbebani oleh penurunan pengiriman produk baja dan besi. Untungnya, ekspor ke Cina ternyata mengalami peningkatan sebesar 5.1% karena kegiatan ekonomi disana sudah mulai pulih. Produk yang meningkat ialah semikonduktor. 

 

Yen Menguat, Masih Menunggu Pengumuman The Fed

Data ekspor dirilis pagi ini ternyata tidak berdampak sama sekali terhadap posisi Yen dan USD. Menguatnya Yen ternyata karena adanya pengumuman kebijakan moneter The Fed dalam waktu dekat. Pasangan JPY/USD masih dipantau dan diperoleh informasi bahwasanya berada di kisaran 105.28, yang mana melemah 0.15% dari harga open harian. 

Pemicu Melemahnya Dolar AS

Disisi lain, ternyata dolar AS sedang melemah ternyata dipicu oleh sikap investor yang terlalu hati-hati dan enggan berspekulasi lebih jauh mengenai pasangan mata uang karena mendekati pernyataan resmi The Fed. Para analisa ternyata sudah memprediksikan bahwa pengumuman The Fed tidak akan jauh berbeda dari pernyataan yang dikeluarkan sebelumnya. 

Posisi JPY dan USD

Pasangan JPY dan USD awal di sesi Asia memang terpantau sedang bergerak lemah di kisaran terendah selama 3 pekan. Pair tersebut bahkan sudah mendekati posisi support kuatnya akibat USD yang ternyata melemah. Yen Jepang sendiri ternyata mendapatkan kekuatan dari rilis data neraca perdagangan diposisi saat ini sedang menguat.

Untuk posisi surplus perdagangan luar negeri Jepang diketahui telah mengalami peningkatan ke JPY248,3 Miliar pada bulan Agustus lalu. Angka tersebut memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu dan ternyata juga diatas ekspektasi defisit JPY37,5 miliar. Selama lima bulan kebelakang, posisi ini diketahui surplus karena impor yang menurun menjadi 20,8%  dan ekspor menjadi 14.8%.

Dibandingkan hari sebelumnya, indeks dolar ternyata juga berhasil bergerak melampaui posisi yang lebih baik akan menuju resisten terkuatnya. Tidak berhenti disitu, USD kemudian melanjutkan penguatan setelah rilis data ekonomi yang bercampur. Yang terlihat ialah data produksi industri AS turun dibawah ekspektasi, tetapi harga impor mengakamu kenaikan dibandingkan nilai sebelumnya.

Sebagai informasi, Yen sebelumnya hampir berada di posisi yang paling terancam dan merugikan pasangan mata uang yang terpilih dengannya. Tetapi, setelah kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga terpilih menjadi pemimpin baru menggantikan posisi Shinzo Abe ternyata kekutan Yen berhasil kembali.

Keadaan baik ini ternyata juga membuat para investor menjadi yakin bahwa tidak akan perubahaan besar pada hubungan pemerintahan baru dengan Bank of Japan. Fokus pasar hari ini ternyata ada di penantian hasil pertemuan komite kebijakan Fed (FOMC) selama 2 hari yang akan berakhir besok. Hal ini sudah ditetapkan dan dinyatakan tidak akan berubah meski bank sentral tidak mengubah posisi suku bunganya. 

Menurut analis pihak yang berkompeten, USD/JPY akan bergerak lemah dan di awal sesi akan turun di posisi 105.20, dan bisa saja tembus ke posisi lanjutan menjadi posisi S2 hingga S3. Tetapi, jika terjadi koreksi lagi, maka posisinya bisa lebih tinggi menjadi 105.50 dan apabila tembus akan berada di R1 hingga R2.