Pekan lalu pengumuman yang dibuat oleh Bank Sentral Amerika atau The Fed telah menjadikan banyak negara terkejut. Beberapa sektor terkena imbasnya, termasuk di dalamnya adalah emas yang ambruk.
Walau secara pasti bank sentral USA belum menyebutkan akan memberlakukan tapering. Tapi beberapa kalangan beranggapan jika kenaikan suku bunga akan dinaikkan, maka tapering juga akan dijalankan. Hal ini kemudian berdampak pada beberapa komoditas.
Tapering yang dilakukan oleh The Fed sebenarnya bukan kali ini saja, tetapi dahulu pada tahun 2013 sudah diberlakukan. Dan setelah dilakukan memicu beberapa sektor, seperti asset, komoditas, kurs mata uang.
Rencananya The Fed akan menaikkan suku Bunga pada tahun 2023, yakni 2 kali penaikan. Tetapi ada juga beberapa kalangan yang menyatakan jika suku Bunga bunga bisa dinaikkan ketika perekonomian AS lebih baik lagi.
Tapering Masih Belum Jelas Kapan Terjadinya
Jerome Powell sebenarnya belum menjelaskan kapan tapering akan diberlakukan. Meskipun begitu dirinya menjelaskan sudah berdiskusi dengan beberapa orang, sehingga memberikan isyarat tapering akan dijalankan. Termasuk juga beberapa analis dunia.
Beberapa analis mengatakan jika suku bunga dinaikkan lebih cepat dari biasanya maka kemungkinan besar tapering juga akan dinaikkan. Terlebih beberapa data mengatakan jika The Fed telah menaikkan proyeksi inflasi menjadi 3,4%.
Kathy Jones menjelaskan Jika The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali di tahun 2023, mereka harus mulai melakukan tapering lebih cepat untuk mencapai target tersebut. Dengan begitu suku bunga bisa dinaikkan lebih cepat.
Ketika pengumuman yang dibuat oleh the fed, indeks dari dolar USA naik pesat. Yakni naik ke 1,8% dengan level 92,346. Hal ini menjadikan penguatan terkuat sejak April lalu.
Pengumuman tersebut selain mempengaruhi nilai tukar mata uang asing. Juga mempengaruhi beberapa komoditi. Seperti emas, dan minyak, semuanya terpengaruh dan ada yang menguat atau melemah.
Dampak dari Pengumuman The Fed
Pengumuman The Fed yang akan melakukan penaikan suku bunga pada tahun 2023 mendatang membuat banyak negara terkejut. Akibatnya beberapa harga komoditi dinilai anjlok, seperti emas murni. Sementaraminyak malah menguat.
Tetapi secara keseluruhan banyak komoditi yang tertekan dari penguatan mata uang Dolar USA tadi. Beberapa analis mengatakan ada 19 komoditi yang terpengaruh terhadap penguatan dolar USA akibat pengumuman dari The Fed.
19 komoditi tadi dibagi menjadi 4 kelompok besar. Pertama adalah kelompok agrikultur sebesar 49%, Kemudian ada energy sebesar 39%, industry logam 13% dan logam mulia sebesar 7%.
Pada tahun 2013 the fed telah melakukan hal tersebut, pada tahun ini the fed menerapkan QE dalam 3 bagian atau tahap. Pertama adalah mulai November 2008, kemudian tahap kedua adalah 2010 dan terakhir adalah tahun 2012.
Nasib Logam Mulia Setelah Tapering
Beberapa kalangan mengatakan jika dampak buruk yang terjadi adalah dengan emas dan logam mulai yang lainnya. Ini terjadi karena akibat dari pengumuman yang dibuat oleh the fed kemarin.
Hal ini menjadikan emas kembali terpukul, dari data Refinitiv, pada pekan lalu emas turun pada 6,04 % ke US$ 1.763,34/troy ons. Ini menjadikan sebuah penurunan terbesar sejak terakhir pada maret 2020.
Kenaikan suku bunga menjadikan mata uang Dolar USA naik ke posisi yang lebih tinggi. Ini menjadikan komoditi emas sudah tidak banyak diminati oleh masyarakat. Karena itulah menyebabkan emas turun harganya ke posisi terendah.
Harga emas masih akan cenderung buruk, hal ini didasarkan pada hasil survey yang dilakukan oleh Kitco. Ini menunjukkan emas akan terus tertekan terhadap dolar Amerika, sehingga perlu melihat kebijakan lainnya agar emas stabil.
Komoditas Indonesia Juga Terpuruk
Indonesia dalam segi ekspor menaruh perhatikan cukup besar pada sektor batu bara dan minyak kelapa sawit. Dua komoditi tersebut menjadi salah satu yang diunggulkan oleh Indonesia, dan menyumbang banyak pendapatan.
Tetapi pasca adanya pengumuman kenaikan suku Bunga oleh the Fed, maka berdampak pada hampir seluruh komoditi di dunia. Termasuk di Indonesia, sektor batu bara dan kelapa sawit juga terkena imbasnya.
Pasca pengumuman The fed harga minyak kelapa sawit terjun bebas. Yakni turun sebesar 6,5%, ini merupakan salah satu penurunan yang cukup besar pada 5 pekan terakhir. Sektor lainya adalah batu bara yang juga mengalami penurunan.