Kabar terbaru mengenai keadaan dari mata uang Dolar AS sedang berada di posisi tertekan akibat dari menunggu hasil akan stimulus akan direalisasikan setelah terdapat pelantikan dari Joe Biden menjadi presiden Amerika Serikat. Antisipasi pun sudah mulai dilakukan oleh banyak pihak mengenai berita tersebut.
Untuk fiskal juga telah dilakukan antisipasi berupa keadaan di mana banyak aset – aset akan melambung dengan keadaan high risk. Meskipun sudah terlihat secara nyata, namun tentu saja optimisme pasar akan stimulus tersebut masih belum dapat ditentukan atau terdapat kemungkinan ketidakpastian yang bisa terjadi.
Sedangkan kini mata uang Pound sedang terus berada pada posisi menguat dengan lebih lanjut berada di angka kisaran 1.3700 setelah sebelumnya naik sebanyak 0.3 % dibandingkan dengan nilai USD. Ini terjadi untuk perdagangan pada awal sesi Eropa terjadi kemarin, Kamis tanggal 21 Januari tahun 2021.
Keadaan dari Dolar Amerika Serikat kini sedang banyak mendapatkan tekanan besar dari beberapa mata uang mayor. Hal tersebut terjadi ketika hari pertama pemerintahan Presiden baru mereka Joe Biden mulai berada di pemerintahan dan Amerika juga dikabarkan akan segera mengeluarkan stimulus fiskal.
Dari kabar yang ada, dana bisa dikeluarkan adalah sebanyak USD 1.9 triliun untuk membantu keadaan ekonomi menjadi lebih baik akibat dari virus corona. Namun demikian, ada juga isu berupa ketidakpastian dana direalisasikan dan dapat digunakan sesuai dengan rencana telah dibuat sebelumnya.
Presiden baru Amerika Serikat yaitu Joe Biden telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk masa peresmian (inagurasi) di Gedung Putih. Pada kesempatan tersebut telah dilakukan pembatalan beberapa kebijakan telah dibuat oleh Presiden sebelumnya yaitu Donald Trump.
Antisipasi Stimulus yang Akan Digelontorkan AS
Untuk antusiasme di pasar sendiri juga semakin meningkat akibat dari stimulus tersebut akan menjadi salah satu bantuan bagi mereka. Selain itu, berita mengenai bantuan akan diberikan tersebut memberikan optimisme baru untuk pasar perdagangan internasional bisa kembali berjalan seperti sebelum masa pandemic.
Untuk realisasi dari dana sebanyak $ 1.9 triliun tersebut masih merupakan bantuan dijanjikan oleh pemerintahan Amerika Serikat. Setelah pelantikan Presiden AS, kemudian terdapat beberapa pemberhentian kebijakan seperti yang telah dibahas sebelumnya. Ada pun beberapa pemberhentian tersebut sesuai dengan janji masa kampanye.
Pertama Presiden Joe Biden telah melakukan penghilangan kebijakan penghentian pendirian untuk tembok perbatasan di Amerika Serikat dengan Meksiko. Selanjutnya AS juga akan mulai bergabung kembali dengan Paris Agreement sebagai salah satu janji yang telah dikatakan saat berada di masa kampanye.
Selain itu, untuk mengatasi masalah berupa virus corona juga telah dilakukan kebijakan berupa penggunaan masker secara lebih ketat pada properti pemerintahan secara federal. Dengan begitu, diharapkan Covid – 19 dapat segera teratasi dan kasus dari terinfeksi akan dapat ditangani dengan baik.
Berita lainnya juga muncul dari calon Menteri Keuangan di AS yaitu Yellen yang mengatakan bahwa dukungan untuk stimulus fiskal ditujukan untuk memberikan rencana penyelamatan masalah ekonomi terjadi di Amerika Serikat. Dari dukungan Yellen tersebut sudah terlihat jika masih ada kemungkinan untuk kegagalan dalam pengesahan kebijakan.
Perubahan stimulus menjadi bernilai lebih rendah juga mungkin saja dapat terjadi. Masih banyak risiko dapat terjadi ketika kebijakan tersebut belum dapat disahkan dan mulai diberikan membantu optimisme pasar menjadi semakin baik. Di segi kekuatan pun tidak semua pendukung Biden berada di kursi Senat.
Optimisme Stimulus dari Menteri Keuangan Yellen
Dari dukungan telah diberikan oleh Yellen rupanya masih belum memberikan dampak lebih baik akan pasar mau mengambil risiko lebih banyak. Berdasarkan perkataan dari Kepala Strategis Makro AS yaitu Jim O’Sullivan juga mengatakan bahwa optimisme stimulus dapat keluar diatas $ 1 triliun menjadi ketidakpastian.
Dikatakan jika untuk mendapatkan dana sebesar $ 1 triliun setidaknya dibutuhkan 10 orang Senator Republikan yang mendukung perealisasian dana. Maka dari itu, mengenai hasil final stimulus fiskal masih terus terombang – ambing dan bisa saja memicu akan kekecewaan besar untuk pasar perdagangan.
Selain itu, risiko untuk terjadi kejatuhan saham juga aset – aset menjadi semakin berisiko tinggi jika dana tidak dapat disetujui. Menurut analis hal tersebut memang berkemungkinan untuk terjadi melihat situasi ada saat ini. Namun dikatakan jika hal tersebut hanya akan terjadi sementara sembari menunggu kebijakan selanjutnya.
Kemudian arahan lainnya dari kebijakan oleh Yellen juga akan digunakan untuk menekan kurs Dolar AS agar dapat digunakan dalam jangka waktu lebih panjang. The Fed juga sudah mengatakan jika Yellen terus melakukan kebijakan untuk suku bunga rendah mendorong full-employment.