Di awal bulan Desember 2020 ini, harga minyak dunia terus merosot sejak hari senin lalu. Pada hari senin akhir bulan November 2020 kemarin, harga minyak dunia Brent turun sekitar 1%. Kemudian, hari selasa ini juga mengalami penurunan kembali sekitar 20 sen atau 0,4% pada $47,68 per barel.
Selain itu, minyak dunia tipe West Texas Intermediate ini juga mengalami penurunan sekitar 27 sen atau 0,6% di angka $45,07 per barel. Sebelumnya, harga minyak West Texas Intermediate ini juga turun sekitar 0,4% di pekan sebelumnya. Hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran tersendiri bagi produsen minyak mentah dunia.
Penyebab Harga Minyak Dunia Kembali Jatuh di Awal Bulan Desember 2020
Faktor utama penyebab harga minyak dunia jatuh ini masih tetap sama, yakni mewabahnya virus corona di beberapa Negara. Hal ini menyebabkan daya beli Negara-Negara berkurang. Selain itu, isu resesi ekonomi global juga menjadi salah satu “biang keladi” dari harga minyak dunia yang kembali jatuh di awal bulan Desember 2020 ini.
Optimasi vaksin virus corona sempat meningkatkan harga minyak mentah dunia. Tercatat, di pertengahan bulan November saja harga minyak dunia meningkat sebesar 27%. Kenaikan harga minyak ini tentu saja disambut positif oleh para investor.
Sebab, kenaikan sebesar 27% menjadi yang paling signifikan selama periode wabah virus corona menyebar di berbagai Negara. Sehingga, permintaan bahan bakar minyak dapat dianggap kembali normal.
Namun, di akhir bulan November ini beberapa Negara harus mengambil kebijakan Lockdown karena wabah virus corona gelombang kedua. Sejak itulah, harga minyak dunia baik minyak dunia brent maupun minyak dunia West Texas Intermediate sama-sama tergelincir.
Upaya-Upaya untuk Mengembalikan Harga Minyak Dunia
Agar harga minyak dunia kembali stabil, tentu para pemangku kebijakan minyak dunia yang tergabung pada Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah mengambil kebijakan. Kebijakan tersebut diambil untuk menyelamatkan harga minyak dunia agar tidak semakin tergelincir.
Kebijakan pertama, OPEC selaku organisasi yang mengatur ekspor minyak mentah dunia telah menetapkan bahwa akan ada pengurangan produksi minyak mentah selama pandemi virus corona. Hal ini bertujuan agar tidak adanya penimbunan minyak mentah karena daya beli Negara-Negara yang mengalami resesi ekonomi global serta adanya wabah virus corona.
Kebijakan kedua, OPEC + akan menunda pembicaraan tentang kebijakan produksi minyak mentah untuk tahun 2021 hingga kamis depan. Para analisis OPEC + menyatakan bahwa mereka akan menganalisa terlebih dahulu harga minyak dunia untuk mengetahui penyebab dan solusi untuk mengembalikan harga minyak dunia agar tetap stabil.
Selain itu, penundaan pembicaraan tentang kebijakan produksi minyak mentah untuk tahun 2021 ini juga disebabkan oleh ketidaksepakatan antara “pemain utama” atau “investor utama” terkait jumlah produksi minyak dunia.
Melihat permintaan pembelian minyak mentah yang semakin menurun, maka “pemain utama” tentu akan membatasi pemompaan minyak di beberapa kilang minyak di Negara penghasil minyak terbesar dunia.
Analisa Harga Minyak Dunia Setelah OPEC + Mengambil Beberapa Kebijakan
Menurut beberapa analisis ekonomi dunia, harga minyak dunia akan kembali normal setelah OPEC + mengambil beberapa kebijakan di tengah upaya mengembalikan harga minyak mentah. Beberapa pengamat yakin bahwa wabah virus corona tidak berdampak signifikan terhadap penjualan minyak mentah.
Kebijakan pengurangan produksi minyak mentah ini dirasa sangat efektif. Sebab, Negara pengekspor tidak perlu menimbun minyak mentah. Negara yang tergabung dengan OPEC + ini tentu saja mempertimbangkan faktor risiko dibandingkan dengan keuntungan dari ekspor minyak.
Oleh sebab itu, di bawah Arab Saudi selaku pemimpin OPEC + ini telah menyetujui bahwa pemotongan produksi sebesar 2 juta barel akan tetap dilanjutkan hingga adanya pembicaraan lebih lanjut dengan para pemimpin OPEC di tanggal 3 Desember 2020 atau kamis mendatang. Dengan adanya pembicaraan tersebut, para pengamat ekonomi telah menganalisis bahwa harga minyak mentah akan kembali di kisaran $49,35 per barel
Harga minyak dunia kembali jatuh setelah wabah virus corona gelombang kedua dan isu resesi ekonomi global mulai menyerang di beberapa Negara dunia. Akibatnya, daya beli minyak mentah pun kembali anjlok. Untuk itu, OPEC + akan menunda pembicaraan guna menganalisis terlebih dahulu harga minyak dunia akankah kembali stabil atau makin merosot.