Setelah beberapa hari sebelumnya Dollar Australia sempat anjlok, saat ini AUD/USD mulai merangkak naik. Pelarangan dan pembatasan import batubara yang dilakukan oleh China terhadap Australia, sempat menjadi petaka bagi negeri tersebut. Akibat pembatasan tersebut, AUD sempat berada pada level terendah dan masih ditambah dengan kondisi stimulus AS yang tak kunjung jelas.
Kondisi politik dan ketidakjelasan negosiasi stimulus AS memang memberikan dampak besar terhadap banyak negara di dunia termasuk Australia. Selama masa ketidakjelasan tersebut, tidak hanya Dollar AS saja yang bergejolak akan tetapi mata uang lain juga menjadi tidak stabil. Akan tetapi setelah sempat babak belur pada pekan sebelumnya, kini AUD sudah mulai bisa bangkit kembali.
Bangkitnya AUD/USD bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah sentiment konsumen yang mulai naik kembali. Berdasarkan data dari Biro Statistik Australia, sentiment konsumen mengalami kenaikan sebesar 11,9 persen pada bulan Oktober ini dari 3.8 menjadi 105.0. Kenaikan ini sekaligus menjadi pencapaian tertinggi selama kurun 27 bulan terakhir.
Sentimen konsumen yang mulai meningkat disebabkan oleh kondisi perekonomian yang kian membaik dampak dari pandemic COVID-19. Indeks sentiment konsumen mengalami kenaikan sebesar 37 persen jika ditotalkan dengan presentase kenaikan bulan sebelumnya. Saat ini indeks sentiment berasa 10 persen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata enam bulan sebelum pandemi.
AUD Bangkit, Progres Untuk Perbaiki Kerugian
Bangkitnya AUD/USD pada awal pekan ini menjadi kabar baik untuk perekonomian negeri kanguru tersebut. Setelah sempat babak belur pada pekan-pekan sebelumnya, meningkatnya nilai tukar AUD menjadi angin segar. Jika kondisi ini bisa dipertahankan, pemerintah akan bisa memperbaiki perekonomian negara yang sempat mengalami kerugian selama beberapa waktu kemarin.
Meningkatnya sentiment konsumen Australia, membuat pengamat yakin bahwa kondisi ekonomi negara tersebut akan segera membaik. Saat ini sentiment konsumen telah meningkat di seluruh negara bagian, dengan kenaikan paling pesat terjadi di New South Wales yaitu lebih dari 17.5 persen.
Kenaikan sentiment konsumen Australia diharapkan mampu mendorong penguatan Dollar Australia atas Dollar AS. Saat ini pair AUD/USD berada di kisaran 0.7167 atau menguat 0.11 persen dari harga open harian. Dengan kondisi tersebut, AUD tengah berusaha memangkas kerugian yang didapatkan selama dua sesi sebelumnya. Akan tetapi, sentiment penghindaran risiko juga memiliki potensi untuk menahan penguatan AUD terhadap Dollar AS menjadi lebih jauh.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Westpac menunjukkan data bahwa sub indeks kondisi keuangan Australia saat ini meningkat sebesar 6.2 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, sub indeks kondisi keungan selama 12 bulan terakhir diprediksi akan meningkat sebesar 9.4 persen dan sejak menjadi yang tertinggi September 2013.
Analisis Teknikal Pergerakan AUD/USD Hari Ini
Hari ini AUD/USD dibuka dengan posisi 0.7163 dan sejauh ini telah naik 4 pips ke level 0.7167. Berdasarkan analisis teknikal, pergerakan jangka pendek AUD/USD masih cenderung neutral. Jika AUD/USD berhasil meningkat 0.7197 maka bisa berpotensi melanjutkan kenaikan ke level 0.7232 dan 0.7256. Akan tetapi sebaliknya, jika melemah dan menembus 0.7139 maka bisa berpotensi untuk terjun bebas ke 0.7114 dan 0.708.
Saat ini AUD/USD cenderung masih bergerak uptrend. Belum ada perubahan signifikan pada acuan area support atau resistance. AUD/USD masih bergerak di atas EMA 50 dan EMA 100 sehingga menunjukkan golden cross di time frame.
Untuk strategi trading hari ini, trader bisa melakukan buy jika konfirmasi sinyal bullish di area 0.71860 – 0.71514. Pada kondisi ini potensi target berada di kisaran 0.72074 – 0.72420. Selain itu trader dapat buy jika resistance 0.72420 tembus dengan valid. Ini membuka potensi target di kisaran 0.72766 – 0.7315.
Kondisi perekonomian Australia semakin membaik setelah sempat naik turun selama masa pandemic COVID-19. Ini terlihat dari sentiment konsumen yang mulai meningkat kembali pada bulan Oktober dengan sangat impresif. Kondisi ini juga menjadi penanda pemulihan kerugian Australia selama beberapa sesi terakhir akibat ketidakjelasan stimulus AS dan adanya pembatasan import batubara oleh China.