Meningkatnya pergerakan Dolar Amerika Serikat memang sudah terjadi sejak hari Selasa, 27 April. Pergerakan terus terjadi meskipun kondisi berada dalam titik terendah. Para Investor terus mengkosolidasikan kenaikan dolar tersebut menjelang pertemuan oleh the Feed.
The Feed rencananya akan mengadakan rapat untuk memutuskan kebijakan terbaru terkait dengan Federal Reserve AS. Dari berita yang beredar, mata uang Amerika Serikat ini mengalami peningkatan hingga 0,10%. Hal ini terjadi pada kurang lebih pukul 1 siang.
Mata Uang USD Belum Punya Cukup Kekuatan
Di tanah air, mata uang rupiah mengalami penurunan cukup tipis. Penurunan tersebut terjadi dalam jumlah kurang lebih 0,03% menuju 14.485, dalam USD. Sedangkan untuk pasangan USD/ CNY turun tipis 0,01% pada angka 6,4389.
Disisi lain, untuk pasangan GBP/USD mengalami penurunan dalam batas cukup tipis sekitar 0,05% pada angka 1,2077. Meskipun demikian, para pelaku investasi nyatanya masih berbaris kepada dollar. Mereka tetap bertahan meskipun terbilang dollar belum punya kekuatan.
Munculnya rangkaian ekspektasi memang menunjukkan bahwa pada kenyataannya kekuatan dollar pada tahun 2021 memang berkurang. Terjadinya program vaksinasi yang terlampau cepat serta adanya pengeluaran fiskal besar-besaran yang menjadi salah satu penyebabnya.
Hal-hal tersebut rupanya telah diperhitungkan dengan matang secara mayoritas. Hal ini telah disampaikan secara langsung oleh Ryobi Systems Suzuki selaku dengan Kepala Keuangan kepada Reuters.
Hingga sekarang ini, para pelaku investasi sedang menunggu kebijakan dari Fed. Kebijakan tersebut dimunculkan pada hari Rabu, 28 April 2021. Mereka kabarnya akan melakukan beberapa poin khusus pada Komentar Jerome Powell selaku ketua.
Jerome Powell dalam hal ini dimungkinkan akan menghadapi berbagai macam pertanyaan. Pertanyaan tersebut antara lain mengenai prospek ekonomi yang lebih membaik dan menjamin penarikan terhadap bank sentral yang akan melakukan pelonggaran.
Gavin Friend terhadap Reuters telah mengatakan kendati reflasi perdagangan pada mata uang di luar dollar seharusnya akan tetap berjalan. Hingga akhir Maret 2021, Dollar AS memang telah anjlok hingga 3%.
Hal tersebut merupakan imbas dari hasil Treasury Amerika karena berada dalam kisaran cukup sempit setelah mengalami penurunan. Penurunan tersebut kurang lebih terjadi mencapai level 14 bulan pada angka 1,7760%.
Perhatian Tertuju Pada Rapat The Fed
Kini, hampir semua investor memfokuskan perhatiannya pada rapat yang akan diselenggarakan oleh rapat dari The Fed. Hal itu tetap terus berlangsung. Meskipun jika dilihat, sama sekali tidak akan ada yang berubah pada kebijakan moneter.
Terdapat keyakinan bahwa pada kenyataannya, saat sekarang ini pasar ekonomi mendunia tengah berada dalam jalur pemulihan. Hal ini terjadi bahkan ketika situasi Virus Corona di India tengah menimbulkan kecemasan tersendiri dan berdampak pada dollar yang terbebani.
The Fed nampaknya akan membiarkan ekonomi terus berjalan panas dan mereka hanya akan membatasi akomodasi ketika pemulihan telah tercapai. Ini merupakan prediksi yang ditunjukkan secara langsung pada analisis ING pada catatannya.
Hal cukup menarik terjadi pada hari Selasa, 27 Maret 2021 lalu. Ketika hari itu, lelang sebesar $62 milliar terjadi dari Obligas AS tenor selama 7 tahun. Ini menunjukkan bahwa lelang utang tujuh tahun pada bulan Februari memang sangat lemah.
Ini menunjukkan kenaikan imbal hasil yang terjadi dengan sangat dramatis. Akhirnya, kejadian tersebut membuat dollar cukup beranjak naik. Perdagangan yang tenang terus terjadi saat 27 April 2021 hingga mencapai level paling rendah.
Dollar AS hingga sekarang akhirnya telah bangkit dari kuburnya untuk menggempur pada hampir semua mata uang di berbagai belahan dunia. Ini termasuk pada mata uang Dollar Australia, Euro, Poundsterling, dolar Kanada, Franc, dan dolar New Zealand.
Rupanya, bukan hanya dollar AS yang hanya menekan mata uang Asia secara bersamaan. Hal tersebut juga termasuk dollar Taiwan, yen, yan, Baht, dollar Singapura, hingga mata uang Rupiah.
Hingga sekarang ini, rupiah menguat pada sebagian mata uang regional. Contohnya saja baht sebesar 0,7%, Taiwan 0,29%, yuan 0,04%, dollar Singapura 0,02%, dan Hongkong (-0,11%). Sedangkan Ringgit dan Won terus stagnant.
Nilai tukar rupiah bisa dikatakan banyak hijaunya per tanggal 27 April 2021. Para investor harus bersiap siaga untuk menghadapi hal tersebut. Kebijakan the Fed akan terus dinantikan oleh semua investor meskipun kondisi Dolar Amerika Serikat terus melonjak tajam.