Pada hari ini, sejak dibukannya bursa perdagangan pada hari kamis, rupiah kembali terlihat lesu. Di prediksi pada pekan ini rupiah akan lesu terhadap dollar Amerika serikat. Tanda-tanda ini sudah ada di pasar Non-Deliverable Market (NDF).
NDF sendiri adalah sebuah pasar perdagangan mata uang untuk jangka waktu yang tertentu. Dan patokan kurs tertentu pula, tetapi sebelumnya NDF belumlah ada di Indonesia baru beberapa negara yang memilikinya.
Seperti Singapura, Hong kong, New York dan kota-kota besar lainnya. Pasar NDF ini seringkali mempengaruhi peredaran mata uang dan nilai kurs mata uang dipasaran spot. Maka tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Sehingga tidak mengherankan jika BI ketika melihat pasar NDF dan nilai tukar rupiah kembali lesu, mereka langsung mengantisipasinya. Karena besar kemungkinan ini juga akan berlanjut pada pasar spot.
Beberapa hari yang lalu sebenarnya pasar mata uang rupiah sangat bagus, beberapa kali menguat dari mata uang negara asing. Tetapi hari ini mau tidak mau rupiah harus menyerah karena NDF memprediksi rupiah akan melemah.
Rupiah Kian Melemah
Hari ini rupiah diprediksi akan melemah setelah pasar NDF kembali merilis kurs mata uang beberapa negara. Dan salah satu yang lemah adalah mata uang Rupiah. Keadaan ini tentu di antisipasi oleh BI.
Maka kemudian bank Indonesia (BI) membantu pasar DNDF, meskipun tenor belum lengkap tetapi kedepan akan terus bertambah. Dengan begitu psikologis yang membantu rupiah di pasar spot bisa lebih rasional.
Oleh karena itulah rupiah tidak harus mengekor pada pasar NDF yang instrumennya dibentuk oleh pasar asing. Rupiah bisa tumbuh sendiri karena di dalam negeri sudah ada DNDF tadi.
Dengan begitu akan bertambah baik bagi pertumbuhan rupiah. Meskipun begitu BI terus memantau perkembangan dari melemahnya rupiah tadi. Diharapkan dengan adanya DNDF tadi, rupiah bisa menguat lagi.
Kedepan tentu akan ada pelemahan lagi, terlebih dari adanya the Fed yang memberikan pernyataan mengejutkan pada dunia. Dengan itu BI masih berharap dan optimis rupiah akan kembali kuat lagi beberapa pekan lagi.
Emas yang Juga Kian Terpuruk
Beberapa media bisnis meliput jika harga emas turun lagi. Pada beberapa pekan belakangan memang emas sedang dilanda krisis. sehingga angkanya terus turun. Dengan begitu menjadi penurunan paling tinggi.
Jika di bandingkan dengan tahun lalu, emas kembali perkasa. Tetapi tahun ini emas turun drastis. Hal ini disebabkan karena adanya penguatan terhadap mata uang dolar USA. Sehingga setiap kali emas akan mengalami penurunan harga.
Pada kamis ini, emas di pasar spot berada di level US$ 1.777,66/troy ons. Hal ini turun dari kemarin ke posisi 0,06%. Emas yang turun tersebut selain karena mata uang dolar.
Tetapi juga karena pemulihan ekonomi pasca covid. Hal ini menjadikan trend pelemahan nilai emas sejak sebulan terakhir adalah 6,39%. Ini menjadikan pelemahan paling tinggi sejak beberapa bulan terakhir.
Banyak pakar yang mencoba menganalisis jika trend penurunan ini akan terus berlanjut hingga beberapa pekan mendatang. Di harapkan emas tidak langsung dijual, karena ketika dijual akan langsung mempengaruhi pasar.
Dolar USA Naik Emas Ambruk
Beberapa pekan ini nilai emas terus turun, dan terkoreksi hingga sampai pada 6,39%. Kondisi ini menjadikan emas turun paling tinggi sejak beberapa bulan belakangan. Penyebabnya adalah dolar naik.
Perlu diketahui beberapa pekan belakangan dolar USA naik tinggi. Ini terjadi karena mata uang tersebut menguat perihal ekonomi negara tersebut yang berangsur-angsur membaik. Pelemahan ini berlangsung terus hingga sekarang.
Beberapa sumber menyebutkan jika mata uang dolar USA menguat 0,01% dari mata uang utama dunia. Di dalamnya termasuk EURO. Dalam waktu sebulan saja Dolar USA sudah berhasil naik ke posisi 2,41%..
Kenaikan yang terjadi pada dolar USA ini disebabkan oleh beredarnya isu tentang pengetatan kebijakan oleh the Fed (bank sentral USA). Dua pejabat teras The Fed, Michelle Bowman (Anggota Dewan Gubernur The Fed).
Dan Raphael Bostic (Presiden The Fed Atlanta) menyatakan bahwa tekanan inflasi boleh Cuma sementara. Namun dampaknya akan terasa dengan waktu yang cukup lama, dan bisa lebih dari perkiraan.
Pernyataan dari kedua pejabat tadi yang membuat taper tantrum hidup kembali. Kini semua negara menunggu keputusan dari Bank Sentral USA. Dan menantikan kebijakan apa yang akan mereka lakukan.