Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Lampaui Malaysia dan Tahiland, GACC Pastikan 2.278 Perusahaan Indonesia Terdaftar

Lampaui Malaysia dan Tahiland, GACC Pastikan 2.278 Perusahaan Indonesia Terdaftar

by Didimax Team

GACC atau Kementerian Kepabeanan China telah mengonfirmasi sejumlah perusahaan asal Indonesia telah resmi terdaftar, dan berhasil menggeser perusahaan dari beberapa Negara ASEAN lainnya. 

Pada 14 April 2022 lalu, General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) memastikan sebanyak 2.278 perusahaan asal Indonesia telah masuk ke daftar perusahaan asing dan tentunya sudah mendapat persetujuan. 

Jumlah ini tentu meningkat drastis dan berhasil membuat Indonesia mencatatkan diri sebagai jumlah perusahaan terbanyak diantara anggota ASEAN lainnya. Jumlah ini mengalahkan Vietnam, Thailand, dan juga Malaysia. 

Beberapa produk unggulan yang saat ini telah berkembang dan terus mengalami kenaikan nilai ekspor ke China diantaranya seperti logam mulia, produk turunan nikel, bahan bakar mineral, mutiara, dan berbagai produk unggulan lainnya. 

GACC atau General Administration of Customs of the People’s Republic of China merupakan salah satu jalan yang harus dilewati untuk bisa mengekspor barang ke China dengan aman dan tentunya legal. 

Setiap perusahaan asing wajib melakukan pendaftaran sarana produksi, produsen, dan sarana penyimpanan produk yang akan diekspor ke China. Setelah mendapatkan persetujuan GACC, semua produk asing akan mendapatkan label ekspor.

Setelah melalui perjalanan panjang dan tentunya melakukan pendekatan terhadap Kementerian Kepabeanan China, banyak perusahaan Indonesia yang berhasil lolos dan mendapatkan izin untuk melakukan ekspor ke China.

 

Indonesia Menjadi Negara Pengekspor Terbesar Diantara Negara ASEAN

Menurut data GACC yang telah diterima di Beijing (Minggu, 17 April 2022), jumlah perusahaan dalam negeri yang terdaftar di China merupakan yang terbanyak di antara negara-negara anggota ASEAN lainnya. 

Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing, Marina Novira Anggraini menyampaikan “sebagaimana telah diprediksi bahwa penerapan GACC Decree 248 memberikan dampak signifikan kepada kita”. 

Saat ini, jumlah perusahaan dalam negeri adalah 2.278 perusahaan, ini melebihi Vietnam (2.008), Thailand (1.631), Myanmar (1.052), dan Malaysia (1.021). Setiap perusahaan yang akan melakukan kegiatan di China wajib untuk melakukan pendaftaran terlebih dahulu di GACC. 

Setelah mendapatkan persetujuan, produk ekspor tersebut akan mendapatkan label ekspor, Marina menambahkan “masa berlaku registrasi ini selama lima tahun.” Sehingga jika dihitung, Indonesia harus memperbaruinya kembali pada tahun 2027 mendatang.

Selain mencatatkan diri sebagai negara pengekspor terbanyak diantara negara-negara ASEAN, nilai ekspor Indonesia ke China juga melesat tinggi. Surplus perdagangan yang saat ini telah dicapai Indonesia senilai 2,92 miliar US Dolar atau Rp. 41,95 triliun. 

Produk Ekspor Indonesia ke China

Selain mengimpor produk China, nilai ekspor Indonesia ke China juga tak kalah besar. Pada tahun 2021, nilai ekspor Indonesia ke China mencapai 63,63 miliar US Dolar atau setara dengan Rp. 914,16 triliun, data ini menunjukkan tumbuh 70,02% dari pencapaian tahun 2020.

Sedangkan nilai impor hanya 60,71 miliar US Dolar atau naik sebesar 47,87%. Dengan perhitungan ini, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar 2,92 miliar US Dolar atau setara dengan Rp. 41, 95 Triliun, data ini tercatat pada Februari lalu. 

Disamping itu nilai perdagangan bilateral Indonesia-China mencapai 124,34 miliar US Dolar atau Rp. 1,79 kuadriliun, meningkat sebesar 58,43%. Indonesia mencatatkan diri tidak hanya sebagai negara pengimpor, namun juga sebagai negara pengekspor. 

Beberapa produk unggulan Indonesia yang mengalami peningkatan nilai ekspor ke China hingga di atas 100% adalah bahan bakar mineral, produk industry penggilingan, produk turunan nikel. 

Selain itu juga ada produk logam mulia, produk keramik, mutiara alam, mutiara budidaya, olahan sayur, dan olah daging ikan. 

Dengan sumber daya Indonesia yang melimpah, tentunya juga akan meningkat nilai ekspor Indonesia ke berbagai negara adidaya lainnya. 

Selain hasil laut dan tambang, produk yang tak kalah berkembang pesat nilai ekspornya adalah industry makanan, kopi, teh, serta berbagai produk rempah-rempah yang naik sebesar 60%. Dengan ini, Indonesia menempati peringkat ketiga mitra dagang China.