Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Emas Kian Tidak Tentu dan Rupiah Buruk Melawan Dolar USA

Emas Kian Tidak Tentu dan Rupiah Buruk Melawan Dolar USA

by Didimax Team

Rupiah pada kamis kemarin telah buruk untuk melawan Dolar USA. sehingga berada pada posisi yang sangat rendah sejak beberapa bulan belakang. Tetapi pada perdagangan hari ini rupiah kembali turun pada posisi Rp 14.500/dolar USA.

Karena posisi ini kemudian rupiah kembali turun, hal ini merupakan penurunan secara beruntun rupiah terhadap dolar USA. Setidaknya ada 8 kali pelemahan, ini memang perlu dikoreksi agar rupiah kembali stabil.

Pada jumat perdagangan di pasar spot Indonesia mengalami gejolak akibat adanya lonjakan kasus covid 19. Adanya covid membuat pelaku pasar lesu, ini menyebabkan rupiah kembali turun, sehingga kalah lagi dengan dolar USA.

Seperti di ketahui kemarin lonjakan angka kasus covid sudah menjadikan banyak sekali orang terkena virusnya. Setidaknya dalam sehari sudah tembus angka 20.000 perhari , padahal hari kemarin masih pada angka 15.000 an.

 


Kasus Covid Tinggi Rupiah Lemah


Tingginya kasus covid-19 membuat rupiah kian melemah pada dolar USA. Setidaknya dilaporkan pada hari kamis kemarin ada sekitar penambahan 20.000 terkena covid-19 perhari. Hal ini menjadikan gejolak dalam ekonomi dalam negeri.

Maka dari itu akibatnya sektor kurs mata uang Rupiah kian lemah lagi. Kenaikan kasus covid-19 ini menurut kementerian kesehatan adalah kasus yang paling tinggi sejak maret 2020 kemarin. 

Lonjakkan ini sangatlah mendadak sehingga menyebabkan keterkejutan pada setiap orang yang datang. Padahal menurut data 14 terakhir kasus covid-19 masih berada di angka 12.000 perhari.  Dari awal januari kasusnya semakin bertambah.

Sebelum kasus covid-19 bertambah 20.000 orang perhari, pada pekan yang lalu masih di angka 12.000 tetapi pada satu bulan yang lalu angka masih di sekitar 6.300 orang. Ini menjadikan trend kasus covid-19 terus naik.

Selain itu, bed occupancy rate (BOR)atau ketersediaan tempat tidur di Rumah sakit kian kritis. Terutama di wilayah jawa timur dan Jakarta. Sehingga penanganan pasien kasus covid-19 belum bisa dilakukan secara sempurna.

Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan dalam diskusi di Youtube Kominfo "BOR di nasional memang belum sampai 50%, tapi kota-kota tertentu termasuk DKI sudah kritis, Jawa Tengah, Jawa Timur sudah mulai kritis," ungkapnya.

Rupiah Kian Terpuruk

Khusus untuk DKI Jakarta kebutuhan tempat tidur sudah terpakai setidaknya 90%, ini tentu harus menjadi tujuan dan tinjauan pertama dari pemerintah Indonesia. Agar kasus covid-19 tidak bertambah lagi.

Kabar adanya lonjakan kasus covid-19 dan ketersediaan tempat tidur yang tidak mencukupi membuat pasar uang kembali bergejolak. Kemudian adanya sentimen negatif dari pasar finansial membuat rupiah kembali turun.

Keputusan dari DKI Jakarta untuk menerapkan PPKM kembali tentu membuat laju ekonomi kembali turun. Hal tersebut kemudian menjadikan rupiah kian turun, menjadikannya untuk kalah dari dolar USA.

Pelemahan rupiah memang tidak terjadi secara drastic, tetapi perlahan saja. Kamis kemarin nilai rupiah masih di angka 14.450 per dolar USA, tetapi hari ini sudah tembus ke angka 14.500 per dolar USA.

Menurut beberapa pakar rupiah akan terus tertekan selama fase dan masih di atas 3 rerata pergerakan. Yakni MA 50 hari, MA 100 hari dan MA 200 hari.

Tetapi tidak menutup kemungkinan rupiah akan kembali menguat pada hari ini. Setidaknya untuk angka penguatan 14.400 per USD. Tetapi memang penguatan itu perlu kebijakan yang tepat agar rupiah kembali kuat.

Emas Mager

Jika rupiah kian terpuruk akibat dari kasus covid-19 yang melonjak drastis. Maka emas ketika kemarin turun cukup tinggi, sekarang emas sudah stabil, walau angkanya memang tidak begitu tinggi.

Tetapi harapan tersebut kemudian muncul, isu penguatan harga emas kembali berhembus. Setidaknya pada hari ini dan kemarin harga emas masih sama. Ini menandakan emas akan kembali bangkit, dan kuat lagi.

Meredanya isu soal kenaikan suku bunga yang akan dilakukan oleh bank sentral amerika serikat atau The Feed membuat pasar kembali stabil. Setidaknya beberapa pekan lalu pasar dibuat bingung dan menanti keputusan dari the feed.

Hari ini ketika keputusan tersebut sudah hilang, mungkin tenggelam maka emas kembali Berjaya.  The fed mengumumkan tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga karena alasan inflasi yang tinggi.

"Kami tidak akan menaikkan suku bunga hanya karena kekhawatiran kemungkinan percepatan laju inflasi. Percepatan laju inflasi saat ini belum mencerminkan ekonomi secara keseluruhan, " jelas Powell, dikutip dari berbagai sumber.

 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama